Dokter Hanya Mendengar Keluhan Pasien Selama 11 Detik

Pergi ke dokter untuk alasan kesehatan adalah sesuatu yang lumrah. Selain dianggap sebagai orang yang lebih paham mengenai penyakit yang diderita, sudah menjadi kewajiban seorang dokter untuk mengupayakan kesembuhan pasien dikutip dari CNN Indonesia.com

Saat menemui dokter, pasien akan diminta untuk menceritakan keluhan yang dialami pada tubuhnya terlebih dahulu. Apakah mengalami gejala-gejala yang nantinya diindikasikan ke beberapa penyakit tertentu atau tidak. Namun, tahukah Anda, dalam beberapa kasus, tidak semua dokter memberikan waktu yang cukup kepada para pasien untuk mengungkapkan keluhan-keluhan yang dirasanya.

Studi yang diterbitkan dalam Journal of General Internal Medicine baru-baru ini menyebutkan bahwa hanya 36 persen pasien yang mendapatkan kesempatan mengungapkan keluhan-keluhannya saat menemui dokter umum. Melansir The Daily Meal, angka itu diklaim lebih sedikit jika dibandingkan dengan orang-orang yang pergi ke dokter untuk perawatan khusus. Sementara itu, hanya 20 persen dari dokter spesialis yang menanyakan pasien soal keluhan-keluhan yang dirasa.

Kegiatan ini mengungkapkan keluhan pada dokter penting dilakukan di awal pemeriksaan guna memberikan perawatan yang fokus, efisien, dan terpusat. Tanpa komunikasi itu, pasien kemungkinan besar tak dilibatkan dalam pengambilan keputusan medis.

Tak semua dokter mengabaikan waktu bagi pasien untuk mengungkapkan keluhannya. Tapi, jikapun ada, beberapa dokter hanya memberikan waktu bagi pasien selama 11 detik untuk berbicara. Padahal, penelitian sebelumnya mencatat bahwa pasien membutuhkan waktu rata-rata selama 30 detik pada dokter umum dan 92 detik untuk dokter spesialis.

Para peneliti menjelaskan bahwa kurangnya waktu yang diberikan kepada pasien untuk berbicara bisa jadi terkendala oleh waktu, keterampilan komunikasi pasien, atau faktor kelelahan dokter. Kendati demikian, peneliti menegaskan bahwa pasien tak akan mendapatkan perawatan yang baik apalagi komunikasi tak berjalan sebagaimana mestinya.

Para ahli dari Harvard Medical School memberikan saran agar pasien mencatat poin-poin penting yang akan disampaikan pada dokter sebelum bertemu. Selain itu, pasien juga bisa mengajak seseorang untuk memastikan apakah komunikasi yang terjadi di antara keduanya berjalan efektif atau tidak.

Terakhir yang perlu diingat, jangan menahan informasi apapun. Sebaiknya beritahukan secara detail kepada dokter apa yang selama ini dirasakan. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah deteksi dini penyakit sebelum terlambat.

BERITA TERKAIT

Saat Perjalanan Mudik - Pembesaran Prostat Tak Dianjurkan Konsumsi Minum Manis

Mudik sehat, aman dan nyaman tidak hanya disiapkan dari infrastruktur jalan tetapi juga perlu diperhatikan kesiapan dan kesehatan para pemudik.…

Mengenal dan Deteksi Awal Penyakit Papiledema

Terbatasnya penglihatan dan bahkan nyaris buta yang diderita mantan kiper Timnas Kurnia Mega diketahui karena mengidap penyakit papiledema sejak 2017…

Jaga Kesehatan Saat Mudik, Simak Tipsnya

  Mudik menjadi budaya yang dilakukan orang Indonesia seusai sebulan berpuasa selama Ramadan. Namun, perjalanan jauh sering kali memengaruhi kesehatan…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Saat Perjalanan Mudik - Pembesaran Prostat Tak Dianjurkan Konsumsi Minum Manis

Mudik sehat, aman dan nyaman tidak hanya disiapkan dari infrastruktur jalan tetapi juga perlu diperhatikan kesiapan dan kesehatan para pemudik.…

Mengenal dan Deteksi Awal Penyakit Papiledema

Terbatasnya penglihatan dan bahkan nyaris buta yang diderita mantan kiper Timnas Kurnia Mega diketahui karena mengidap penyakit papiledema sejak 2017…

Jaga Kesehatan Saat Mudik, Simak Tipsnya

  Mudik menjadi budaya yang dilakukan orang Indonesia seusai sebulan berpuasa selama Ramadan. Namun, perjalanan jauh sering kali memengaruhi kesehatan…