Memberdayakan Berbagai Cara Perkuat Devisa Negara

 

 

NERACA

 

Jakarta - Bank Indonesia (BI) dalam pernyataannya menyebutkan cadangan devisa Indonesia turun 1,5 miliar dolar AS sepanjang Juli 2018 menjadi 118,3 miliar dolar dari 119,8 miliar dolar karena digunakan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah dan membayar utang luar negeri. Namun, jumlah cadangan devisa saat ini dinilai BI masih menopang ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi serta sistem keuangan.

Gubernur BI Perry Warjiyo menekankan cadangan devisa Indonesia saat ini masih sangat mencukupi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, sehingga mampu meyakini investor global untuk tidak melarikan modalnya dari pasar keuangan domestik.

Usai menaikkan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate" menjadi 5,5 persen di Jakarta, Rabu (15/8), Perry juga mengatakan pihaknya belum melirik opsi untuk memanfaatkan fasilitas bilateral maupun multilateral seperti perjanjian pertukaran mata uang, guna mengendalikan tekanan yang menerapkan nilai rupiah.

Opsi fasilitas bilateral maupun multilateral seperti perjanjian pertukaran mata uang merupakan garis kedua pertahanan ekonomi negara dalam rangka menghadapi gejolak perekonomian. Ke depannya, BI memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik, serta kinerja ekspor yang tetap positif.

Dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (14/8), Presiden Jokowi menegaskan bahwa upaya memperkuat cadangan devisa merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan, agar ketahanan ekonomi semakin kuat, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global, termasuk dampak yang terakhir terjadi di perekonomian di Turki.

Menurut Presiden, dilihat dari sisi fiskal, sekarang ini Menteri KeuanganSri Mulyani telah mengelola dengan sangat hati-hati, sehingga defisit APBN bisa di angka 2,12 persen dan tahun depan sudah akan turun di bawah. Untuk itu, lanjut Presiden mengulang kembali pernyataannya bahwa anggaran belanja modal harus diperbesar terus, dan dari sisi moneter, pengelolaan oleh Bank Indonesia juga dilakukan dengan sangat hati-hati.

Sedangkan guna memperkuat cadangan devisa, dalam kesempatan itu Presiden Jokowi meminta penjelasan mengenai tingkat kemajuan/progres di lapangan atas sejumlah langkah yang diputuskan, seperti percepatan pelaksanaan mandatori biodiesel B20, kemudian peningkatan penggunaan kandungan dalam negeri (TKDN) terutama untuk BUMN-BUMN besar yang sebelumnya banyak menggunakan komponen-komponen impor.

Presiden juga mengingatkan perlunya percepatan pembangunan infrastruktur yang mendukung pariwisata, terutama pada lokasi-lokasi pariwisata prioritas yang telah ditetapkan, karea sektor pariwisata tersebut dinilai akan cepat mampu menambah dan memperkuat cadangan devisa.

Pengamat ekonomi Aviliani mengatakan perlu ada aturan yang membuat devisa hasil ekspor dapat tinggal lebih lama di dalam negeri supaya stabilitas nilai tukar dapat lebih terjaga. "Paling tidak, ada aturan (devisa) tinggal berapa lama. Thailand memberlakukan enam bulan harus tinggal dulu baru boleh keluar lagi, jadi stabilitasnya lebih bisa terjaga," kata Aviliani.

Ia mengatakan UU Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar yang menyebutkan bahwa setiap penduduk dapat dengan bebas memiliki dan menggunakan devisa perlu ditinjau kembali. Aviliani juga mendorong pemerintah tidak sekedar melakukan bujukan atau persuasi moral kepada pelaku usaha agar menarik dan mengonversi devisa hasil ekspor mereka.

Pemerintah diharapkan meminta secara serius kepada pelaku usaha dan menawarkan privilese atau hak istimewa berupa jaminan kebutuhan uang, misalnya untuk impor, dapat terpenuhi. Dorong pertumbuhan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam sejumlah kesempatan mengatakan bahwa devisa hasil ekspor (DHE) yang masuk ke Indonesia dan dikonversi ke rupiah dapat menjadi tenaga tambahan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Menurut data Bank Indonesia, lebih dari 90 persen eksportir sudah membawa devisa hasil ekspor ke dalam negeri. Angka sementara per triwulan I-2018 menunjukkan aliran DHE ke bank domestik mencapai 32,63 miliar dolar AS atau 92,9 persen dari jumlah DHE yang mencapai 35,12 miliar dolar AS.

 

 

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…