Sentimen Krisis Turki Mereda - IHSG Masih Melanjutkan Tren Penguatan

NERACA

Jakarta  - Tren indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih bertahan di zona hijau seiring mulai meredanya sentimen krisis Turki. Dimana IHSG pada penutupan perdagangan Rabu (15/8) ditutup berbalik menguat 0,81% ke 5.816,9. Indeks sempat melemah 1,38% ke 5.690,37 pada akhir sesi pertama perdagangan setelah Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan pada Juli 2018 mengalami defisit sebesar US$ 2,03 miliar.

Turki juga dikabarkan menaikkan tarif impor untuk beberapa produk dari AS, seperti: mobil penumpang, alkohol, dan rokok. Aksi balasan Turki ini akan membuat krisis Turki-AS semakin buruk dan mempenaruhi nilai tukar lira dan negara-negara lain. Indeks mulai menguat setelah BI menaikkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%.

Saham-saham unggulan yang tergabung dalam Investor33 naik 1,2% ke kisaran 404,07, indeks LQ45 naik 1% ke kisaran 912,38, JII naik 1,2% ke 628,11. Sektor agri naik 5,9%, industri dasar naik 0,5 persen, konsumsi naik 0,4%, keuangan naik 0,8 persen, infrastruktur naik 1,7%. Sektor manufaktur naik 0,6%, tambang naik 1,2%, aneka industri naik 1,6%, properti turun 0,3%, perdagangan naik 0,1%.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka menguat sebesar 12,50 poin seiring akumulasi investor terhadap saham-saham yang telah mengalami tekanan. IHSG dibuka menguat 12,50 poin atau 0,22% menjadi 5.782,38. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 3,10 poin atau 0,34% menjadi 906,18.

Analis senior CSA Research Institue, Reza Priyambada mengatakan bahwa investor saham di dalam negeri mulai melakukan aktivitas beli seiring harga saham yang telah mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir ini.”Pelemahan dalam beberapa hari terakhir memberikan peluang yang cukup menarik untuk mengakumulasi saham," ujarnya.

Dirinya mengharapkan sentimen dari dalam negeri mengenai ekonomi nasional yang relatif kondusif diharapkan mampu menjaga kepercayaan investor terhadap pasar modal domestik. Sementara analis Henan Putihrai, Liza Camelia Suryanata menambahkan, dampak negatif yang datang dari Turki relatif sementara, situasi di dalam negeri yang kondusif direspon investor dengan melakukan aksi beli.”Data ekonomi kita masih lebih baik dari Turki, jadi sentimen negatif dari eksternal diharapkan hanya sementara," ucapnya.

Dia sempat memproyeksikan, IHSG akan bergerak di kisaran 5.750-5.815 poin pada Rabu (15/8) dengan kecenderungan menguat terbatas. Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei dibuka turun 101,77 poin (0,46%) ke 22.254,30, indeks Hang Seng melemah 340,94 poin (1,23%) ke 27.411,98, dan indeks Strait Times melemah 22,98 poin (0,71%) ke posisi 3.219,89.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…