Empat Negara Berpotensi Bantu Krisis Turki

Turki menjadi sorotan usai mata uang Lira turun tajam. Bahkan Lira Turki sudah susut lebih dari 35 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada 2018. Penurunan lira Turki menekan pasar keuangan global.

Lira Turki sempat sentuh posisi 7,24 terhadap dolar AS. Di sisi lain, inflasi sentuh posisi 15,6 persen di tengah pelemahan lira. Biaya barang semakin naik dorong kenaikan inflasi.

Mengutip laman Aljazeera, krisis Turki ini awalnya dipicu usai Presiden AS Donald Trump umumkan lewat akun media sosial Twitter untuk menerapkan kenaikan tarif impor aluminium dan baja Turki masing-masing menjadi 20 persen dan 50 persen.

Langkah tersebut sebagai upaya menekan Turki melepaskan evangelis AS Andrew Brunson. Adapun Turki mengekspor baja dan aluminium ke AS senilai USD 1 miliar. Turki juga menerapkan kenaikan tarif untuk produk AS antara lain mobil, alkohol, dan rokok.

Trump tampaknya berusaha untuk menekan Turki. Bahkan pemerintahan AS menolak kesepakatan dengan Turki. AS diperkirakan jatuhkan sanksi kepada Turki pada pekan ini.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun tampaknya hanya memiliki beberapa pihak untuk menyelamatkan negaranya.

Dia membutuhkan lebih banyak bantuan. "Dalam fase keputusasaan, kami tidak melihat masalah Turki seperti tingkat krisis utang Yunani sekitar 2010," ujar Vladimir Signorelli, pendiri Bretton Woods Research seperti dikutip dari laman Forbes, Selasa (21/8/2018).

Saat itu, krisis utang Yunani, ketika bank sentral Eropa, Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional sepakat selamatkan Yunani. Credit default swap (CDS) atau risiko investasi isyaratkan kemungkinan gagal bayar 65 persen. Adapun Turki hanya 20-25 persen, naik dari 16 persen pada kuartal I 2018.

Berikut opsi potensi bantuan bagi Turki berdasarkan laporan yang diterbitkan Bretton Woods pada 16 Agustus.

 

1.Rusia

Hubungan antara Erdogan dan Vladimir Putin sebelumnya hadapi tantangan. Putin menuturkan, Erdogan membantu mendanai ISIS di Suriah dengan beli minyak dari kelompok tersebut. Erdogan tembak jatuh pesawat Rusia. Ini bukan sepenuhnya persahabatan yang kokoh. "Moskow adalah yang paling mungkin datang," tutur Signorelli.

Ada potensi bisnis untuk Rusia yang mungkin bersedia ulurkan tangan jika Erdogan mungkin tidak dapat melanjutkan aliran gas alam Turki. Sebelumnya, pipa gas alam alternatif Ukraina dibangun di Turki.

 

2. Eropa

Meski tidak disebutkan dalam laporan Bretton Woods, Turki menampung puluhan ribu pengungsi Suriah. Ini bisa dianggap untuk melawan Eropa. Turki bisa memohon bantuan lebih banyak untuk menahan para pengungsi dan hanya mengatakan tidak punya waktu dan energi untuk merawat pengungsi.

Ini jadi alat Erdogan yang dapat digunakan untuk mendukungnya. Bahkan Eropa perlu membayar biaya karena lokasi Turki yang efektif untuk gelombang pasang migran ke Eropa. “Semua dampak perang pemerintahan Trump dengan Turki jatuh ke Eropa,” tulis Signorelli.

Bank-bank Uni Eropa lebih terpapar Turki daripada bank AS. Turki termasuk pusat keuangan dengan biaya rendah untuk industri Eropa. Turki juga seperti anggota bayangan Uni Eropa. Bank Sentral Eropa dapat memohon bank sentral AS untuk melakukan operasi yang pada dasarnya mencerminkan dolar AS. Ini dapat buat lira Turki sedikit ruang bernafas.

 

3. China

Beijing dapat tawarkan Turki jalur vital. Hal itu berdasarkan laporan Bretton Woods. Operasi penyelamatan akan bantu Turki untuk terlibat dalam jalur sutra modern China di titik geografis yang sangat penting di daratan Eurasia.

Akan tetapi, China adalah China. Xi Jinping mungkin hanya mengulurkan tangan dengan ikatan. Penjualan pelabuhan Piraeus Yunani kepada China pada 2016 senilai 368 juta euro menjadi bumerang. Di sisi lain Turki memiliki properti komersial yang bagus, baja dan energi yang dapat mudah menarik minat China sehingga mendorong pemerintah Turki bersedia menjual dengan harga diskon untuk tutupi biaya di tempat lain.

 

4. Qatar

"Qatar adalah taruhan terbaik untuk Erdogan," ujar Signorelli. Erdogan secara pribadi dekat dengan Emir, Tamim bin Hamad al Thani. Erdogan dipercaya simpan sebagian besar aset pribadinya di bank-bank Doha. Turki pun mempertahankan pasukan di Qatar sebagai pertahanan terhadap Saudi. Bahkan ketika Turki mencari hubungan yang lebih baik dengan Riyadh.

Qatar berjanji untuk investasi USD 15 miliar di pasar keuangan Turki dan bank. Ini langkah besar pertama untuk dukung Erdogan. Jika krisis memburuk, Qatar dapat diandalkan untuk beri lebih banyak dukungan diikuti China, dan Eropa dalam waktu dekat.

 

Ramai-Ramai Menopang Ekonomi Turki

 

China menawarkan bantuan kepada Turki yang sedang dilanda krisis mata uang. Namun, Turki memiliki pilihan lain dibanding harus mengambil bantuan tersebut. Menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, pada dasarnya krisis yang melanda Turki dikarenakan fundamental ekonomi yang tidak terkendali. Pasalnya, pemerintahan Turki saat ini tengah menggenjot pertumbuhan ekonomi sehingga menimbulkan defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) yang lebar. "Jadi memang krisis ini karena fundamental yang buruk. Karena kebijakan sangat mendorong pertumbuhan dan mereka lupa defisit transaksi berjalan melebar hampir 6%," kata dia kepada detikFinance.

Dari permasalahan tersebut, Joshua menilai perlu adanya perbaikan dari bank sentral Turki, yakni dengan menaikkan tingkat suku bunga. Dengan begitu diharapkan lira atau mata uang Turki bisa kembali menguat.

Pasalnya, saat ini bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed berencana untuk menaikkan beberapa kali lagi suku bunga yang tentu akan berdampak pada nilai tukar mata uang negara berkembang termasuk lira milik turki.

"Memang solusi dari dalam negeri harus didorong. Jadi salah satunya dibenahi fiskal dulu dengan menaikkan suku bunga. Kalau tidak, lira akan terus melemah Karena dalam setahun ini dipengaruhi The Fed dan perang dagang AS-China," sambung dia.

Walaupun begitu, menarik investasi dari luar, dengan utang dari bilateral seperti China maupun dari multilateral seperti World Bank bisa jadi solusi pamungkas bila berbagai upaya sebelumnya dinilai kurang ampuh.  "Ya tadi, kalau dilihat sejauh mana. Kalau sudah dinaikkan nggak berhasil, ya tentunya mau nggak mau investasi dari bilateral supaya ada menutupi CAD kan perlu investasi dan investasi bentuk dari utang bilateral seperti China atau multilateral seperti World Bank atau IMF," tutup dia. (dbs)

 

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…