IMF-WBG Annual Meeting 2018: Ekonomi Digital hingga Kreatif

 

 

Oleh: Johana Lanjar Wibowo, S.AP., Pegawai Ditjen Pajak Kemenkeu

 

Sektor industri memasuki era revolusi industri 4.0. Sebuah lompatan besar bagi sektor industri tentunya. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi hal yang mutlak. TIK mutlak diimplementasikan, bukan saja pada proses produksi, melainkan juga seluruh rantai nilai industri. Hal ini bertujuan untuk mencapai efisiensi yang tinggi dan kualitas produk yang lebih baik. Model bisnis baru yang berbasis digital justru bakal lahir akibat implementasi ini.

Sektor industri nasional bersiap menghadapi era ini. Aspek penguasaan teknologi menjadi kunci penentu. Industri yang satu dengan industri lainnya akan berlomba-lomba dalam pembenahan teknologi yang digunakannya. Lalu, revolusi industri ini akan menjadi ancaman atau peluang bagi bagi sektor industri di Indonesia?

Indonesia melalui program Making Indonesia 4.0, berkomitmen untuk tidak menyia-nyiakan tantangan ini. Ada sepuluh prioritas nasional dalam inisiatif ini. Pertama, perbaikan alur aliran barang dan material. Kedua, desain ulang zona industri. Ketiga, pengakomodasian standar-standar keberlanjutan (sustainability).

Keempat, pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kelima, pembangunan infrastruktur digital nasional. Keenam, menarik minat investasi asing. Ketujuh, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Kedelapan, pembangunan ekosistem inovasi. Kesembilan, insentif untuk investasi teknologi. Terakhir, harmonisasi aturan dan kebijakan.

Ekonomi Digital

Revolusi industri 4.0 ini berimplikasi pada perkembangan ekonomi digital yang ditandai oleh pertumbuhan e-commerce (dagang-el). Ketiganya merupakan satu kesatuan. E-commerce merupakan bagian dari ekonomi digital yang menjadi subbagian dari Revolusi Industri 4.0.

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mencatat potensi industri dagang-el di Indonesia. Angka ini mencapai US$ 8,3 miliar atau sekitar Rp 107 triliun 2017. Industri ini menunjukkan tren yang akan melonjak pesat. Pada tahun 2025, potensi ini diprediksi hingga US$ 156 miliar. Potensi yang besar ini tentu akan menambah kontribusi pendapatan domestik bruto (PDB).

Tidak dapat dipungkiri, dagang-el ini tumbuh seiring dengan peningkatan pengguna internet. Kemudahan akses internet memungkinkan siapapun untuk terhubung kapanpun menjadikan internet sebagai suatu kebutuhan sehari-hari. Korelasi ini dkuatkan oleh survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2017.

Penetrasi pengguna internet di Indonesia pada tahun 2017 sebanyak 143,26 juta (54,68% dari 262 juta total populasi penduduk Indonesia). Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka ini mencapai 132,7 juta (51,79% dari 256,2 juta total populasi penduduk Indonesia).

Internet mayoritas digunakan untuk transaksi jual dan beli daring, seperti: mencari harga (45,14%), informasi membeli (37,82%), membeli daring (32,19%), transaksi perbankan (17,04%), dan menjual daring (16,83%). Selain itu, 87,12% responden memanfaatkan internet untuk media sosial.

Dagang-el biasa dilakukan melalui situs jual beli, seperti:, yaitu: tokopedia, bukalapak, shopee, blibli, olx, dan lazada, Selain itu, media sosial juga menjadi sarana yang digunakan dalam dagang-el, seperti: facebook, instagram, whatsapp, dan twitter. Survey Alexa menempatkan situs dan media sosial tersebut pada lima puluh besar situs yang sering dikunjungi.

Melihat besarnya potensi itu, Pemerintah mengimbau dan mendorong pelaku usaha beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi. Hal ini dalam rangka perkembangan revolusi industri 4.0. Komitmen ini ditunjukkan dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2017 tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (Road Map e-Commerce).

Ekonomi digital menjadi bahasan hangat di tengah perkembangan Revolusi Industri 4.0. Isu ini menjadi salah satu bahasan mengenai perkembangan ekonomi dan keuangan global yang akan didiskusikan pada International Monetary Fund-World Bank Group (IMF-WBG) Annual Meeting pada 12-14 Oktober 2018 mendatang.

Indonesia didapuk sebagai tuan rumah helatan internasional ini. Sebagai negara ekonomi digital, pertumbuhan ekonomi inklusif Indonesia dinilai baik. Banyak kebijakan dan terobosan yang telah dilakukan oleh Indonesia. Harapannya, hal ini dapat menginisiasi negara-negara lainnya.

Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif menjadi potensi lain yang tidak kalah besar guna mendorong pertumbuhan ekonomi.  Indonesia berkesempatan untuk memperkenalkan industri ekonomi kreatif dalam IMF-WBG Annual Meeting 2018. Hospitality Program menjadi acara pendukung kegiatan ini, yang terdiri atas: (1) Paviliun Indonesia, (2) Indonesia Gourmet and Food Festival, dan (3) Indonesia Cultural Shows.

Acara ini dikemas melalui pameran seni/kerajinan, infrastruktur, dan stan pariwisata Indonesia. Tidak hanya itu, sajian makanan/minuman cita rasa khas Indonesia, festival etnis musik, tari dan atraksi, serta pertunjukan musik kontemporer Indonesia, juga dihadirkan di dalamnya.

Data Bekraf menunjukkan bahwa PDB atas ekonomi kreatif yang tercipta pada tahun 2016 sebesar Rp922,59 triliun rupiah atau tumbuh sebesar 4,95% dibandingkan dari tahun sebelumnya. Sektor kuliner menjadi peringkat pertama atas PDB ekonomi kreatif sebesar 41,40%. Selanjutnya, diikuti sektor fashion sebesar Rp 18,01% dan kriya sebesar 15,4%.

Ekonomi kreatif ini telah menyumbang 7,44% dari total perekonomian nasional. Namun, persentase ini masih sangat minim. Harapannya, pasca diselenggarakannya acara tersebut, para undangan dari negara lain dapat tertarik mengunjungi Indonesia kembali dan juga memperkenalkan pariwisata Indonesia di negaranya. Ujungnya devisa negara akan meningkat, pun juga akan mendorong perkembangan usaha ekonomi kreatif sebagai produk/output pariwisata. Dengan begitu, kontribusi kepada pendapatan domestik bruto (PDB) akan meningkat.

 

BERITA TERKAIT

Indonesia Tidak Akan Utuh Tanpa Kehadiran Papua

    Oleh : Roy Andarek, Mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta   Papua merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Negara…

Masyarakat Optimis Keputusan MK Objektif dan Bebas Intervensi

  Oleh: Badi Santoso, Pemerhati Sosial dan Politik   Masyarakat Indonesia saat ini menunjukkan optimisme yang tinggi terhadap proses penyelesaian…

Perang Iran-Israel Bergejolak, Ekonomi RI Tetap On The Track

    Oleh: Ayub Kurniawan, Pengamat Ekonomi Internasional   Perang antara negeri di wilayah Timur Tengah, yakni Iran dengan Israel…

BERITA LAINNYA DI Opini

Indonesia Tidak Akan Utuh Tanpa Kehadiran Papua

    Oleh : Roy Andarek, Mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta   Papua merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Negara…

Masyarakat Optimis Keputusan MK Objektif dan Bebas Intervensi

  Oleh: Badi Santoso, Pemerhati Sosial dan Politik   Masyarakat Indonesia saat ini menunjukkan optimisme yang tinggi terhadap proses penyelesaian…

Perang Iran-Israel Bergejolak, Ekonomi RI Tetap On The Track

    Oleh: Ayub Kurniawan, Pengamat Ekonomi Internasional   Perang antara negeri di wilayah Timur Tengah, yakni Iran dengan Israel…