Tepis Dampak Buruk Kenaikan BBM di Sektor Perikanan - Kenaikan BBM Tak Berlaku Buat Nelayan

NERACA

Indramayu – Pemerintah menegaskan, rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai 1 April mendatang tidak berlaku untuk kaum nelayan. Alasannya, pemerintah tidak ingin nelayan terpukul rencana kenaikan BBM bersubsidi. Selain itu, pemerintah juga menetapkan penangguhan pemberlakukan harga BBM non subsidi bagi kapal di atas 30 gross ton (GT) yang sebelumnya telah ditetapkan dalam Perpres 15/2012.

“BBM bersubsidi akan tetap diberikan kepada nelayan (di atas 30 GT),” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo, saat melakukan kunjungan kerja dan penyerahan bantuan sebesar Rp7,3 miliar di tempat pelelangan ikan (TPI) Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, akhir pekan lalu.

Cicip mengungkap, keputusan tersebut diperoleh dari hasil rapat sejumlah menteri yang terkait pada hari Jumat pekan lalu. Dalam rapat tersebut, ditetapkan bahwa harga BBM bersubsidi bagi para nelayan akan diberlakukan seperti sedia kala. Pernyataan yang disampaikan menteri itu merupakan jawaban dari permintaan yang disampaikan Bupati Indramayu, Anna Sophanah.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati meminta agar kapal-kapal nelayan yang berbobot di atas 30 GT dapat tetap menikmati BBM bersubsidi. Seperti diketahui, Presiden telah menetapkan Perpres Nomor 15 Tahun 2012 tentang Harga Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu. Dalam lampiran peraturan yang ditandatangani presiden pada 7 Februari 2012 itu, disebutkan bahwa nelayan yang menggunakan kapal di atas 30 GT akan dikenakan tarif BBM non subsidi.

Cicip memaparkan, produksi perikanan dan kelautan Indramayu tahun 2010 tercatat sebanyak 249 ribu ton atau naik 59,72% bila dibandingkan dengan produksi tahun 2009 yang mencapai 155 ribu ton. Produksi perikanan dan kelautan tahun 2010 dihasilkan dari produksi perikanan tangkap di laut sebesar 108 ribu ton, produksi perikanan tangkap di perairan umum 5 ribu ton, produksi budidaya di tambak air payau 82 ribu ton, produksi ikan di kolam air tawar 51 ribu ton dan budidaya di laut sebesar 970 ton.

Oleh karena itu, lanjut Cicip, bantuan yang berupa armada kapal atau perahu penangkapan ikan di laut sebanyak 6.062 unit kapal ikan yang terdiri dari 5.420 unit perahu kecil, 430 perahu sedang dan 212 perahu besar. Cicip mengatakan jumlah pekerja yang terlibat dalam usaha pengolahan ikan di Indramayu sebanyak 5.344 orang. Jumlah tenaga kerja yang bergerak dalam bidang pemasaran ikan sebanyak 1.125 orang. Secara keseluruhan jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam dunia usaha perikanan dan kelautan beserta kegiatan turunannya sebanyak 86 ribu orang. Produksi perikanan tangkap Indramayu memberikan kontribusi terhadap produksi perikanan Jawa Barat sebesar 51,00% produksi perikanan tangkap di Jawa Barat

Tidak hanya itu, Cicip juga mengharapkan dari bantuan tersebut bisa mendorong peningkatan sektor perikanan budidaya, saat ini budidaya rumput laut di tambak menjadi tumpuan baru bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir pantura. Produksi budidaya rumput laut beberapa tahun terakhir di Indramayu mulai "menggeliat", sampai saat ini yang sudah berhasil di panen mencapai 420 ton rumput laut basah dan 20 ton rumput laut kering.

Pabrik Pakan Ikan

Dalam kesempatan berbeda, setelah menyerahkan bantuan di Indramayu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo juga meresmikan pabrik pakan ikan berkapasitas 2 ton per jam di Karawang, Jawa Barat.Dengan meresmikan pabrik ini, pihaknya ingin memaksimalkan pemanfaatan perikanan budidaya secara ekspansif. “Oleh karena itu, KKP menggandeng pihak swasta melakukan pengembangan pabrik pakan ikan dan Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Karawang, Jawa Barat. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi kebutuhan pakan ikan yang bermutu, mudah didapat serta harga terjangkau,” tukas Cicip.

Sharif Cicip menyatakan, pengembangan pabrik pakan ikan merupakan langkah pemerintah dalam menyangga mata rantai produksi perikanan budidaya. “Pengembangan pabrik pakan ikan merupakan salah satu strategi revitalisasi perikanan budidaya sehingga dapat menunjang program industrialisasi perikanan berbasis budidaya,” ungkapnya.

Dia menambahkan, selain pengembangan pabrik pakan, keberadaan pengembangan unit pengolahan ikan ditujukan untuk penguatan sentra pengolahan sebagai bagian dari jaringan industri serta peningkatan utilitas dan kapasitas industri pengolahan. Pabrik pakan ini menggunakan mesin dari Korea Selatan, terdiri dari mesin penepung, mixer, pelet mill, dan boiler. Mesin untuk memproduksi pakan ikanm ini memiliki kapasitas produksi 2 ton per jam. "Kehadiran pabrik pakan ini diyakini mampu menekan harga pakan mencapai 10-20%," ujar Cicip.

Dengan upaya-upaya ini, maka produksi dan produktivitas perikanan budidaya harus meningkat secara ekspansif dan mampu berdaya saing, sehingga dapat mempercepat pencapaian peningkatan produksi dan industrialisasi perikanan untuk mensejahterakan masyarakat kelautan dan perikanan. “Dengan industrialisasi maka nilai tambah, efisiensi dan skala produksi yang berdaya saing akan meningkat, sehingga implementasi kebijakan industrialisasi dapat menjadi penghela percepatan sistem produksi perikanan nasional yang berorientasi pada trend pasar global dan lokal,” jelasnya. 

Selain meresmikan pemanfaatan pabrik pakan dan UPI, di saat yang sama dia juga melakukan panen udang, ikan patin serta tebar benih udang dan pemberian bantuan bagi masyarakat kelautan dan perikanan di Karawang. Daerah Karawang terbilang potensial untuk pengembangan budidaya udang. Dalam sekali panen, produksi tambak udang di Karawang, ada yang mampu menghasilkan sekitar 18 ton per hektar atau meningkat 2,5 kali lipat dibandingkan produksi sebelumnya. Jumlah ini cukup besar mengingat hasil tambak nasional rata-rata hanya sekitar 5-6 ton per hektar. "Melalui tebar benih udang di Karawang, kami berharap bisa mnjadi pemicu semangat bagi para petani untuk lebih meningkatkan produksi udang, tidak hanya di Karawang, tapi juga daerah lain," imbuh Cicip.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…