Harga Komoditas Logam Positif - Antam Bidik Penjualan Bijih Nikel 2,6 Juta Ton

NERACA

Jakarta - Di semester kedua tahun ini, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) terus memacu penjualan seiring dengan penambahan kuota ekspor dan masih positifnya harga komoditas logam. "Pada semester II/2018, kami akan memacu penjualan terutama komoditas bijih nikel dan bauksit, seiring dengan meningkatnya kuota ekspor,”kata Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo di Jakarta, kemarin.

Perseroan memiliki kuota ekspor bijih nikel sejumlah 3,9 juta wmt dan akan mengajukan tambahan kuota 600.000 wmt. Dengan demikian, volume penjualan bijih nikel pada paruh kedua 2018 dapat mencapai 2,6 juta ton. Adapun, kuota ekspor bauksit pada tahun ini sebesar 1,2 juta wmt. Pada semester II/2018, potensi pengapalan keluar negeri mencapai 944.000 wmt. Sementara itu, penjualan emas dan feronikel pada semester II/2018 diperkirakan cenderung flat atau sama seperti 6 bulan sebelumnya

Sebagai informasi, pada semester I/2018 perusahaan membukukan pendapatan anudited sebesar Rp11,85 triliun. Nilai itu melonjak 293% year-on-year (yoy) dari sebelumnya Rp3,1 triliun. Penjualan emas berkontribusi 62% atau Rp8,2 triliun. Volume pemasaran batu kuning melonjak 318% yoy menjadi 13,76 ton. Selanjutnya, segmen feronikel berkontribusi 21% atau Rp2,53 triliun. Volume penjualannya menanjak 94% yoy menuju 12.879 Tni (ton nikel dalam feronikel) per Juni 2018.

Adapun, penjualan bijih nikel melambung 486% yoy menjadi Rp858 miliar. Volume pemasaran juga melonjak 138% yoy menuju 1,93 juta wet metric ton (wmt).  Terakhir, penjualan bauksit per Juni 2018 mencapai Rp125 miliar. Volume penjualan naik 100% yoy menjadi 256.000 wmt.

Selain itu, kata Arie Prabowo, perseroan berniat untuk mengakuisisi 20% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO).”Kami tertarik. Tapi kan semuanya tergantung penawaran, harga berapa, valuasinya berapa dan sebagainya, lalu shareholder agreement bagaimana," ujar Arie.

Lebih lanjut, dia mengatakan, misi holding tambang itu kan bagaimana menguasai cadangan nasional, sehingga setiap perusahaan yang mau divestasi maka pihaknya pasti tertarik.”Tertarik bukan berarti harus beli ya. Dilihat dulu valuasinya bagus atau tidak," tutur Arie.

Adapun terkait hal tersebut, dirinya mengakui memang belum ada pembicaraan lebih lanjut dan baru sebatas menyatakan minatnya saja. Namun, dirinya menilai, pada dasarnya mengakuisisi Vale Indonesia adalah hal yang mudah."Saya rasa bisa dengan project financing saja, sama seperti akuisisi Freeport lah, karena pada dasarnya mereka sudah punya BITDA, dan sebagainya juga," ungkap Arie.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…