Perluas Penertasi Pasar Ekspor - Sido Muncul Bidik Penjualan Ekspor Tumbuh 5%

NERACA

Jakarta – Masih rendahnya kontrisbusi pendapatan ekspor yang hanya 2% dari total penjualan, mendorong PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menggenjot lebih agresif lagi kontribusi penjualan dari ekspor. “Saat ini kontribusi penjualan ekspor masih rendah, dibawah 2% dan kedepa kita akan terus genjot dengan penetrasi pasar ekspor lebih luas lagi,”kata Leonard, Direktur SIDO di Jakarta, kemarin.

Pada Juni 2017, Sidomuncul telah membuka kantor cabang di Filipina, sementara perusahaan juga telah mendirikan Muncul Nigeria Limited sebagai anak perusahaannya untuk mengembangkan pemasaran di Afrika. Leonard menambahkan, saat ini SIDO memang tengah fokus pada pemasaran di Nigeria dan Filipina. Dengan penambahan kapasitas produksi yang mencapai 100 juta sachet per bulan melalui pabrik Herbal Cairan Obat Dalam (COD) II, SIDO menargetkan dapat meningkatkan kontribusi ekspor hingga 5%.

Saat ini, negara yang berkontribusi besar dari penjualan ekspor ialah Malaysia. Namun Leonard enggan merinci lebih lanjut besaran angkanya. "Selain ekspor, kami rasa pasar di Indonesia masih sangat luas dan potensial jadi kami juga tetap fokus berjualan dalam negeri," terangnya.

Perseroan juga menyampaikan optimistis rampungnya pabrik cairan obat dalam (COD) dengan kapasitas 100 juta kemasan per bulan akan meningkatkan pertumbuhan pendapatan hingga 10%. Kata Leonard, investasi di COD tidak akan memberikan dampak pada kinerja 2018. Namun, dampak positif akan terlihat pada 2019. "Tentunya, kami ekspektasi ada peningkatan pada 2019, minimal 10% kenaikan dari penjualan," ungkapnya.

Dia mengatakan. COD II mengusung konsep modern dan terkomputerisasi, sehingga mampu memproduksi semua varian jamu cair. Selain itu, sistem produksi tersebut juga lebih terintegrasi dan efisien, serta mampu menghindari kesalahan proses produksi akibat dari kelalaian manusia. Hingga Juni 2018, nilai penjualan emiten bersandi saham SIDO senilai Rp1,27 triliun, tumbuh 5,4% dari posisi Rp1,2 triliun. SIDO memiliki tiga segmen penjualan yakni farmasi, makanan & minuman serta jamu herbal masing-masing senilai Rp847 miliar, Rp375 miliar dan Rp52 miliar, dengan pertumbuhan masing-masing 7,4%, 0,4% dan 10,9% year on year.

Adapun, target pendapatan pada 2018, lanjut Leonard, bisa tumbuh pada high single digit. Laba pada 2018, SIDO memproyeksikan pertumbuhan di atas 5%.  Sementara itu, SIDO berhasil meningkatkan laba operasional hingga Rp62 miliar atau 20,4% menjadi Rp365 miliar. Margin laba kotor SIDO pada semester I/2018 meningkat 6%. Leonard mengatakan, peningkatan margin laba kotor karena didukung oleh efisiensi pada proses dari fasilitas ekstraksi baru yang menghasilkan tingkat produksi bahan baku jamu herbal lebih tinggi dan adanya penghapusan biaya royalti sejak Februari 2018.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…