Isu Kenaikan BBM Masih Menghantui Pergerakan Indeks

Neraca

Jakarta – Perdagangan Senin awal pekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) belum juga terangkat dari zona merah dan hasilnya indeks BEI ditutup di zona merah. Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah menjadi sentimen negatif indeks.

Indeks Senin ditutup melemah 33,546 poin (0,86%) ke level 3.861,016. Sementara Indeks LQ 45 terkoreksi 6,366 poin (0,95%) ke level 665,283. Pelemahan indeks seiring dengan anjloknya nilai tukar rupiah.

Koreksi dipimpin oleh saham-saham di sektor industri dasar dan konstruksi yang turun lebih dari dua persen. Hanya dua sektor yang mampu menguat, yaitu industri dasar dan konsumer. Berikutnya, indeks Selasa masih di posisi yang sama bergerak melemah di level 3.854-3.860. Kali ini sentimen negatif masih berasal dari dalam negeri soal rencana kenaikan harga BBM dan imbasnya kekhawatiran pelaku pasar menunda untuk lama-lama bertransaksi di pasar modal.

Asal tahu saja, perdagangan Senin awal pekan kemarin, sentimen negatif rencana kenaikan BBM oleh pemerintah masih menghantui para pelaku pasar. Banyak investor, baik lokal maupun asing berniat keluar sejenak dari lantai bursa demi mengamankan portofolionya.

Saham-saham blue chip banyak dilepas oleh investor asing. Pasalnya, aksi jual ini terjadi di tengah penguatan bursa-bursa Asia dan menembusnya Wall Street ke posisi tertingginya sebelum tahun 2008 lalu. Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 83.113 kali pada volume 2,684 miliar lembar saham senilai Rp 4,079 triliun. Sebanyak 70 saham naik, sisanya 165 saham turun, dan 83 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Fastfood (FAST) naik Rp 1.000 ke Rp 14.700, Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 500 ke Rp 140.500, Astra Internasional (ASII) naik Rp 450 ke Rp 68.700, dan Unilever (UNVR) naik Rp 400 ke Rp 18.600.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 950 ke Rp 52.050, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 950 ke Rp 51.000, Surya Toto (TOTO) turun Rp 900 ke Rp 49.100, dan Indocement (INTP) turun Rp 750 ke Rp 16.350.

Menutup perdagangan sesi I, IHSG ditutup turun 38,611 poin (0,99%) ke level 3.855,951. Sementara Indeks LQ 45 melemah 7,712 poin (1,15%) ke level 663,937. IHSG kembali terkena tekanan jual sehingga melemah 38 poin. Kekhawatiran akan tingginya inflasi pasca BBM naik membuat investor takut.

Koreksi dipimpin oleh saham-saham di sektor aneka industri, konsumer dan konstruksi yang melemah hampir mendekati 1,5%. Meski harga saham sudah murah, investor masih enggan beli saham.

Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 41.942 kali pada volume 1,392 miliar lembar saham senilai Rp 1,841 triliun. Sebanyak 44 saham naik, sisanya 133 saham turun, dan 107 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Fastfood (FAST) naik Rp 1.000 ke Rp 14.700, Resources Asia (PSAB) naik Rp 275 ke Rp 4.450, Bukit Asam (PTBA) naik Rp 150 ke Rp 20.900, Mandom (TCID) naik Rp 100 ke Rp 8.500.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 850 ke Rp 41.650, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 850 ke Rp 51.100, United Tractor (UNTR) turun Rp 450 ke Rp 27.100, dan Indocement (INTP) turun Rp 450 ke Rp 16.650.

Pada awal pembukaan perdagangan, IHSG Senin dibuka melemah tipis 1,67 poin atau 0,04% seiring minimnya sentimen positif di pasar saham, ke posisi 3.892,89. Sementara Indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 0,42 poin atau 0,06% ke posisi 671,22. "Bursa Asia bergerak fluktuasi seiring minimnya sentimen baru yang cukup kuat," kata analis Samuel Sekuritas, Christine Salim.

Dia mengemukakan, sentimen positif dari data kepercayaan konsumer dan penjualan rumah baru di AS gagal membawa optimisme bagi investor di pasar Asia. Meski hasil pertemuan negara-negara G20 menyepakati komitmen tambahan dana penanggulangan krisis melalui dana moneter internasional (IMF) belum memberi sentimen positif yang kuat bagi pasar saham. "Bursa Asia kembali dibuka fluktuatif di perdagangan awal pekan ini meski hasil pertemuan kelompok negara G20 menyepakati komitmen tambahan dana penanggulangan krisis melalui IMF," ujarnya.

Meski demikian, dia sempat memperkirakan, IHSG berpeluang mengalami teknikal "rebound" setelah terkoreksi sekitar 2,7%  hanya dalam tiga hari perdagangan terakhir. Beberapa saham yang telah terkoreksi signifikan sepanjang pekan lalu khususnya sektor otomotif, konsumer, dan perbankan berpotensi `rebound` di pekan ini

Sementara analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono menambahkan, ketidakpastian waktu dan besaran kenaikan harga BBM bersubsidi akan terus menjadi sentimen negatif yang membayangi pergerakan indeks dalam negeri.

Dari sisi "Price Earning Ratio" (PE), IHSG termasuk tertinggi dibandingkan bursa Asia yang lain. Dari sisi teknikal, diperkirakan indeks BEI akan bergerak pada kisaran 3.832-3.930 poin. Tercatat bursa regional diantaranya indeks Hang Seng menguat 105,39 poin (0,39%) ke level 21.512,25, indeks Nikkei-225 naik 45,21 poin atau 0,47% ke level 9.692,59 dan Straits Times menguat 0,82 poin (0,03%) ke level 2.978,90.  (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…