Asuransi Jiwasraya Yakin Hasil Investasi Tumbuh Positif di 2018

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - PT Asuransi Jiwasraya optimistis hasil investasi industri asuransi jiwa akan tumbuh positif tahun 2018 setelah Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen menjadi 5,5 persen. "Ini akan menarik minat investasi karena adanya stimulus dari BI berupa kenaikan suku bunga acuan," kata Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Asmawi Syam di sela-sela Upacara HUT ke-73 Kemerdekaan RI di Sanur, Denpasar dan dikutip Antara, akhir pekan kemarin.

Menurut Asmawi, sebagian besar instrumen penempatan investasi perusahaan asuransi jiwa itu di antaranya reksadana dan saham yang diharapkan memberikan imbal hasil yang bagus setelah bank sentral mengkerek suku bunga acuan. Dia menjelaskan korporasi turut mengamati situasi global seperti pengaruh ekonomi negara Turki yang mengalami pelemahan mata uang. Ia menilai kebijakan suku bunga juga diharapkan mendorong iklim investasi dalam negeri tumbuh positif.

"Kami investasikan uang-uang yang ada di Indonesia diinvestasikan kembali. Para investor itu tidak tergiur investasi di luar sehingga dana yang ada akan berputar untuk membangun infrastruktur, membangun pertumbuhan ekonomi, dan mata uang RI kembali menguat," katanya.Selain itu juga akan mendorong tingkat kepercayaan dari pengusaha menjadi lebih tinggi.

Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan "Seven Day Reverse Repo Rate" 0,25 persen menjadi 5,5 persen untuk mengurangi defisit neraca transaksi berjalan dan menarik modal asing dengan harapan meningkatkan daya tarik aset rupiah. Bank Sentral sepanjang tahun ini sudah menaikkan bunga acuan sebesar 125 basis poin. BI mempertimbangkan ruang kenaikan suku bunga acuan di sisa tahun dengan melihat perkembangan tekanan ekonomi global dan domestik.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga akhir Juni 2018, hasil investasi asuransi jiwa minus Rp7,5 triliun, berbeda jauh jika dibandingkan pada semester pertama tahun lalu hasil investasi asuransi jiwa mencapai Rp13,9 triliun. Kondisi itu diperkirakan karena terpengaruh situasi ekonomi global yang turut memengaruhi pasar modal yang menjadi instrumen investasi.

 

 

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…