Sruput Dinginnya Usaha Minuman Bubble

Meski tidak seheboh dulu minuman bubble . Tapi usaha ini masih menyimpan potensi. Pemain baru usaha ini juga masih muncul dan mampu merangkul mitra dengan cepat. Bahkan tidak yang sedikit usahanya melaju pesat.

Salah satunya, Es Caper. Gerai minuman bubble  racikan Stephen Lesmana ini pun menawarkan kemitraan awal tahun 2018. Kini, sudah ada 57 mitra yang bergabung. Lokasi gerainya tersebar di area Jabodetabek.

Usaha minuman bubble dengan topping silky pudding ini sudah dirintisnya sejak tahun 2016 dengan membuka gerai pertama di Cengkareng, Jakarta. Mendapatkan respon positif dari pasar, gerai pribadinya bertambah menjadi 12 unit yang tersebar di Cengkareng dan Tangerang.

Menyasar konsumen dari kelas menengah ke bawah, Es Caper menjual bubble drink ini mulai dari Rp 2.500 sampai Rp 8.000 per gelas. Tersedia 12 varian menu yang bisa menjadi pilihan konsumen. Beberapa di antaranya adalah choco banana, chocolate special, greentea matcha, dan pudding bubble gum.

Stephen mengklaim bahwa  kelebihan produknya terletak pada bahan baku. Ia menggunakan bahan baku dengan kualitas tinggi sehingga rasa minumannya tidak kalah dengan produk dari brand terkenal lainnya.

Es Caper menawarkan dua paket kemitraan. Pertama,  paket senilai Rp 2,9 juta. Mitra pada paket ini akan  mendapatkan seluruh perlengkapan berjualan mulai dari booth, perlengkapan masak lengkap, bahan baku awal, pelatihan, dan branding.

Kedua, paket senilai Rp 3,9 juta. Fasilitas yang didapatkan oleh mitra sama dengan sebelumnya, hanya untuk paket ini mitra juga bisa menjual menu silky pudding.

Untuk menjaga kualitas produk dan menciptakan rasa yang sama pada setiap gerai, mitra wajib mengambil bahan baku utama dari pusat.

Berdasarkan perhitungan Stephen, rata-rata waktu balik modal mitra sekitar satu sampai dua bulan. Dengan catatan, setiap  harinya gerai mitra dapat menjual sekitar 50 porsi sampai 150 porsi. Setelah dikurangi biaya produksi dan operasional, porsi keuntungan bersih yang dapat dikantongi mitra masih sekitar 40% dari omzet.

BERITA TERKAIT

Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital

  Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian…

Pahami Etika Bermedia Digital dengan Bijak Tanggapi Komentar Negatif

  Pahami Etika Bermedia Digital dengan Bijak Tanggapi Komentar Negatif NERACA Malang - Dalam rangka kampanye Indonesia Makin Cakap Digital,…

Perkuat Tim, SiCepat Ekspres Siap Hadapi Lonjakan Paket Ramadan

  Perkuat Tim, SiCepat Ekspres Siap Hadapi Lonjakan Paket Ramadan  NERACA Jakarta - Memasuki bulan Ramadan tahun 2024, SiCepat Ekspres…

BERITA LAINNYA DI Keuangan

Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital

  Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian…

Pahami Etika Bermedia Digital dengan Bijak Tanggapi Komentar Negatif

  Pahami Etika Bermedia Digital dengan Bijak Tanggapi Komentar Negatif NERACA Malang - Dalam rangka kampanye Indonesia Makin Cakap Digital,…

Perkuat Tim, SiCepat Ekspres Siap Hadapi Lonjakan Paket Ramadan

  Perkuat Tim, SiCepat Ekspres Siap Hadapi Lonjakan Paket Ramadan  NERACA Jakarta - Memasuki bulan Ramadan tahun 2024, SiCepat Ekspres…