Mandat Obligasi Rp 42,4 Triliun - Pefindo Klaim Mandat Pemeringkat Menurun

NERACA

Jakarta- Meskipun pasar obligasi dalam negeri tengah lesu lantaran adanya kenaikan suku bunga acuan bank Indonesia (BI) 7 Day Repo Rate yang telah mencapai 5.5%, namun PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo masih mengantongi mandat pemeringkatan dalam rangka emisi obligasi senilai Rp42,4 triliun dan mayoritas masih dari perusahaan sektor perbankan.

Direktur Utama Pefindo, Salyadi Saputra mengatakan, mandat tersebut merupakan mandat pemeringkatan yang belum terealisasi menjadi penerbitan surat utang. Apabila dibandingkan mandat pemeringkatan per akhir Juni 2018 lalu yang mencapai Rp65,6 triliun, mandat yang ditangani Pefindo kini menurun.

Salyadi mengatakan, hal tersebut disebabkan karena sebagian mandat Juni sudah teralisasi menjadi penerbitan, sementara sebagian lainnya batal terbit.”Betul Rp42 triliun karena kita sudah keluarkan yang batal , ditambah ada beberapa yang sudah listing,” katanya di Jakarta, kemarin.

Sebelumnya, Salyadi mengatakan mandat pemeringkatan yang akhirnya batal terealisasi menjadi penerbitan pada Juli hingga Agustus mencapai sekitar Rp20 triliun dan masih berpotensi meningkat. Sekitar Rp15 triliun di antaranya merupakan jenis medium term notes (MTN). Kini, dari total mandat tersisa yang dikantongi Pefindo senilai Rp42,4 triliun, mandat MTN adalah senilai Rp15,1 triliun, obligasi Rp4,6 triliun, rencana realisasi penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi Rp12,7 triliun, PUB obligasi baru Rp7,5 triliun, dan sukuk Rp2,5 triliun.

Mandat terbesar berasal dari sektor perbankan, yakni senilai Rp18,5 triliun dari 10 calon korporasi. Pada posisi kedua, ada sektor telekomunikasi dengan 1 perusahaan dan nilai Rp5 triliun. Lalu sektor properti di posisi ketiga dengan Rp3,5 triliun, juga dari hanya 1 perusahaan. Menariknya, mandat yang dikantongi dari sektor pembiayaan masih tetap rendah, seperti posisi pada akhir Juni lalu.

Saat ini, mandat sektor pembiayaan hanya Rp1,4 triliun, itu pun berasal dari 3 perusahaan. Padahal, sektor pembiayaan menjadi jawara penerbit surat utang sepanjang tahun berjalan hingga Agustus. Pefindo mencatat, total emisi surat utang hingga akhir Juli 2018 mencapai Rp92,86 triliun, meningkat Rp17,59 triliun bila dibandingkan realisasi emisi surat utang nasional hingga akhir Juni 2018 yang senilai Rp75,28 triliun.

Dari realisasi Rp92,86 triliun tersebut, emisi dari sektor pembiayaan mencapai Rp33,3 triliun dari 22 perusahaan, atau 36% dari total nilai emisi. Emisi sektor pembiayaan ini diikuti sektor perbankan dengan Rp21,24 triliun dari 10 emiten, lalu sektor pulp & paper Rp7,32 triliun dari 3 emiten.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…