NERACA

Jakarta  - Laris manisnya penjualan proyek milik PT PP Properti Tbk (PPRO) di semester pertama kemarin, menjadi alasan bila kondisi yang sama juga akan terjadi di kuartal tiga tahun ini. Perseroan  memproyeksikan capaian pemasaran atau marketing sales hingga akhir kuartal ketiga tahun ini akan mencapai Rp3 triliun atau 80% dari target perseroan hingga akhir tahun Rp3,8 triliun.

Taufik Hidayat, Direktur Utama PP Properti, mengatakan bahwa kinerja penjualan perseroan sepanjang tahun ini cukup menggembirakan. “Proyek-proyek yang diluncurkan perseroan selama ini behasil mendulang minat yang besar tidak saja dari pembeli individual, tetapi juga dari institusi dengan pembelian porsi besar atau bulk sales.”ungkapnya di Jakarta, kemarin.

Oleh karena itu, dirinya menyakini proyeksi pada kuartal ketiga atau sampai dengan akhir September nanti marketing sales akan sedikit di atas Rp3 triliun akan tercapai. Meskipun capaian marketing sales berpotensi melampaui target, Taufik menegaskan, pihaknya tidak akan menaikkan target marketing sales tahun ini sebesar Rp 3,8 triliun.

Hingga akhir Juli lalu marketing sales emiten dengan kode saham PPRO ini sudah mencapai Rp2,6 triliun. Perseroan masih akan meluncurkan sedikitnya 4 proyek apartemen baru di sisa tahun ini untuk mengejar target marketing sales perseroan. Belum lama ini, perseroan juga mengembangkan hunian aercocity di kawasan bandar udara Kertajati dengan target seluas 300 hektar.

Untuk proyek tersebut, PP Properti telah mengeluarkan modal awal senilai Rp 150 miliar dan saat ini, perseroan telah melakukan pembebasan lahan seluas 130 hektar dengan sistem penukaran modal dengan lahan ke anak usahanya yang mengerjakan proyek tersebut.”Jadi ini sistemnya usaha gabungan (Joint Venture/JV) ya, jadi total itu Rp 187 miliar jadi porsi dari partner yaitu PT Bandara Internasional Jawa Barat Aerocity Development (BIJB AD). Jadi itu semua digunakan untuk membeli lahan,"kata Indaryanto, Direktur Keuangan PPRO.

Sementara itu, dana yang diperoleh perusahaan dalam melakukan pengembangan awal proyek berasal dari kas internal. Dana tersebut juga bagian dari total target anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) pada tahun ini senilai Rp 1,8 triliun. Hingga semester I tahun ini, perseroan telah menggelontorkan belanja modal senilai Rp 900 miliar. "Untuk pembangunan pertama nanti satu tower sekitar 30 hektar luasnya, pembagunannya dimulai akhir tahun ini, untuk tempat keberangkatan yang mau berangkat haji dan umroh. Di sana nanti untuk sebagain orang Jawa Barat dan Jawa Tengah sebelum berangkat," tambahnya.

Diperkirakan, selain tower tersebut perseroan juga akan memperluas area wilayah aerocity dengan membangun fasilitas seperti perkantoran, hunian hingga area komersial untuk menunjang aktivitas dari Bandara Kertajati.