Merajut Kembali Pariwisata Lombok Utara

Gempa bumi yang mengguncang Lombok sejatinya telah meluluhlantakkan hampir seluruh wilayah di Pulau Seribu Masjid ini, tak terkecuali Kabupaten Lombok Utara yang kondisinya paling parah.

Rentetan gempa bumi mengguncang Lombok mulai dari 6,4 pada Skala Richter (SR) pada Minggu (29/7), kemudian disusul gempa 7,0 SR pada Minggu (5/8) dan gempa 6,2 SR pada Kamis (9/8) dan ratusan kali gempa susulan di bawah 6 sSR.

Musibah gempa bumi yang terjadi Minggu pagi buta itu meluluhlantakkan sejumlah pemukiman warga di lereng Gunung Rinjani yang masuk wilayah Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur. Tercatat 20 korban meninggal dunia dan ribuan rumah hancur, menyebabkan ribuan warga terpaksa mengungsi ke tenda-tenda darurat.

Sepekan kemudian pada Minggu (5/8) Lombok kembali diguncang gempa dahsyat berkekuatan 7,0 SR dan Kamis siang gempa berkekuatan 6,2 SR kian memperparah kondisi kehidupan sebagian besar masyarakat di Pulau Lombok.

Lebih dari 300 korban jiwa dan puluhan ribu bangunan roboh serta kian banyak warga yang terpaksa mengungsi ke tenda-tenda darurat. Musibah gempa tersebut sejatinya menyisakan kesedihan dan trauma yang mendalam.

Musibah gempa bumi yang melanda Lombok tak hanya menelan korban jiwa dan kerugian ekonomi bagi masyarakat. Sektor pariwisata yang tengah berkembang pesat di pulau Seribu Masjid, tak terkecuali Kabupaten Lombok Utara.

Objek wisata bahari Tiga Gili (pulau kecil) Trawangan, Meno dan Gili Air di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara yang menjadi ikon pariwisata NTB juga tidak luput dari dampak gempa dahsyat yang mengguncang Lombok.

Gugusan tiga gili dengan pantai eksotis yang menjadi magnet pariwisata di bumi "Tioq Tata Tunak" (moto Lombok Utara) kini lumpuh total. Ribuan wisatawan dan warga setempat terpaksa dievakuasi.

Setelah sembilan hari pascagempa pada Rabu (15/8) Bupati Lombok Utara H Najmul Akhyar meninjau kondisi tiga Gili tersebut.

Kerusakan akibat gempa di Tiga Gili tidak separah yang terjadi di lima kecamatan yang ada di Lombok Utara. Kerusakannya diperkirakan hanya sekitar 10 persen saja, namun masih banyak bangunan yang layak digunakan.

Najmul Akhyar mengatakan membangun sektor pariwisata memang tidak mudah, namun ia yakin bisa membangun kembali, khususnya objek wisata Tiga Gili lebih cepat, sebab tidak banyak kesulitan ditemukan, karena banyak bangunan yang masih layak digunakan, hanya butuh beberapa sentuhan perbaikan.

Menurut dia, hal terPenting yang dilakukan saat ini adalah menyampaikan kepada masyarakat di Indonesia dan dan dunia, bahwa kondisi di tiga gili sudah aman untuk dikunjungi, bahkan ditempati.

Soal isu air naik hingga daratan gili pascagempa, Najmul Akhyar mengatakan isu tersebut tidak benar. Objek wisata bahari Tiga Gili masih aman untuk kegiatan apapun, termasuk berwisata.

Untuk membuktikannya Pemerintah Kabupaten Lombok Utara akan mendatangkan wisatawan bekerja sama dengan salah satu perusahaan angkutan pada 19 Agustus 2018.

Sejatinya musibah gempa bumi yang melanda Lombok menyisakan kesedihan mendalam. Namun tentunya masyarakat tidak perlu larut dalam duka berkepanjangan.

Mulai bangkit Najmul Akhyar mengatakan kini masyarakat mulai bangkit, kegiatan perekonomian sudah mulai berjalan kembali. Pasar-pasar tradisional pun sudah mulai buka.

Ia berjanji objek wisata Tiga Gili akan segera dipulihkan kembali agar bisa beroperasi seperti biasanya. Objek wisata bahari ini merupakan roda terpenting dalam perekonomian Lombok Utara.

Karena itu ia mengimbau pihak Dinas Pariwisata agar selalu melakukan rapat koordinasi dengan semua lini di Tiga Gili, baik kepala desa, kepala dusun maupun pelaku pariwisata.

Sejatinya dengan membangun citra posotif tentang objek wisata Tiga Gili pascagempa menunjukkan bahwa Lombok Utara sudah mulai bangkit dari keterpurukan akibat musibah gempa.

Matthew, salah seorang pelaku usaha wisata yang juga wisatawan asal Italia mengaku masih betah bertahan di Gili Trawangan.

Bahkan ia menganggap pulau tersebut sebagai rumah keduanya dan siap membantu pemerintah untuk membangkitkan kembali kejayaan pariwisatan di bumi Tioq Tata Tunak.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memastikan pariwisata Lombok dan Bali tetap kondusif pascagempa bumi berkekuatan 7,0 SR yang terjadi di Lombok Utara.

Kepala Bagian Manajemen Krisis Kepariwisataan Kementerian Pariwisata Dessy Ruhati mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah di NTB, pemangku kepentingan pariwisata, dan badan penanggulangan bencana dan menemukan fakta bahwa tidak ada wisatawan yang terluka atau terkena dampak gempa.

Meskipun mengalami kerusakan kecil, kata dia, Lombok Internasional Airport dan Bandara Internasional Ngurah Rai (Bali) beroperasi secara normal.

Musibah gempa bumi yang melanda Lombok, NTB, menyisakan kepedihan. Sebagian warga kehilangan keluarga tercinta yang meninggal dunia akibat gempa dan kerugian materi yang jumlahnya tidak sedikit.

Namun, masyarakat Lombok jangan sampai larut dalam duka berkepanjangan. Kini saatnya mulai bangkit dan merajut kembali pariwisata bumi Tioq Tata Tunak.

 

Kembali Dibuka

 

Sementara rute penyeberangan menuju objek wisata Gili Matra, yakni Trawangan, Meno, dan Air, kembali dibuka pascagempa tektonik 7 Skala Richter 5 Agustus mengguncang Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Dari pantauan Antara, aktivitas di Pelabuhan Bangsal yang berada di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, pada Kamis sore, terlihat sejumlah kapal penyeberangan yang tiba dari keberangkatan Gili Trawangan.

Tidak sedikit penumpang yang turun dari setiap kapal penyeberangan dari Gili Trawangan. Baik wisatawan mancanegara dan lokal maupun para pegawai di Gili Trawangan.

Koperasi Angkatan Laut Karya Bahari yang mengelola rute penyeberangan menuju Gili Matra, juga terlihat buka meskipun tidak menggunakan kantor koperasi yang biasanya sebagai tempat penjualan tiket penyeberangan. "Kita buka di sini dulu pak (bangunan sementara dekat kantor koperasi). Kita sudah buka sejak empat hari yang lalu," kara Firli, petugas Koperasi AL Karya Bahari di Pelabuhan Bangsal, Kamis.

Dari keterangannya, aktivitas penyeberangan dari Pelabuhan Bangsal menuju Gili Matra kian meningkat sejak empat hari yang lalu. Bahkan tidak sedikit wisatawan mancanegara yang datang berlibur ke Gili Trawangan. "Memang tidak seramai sebelum gempa. Tapi mulai dari awal kita buka sampai sekarang, jumlah penyeberangan lumayan, semakin meningkat, hari ini saja sudah 10 kali penyeberangan," ujarnya.

Edward, wisatawan mancanegara asal Australia, yang mengaku sudah berlibur di Lombok sejak sebelum gempa, tidak merasa terganggu dengan situasi dan kondisi saat ini.

Bahkan Edward yang ditemui Antara ketika bersama keluarganya turun dari kapal penyeberangan Gili Trawangan itu mengaku tidak khawatir dengan bencana. Melainkan dia sedih melihat kondisi warga yang menjadi korban gempa.

"Itu (gempa) kan bencana, gangguan alam, kenapa harus takut. Bencana itu bisa saja terjadi dimana pun," ujarnya sembari menunjuk dan menatap sedih seorang warga lokal yang sedang duduk di dekat reruntuhan bangunannya.

Maksud dia bersama istri dan kedua anaknya ke Gili Trawangan hanya ingin melihat kondisi dan suasananya. Tidak untuk menginap, karena dia bersama keluarganya sudah lebih dulu membuka kamar penginapan di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat. "Kita ingin lihat kondisi setelah gempa, ada bangunan yang rusak, tapi aktivitas di sana normal-normal saja, cuma tidak begitu ramai. Semoga suasananya cepat pulih," ucapnya.

Hal senada juga diharapkan oleh Fajar, pemilik usaha kapal penyeberangan rute Pelabuhan Bangsal-Gili Trawangan. Dia bersama teman seprofesinya, mengharapkan suasana Gili Trawangan kembali seperti sebelumnya. "Kalau harga tiket normal pak, tapi masih belum begitu ramai. Tapi kita-kita yakin, kondisinya akan cepat kembali normal," kata Fajar.

Dalam upaya menghidupkan kembali dunia pariwisata di Kabupaten Lombok Utara, Dansatgas Penanggulangan Darurat Bencana Gempa Lombok Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani, menargetkan wilayah Kecamatan Pemenang, termasuk Gili Trawangan, bersih dari puing reruntuhan bangunan bekas gempa dalam kurun waktu sepekan terhitung sejak Rabu (15/8).

Hal itu pun terlihat dari pantauan Antara di hari kedua. Ratusan personel gabungan TNI dan Polri dibantu sejumlah alat berat jenis ekskavator terlihat giat melakukan pembersihan dari simpang empat jalan yang menuju Pelabuhan Bangsal. (KR-DBP). (ant)

 

 

 

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…