Menteri Susi Pudjiastuti Terima Gelar Kehormatan 'Dau Mening'

NERACA

Samarinda – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menerima penghargaan gelar warga kehormatan “Dau Mening” yang berarti ‘Matahari yang Cerah’  dari masyarakat adat Suku Dayak Kenyah, Kerukunan Tebengang Lung, Kalimantan Timur (Kaltim). Gelar kehormatan tersebut diberikan saat Menteri Susi diundang untuk membuka acara kerukunan keluarga besar Pumung Bangen nang Pekenu’ (Pesta Kegembiraan dan Ramah Tamah) Tebengang Lung 2018, seperti disalin dari siaran resmi.

Ketua Dewan Adat Dayak Kalimantan Utara, Marthin Billa mengatakan, gelar kehormatan tersebut diberikan kepada Menteri Susi karena dirinya dinilai berjasa besar terhadap masyarakat pedalaman dan perbatasan, khususnya warga Dayak. Menurut Marthin, sejak 2006 Menteri Susi sudah menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat setempat dengan membantu penyediaan transportasi udara yang memudahkan aktivitas masyarakat.

“Saat masyarakat sulit dengan transportasi udara untuk (pengangkutan) sembako dan perjalanan orang ke kota untuk pendidikan dan kegiatan ekonomi, maka di situlah Ibu Susi memberikan perhatian yang besar sejak 2006 sampai dengan sekarang,” ungkap Marthin.

Lebih lanjut Marthin menjelaskan, gelar ‘Matahari’ diberikan kepada orang yang dianggap telah membawa berkah kepada kehidupan manusia. Sedangkan ‘Cerah’ melambangkan kebersihan dan kejernihan hati dalam membangun masyarakat.

Selain itu, ia berpendapat Menteri Susi pantas menerima gelar kehormatan tersebut karena kepedulian dan kecintaannya terhadap masyarakat Dayak. Salah satunya ditunjukkan dengan pilihan Menteri Susi untuk menggunakan pakaian Adat Dayak pada acara peringatan ulang tahun ke-72 Republik Indonesia tahun 2017 lalu di istana negara. Menteri Susi dinilai telah menghormati dan mempromosikan pakaian adat Dayak di skala nasional maupun internasional.

“Harapan kami warga Dayak kepada Ibu Susi agar beliau terus bersemangat membangun bangsa kita di seluruh nusantara ini. Kami terus mendoakan beliau, mendukung beliau tetap kuat, tetap sehat, dan semangat untuk mengabdi bagi bangsa dan masyarakat kecil,” jelasnya.

Sementara itu, Menteri Susi sangat berterima kasih atas pemberian gelar kehormatan dan penerimaan warga Dayak terhadapnya. “Saya ucapkan terima kasih, ini kehormatan yang sangat luar biasa. Semoga saya terus diberi kesempatan, diberi kekuatan untuk bisa terus membantu dengan penerbangan atau apapun kerja yang bisa saya sumbangkan untuk membantu masyarakat di wilayah Kalimantan Timur,” ungkap dia.

Menteri Susi juga sedikit mengisahkan awal mula penerbangan Susi Air dirintis di Kaltim. Menurutnya, awalnya Susi Air hanya membantu mengisi kekosongan penerbangan di Samarinda dan Nunukan saat terjadi kerusuhan di bandara. Setelah bekerja sama dengan Pemda setempat, mulailah Susi Air merintis penerbangan di wilayah Kaltim bahkan hingga wilayah pedalaman dan perbatasan yang sulit dijangkau.

“Waktu kerusuhan di Tarakan, pilot saya memang sudah tidak ada lagi penerbangan, tapi tetap terbang khusus untuk menerbangkan nasi bungkus dari Nunukan dan Malinau untuk menyuplai saudara-saudara kita yang ada di airport Tarakan,” kenangnya.

Selain itu, Kabupaten Berau di Kaltim tepatnya Pantai Maratua juga menjadi lokasi pertama Menteri Susi mengumpulkan sekitar 690 nelayan Suku Bajo yang bukan asli Indonesia melainkan berasal dari Malaysia. Mereka telah menguasai beberapa pulau di Kabupaten Berau dengan sekitar 185 kapal kecil milik mereka.

“Dengan kerja sama beberapa instansi kita dorong mereka kembali ke Malaysia karena dorongan masyarakat Berau. Masyarakat mengeluh tidak bisa menangkap ikan lagi karena orang-orang ini yang menangkap ikan di sekitar pulau. Mereka menangkap penyu, lumba-lumba, hiu, dan sebagainya,” cerita Menteri Susi.

Berbagai pengalaman di Kaltim ini menurut Menteri Susi telah membuatnya memiliki kedekatan tersendiri dengan provinsi ini. Selain itu, Menteri Susi yakin banyak masyarakat Kaltim yang telah merasakan manfaat-manfaat dari kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) selama ini yang dinilainya menguntungkan nelayan kecil.

Ia pun menyatakan sangat mendukung rencana Gubernur Kaltim untuk beralih dari eksploitasi sumber daya alam yang besar melalui dependensi (ketergantungan) hidup pada tambang, minyak, dan gas kepada sektor perikanan dan pariwisata.

“Kalau dilihat perbedaan antara Kaltim dengan Sulawesi Selatan atau Bali, saya lihat pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)-nya itu sangat rendah,” papar dia.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…