Andira Agro Patok IPO Rp 200 Per Saham

NERACA

Jakarta – Perusahaan perkebunan, PT Andira Agro telah menetapkan harga pelaksanaan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 200 per saham. Dalam aksi IPO ini, perusahaan akan melepas sebanyak 500 juta saham dan perseroan bakal meraup dana segar sekitar Rp 100 miliar melalui perhelatan tersebut.

Seperti dilansir laman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) di Jakarta, kemarin. Andira bakal mencatatkan sahamnya pada 16 Agustus 2018 dan akan menggunakan kode emiten ANDI. Victoria Sekuritas menjadi penjamin emisi IPO tersebut. Andira akan menjadi emiten ke-33 yang mencatatkan sahamnya sejak awal tahun.

Pihak BEI sebelumnya menyebutkan, ada 14 perusahaan yang antre melepas saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini. “Di pipeline BEI masih ada sekitar 14 perusahaan lagi yang masih akan mencatatkan diri," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna.

Disampaikannya, kebanyakan perusahaan itu menggunakan laporan keuangan periode Maret 2018 yang mana perusahaan yang masuk pipeline IPO dikategorikan dalam status kontrak dan proses. Kemudian, perusahaan yang menyandang status kontrak dalam pipeline IPO merupakan perusahaan yang telah mendapatkan izin secara prinsip oleh pihak bursa.

Sementara, perusahaan dengan status proses dalam pipeline yakni perusahaan yang masih harus memenuhi beberapa persyaratan lagi hingga akhirnya mendapatkan izin dari bursa.” Status-nya on going semua. Kalau yang menyatakan tidak atau menunda mereka sudah menyampaikan secara tertulis," ujar Nyoman.

Sekitar lima perusahaan di antaranya berasal dari sektor real estate dan properti. Nama besar yang cukup dikenal publik, seperti Garuda Food dan Net Visi Media termasuk yang bersiap go public. Garuda Food diperkirakan membidik dana US$ 200 juta, sedangkan Net Media mengincar Rp 200 miliar dari IPO.

Dengan tambahan 17 calon emiten itu, maka akan ada sekitar 48 emiten baru yang listing di bursa pada tahun ini. William Hartanto, analis Panin Sekuritas menilai, meski pasar masih volatil, saat ini waktu yang tepat untuk menawarkan saham perdana. Apalagi, IHSG sudah keluar dari tren bearish. "Kembalinya dana asing mulai membuat perusahaan berani IPO,"ujarnya.

Meski begitu, sentimen negatif tak hilang seluruhnya. Sentimen yang berasal dari tahun politik bisa memicu outflow investor asing, terlebih jika situasi memanas. Menurut William, sektor yang berpeluang bagus yaitu properti dan real estate. "Sudah waktunya untuk sektor ini menguat," tuturnya.

Selain itu, Net Visi Media dan Arkadia Digital Media juga menarik. Franky Riyandi Rivan, analis Kresna Sekuritas menyebut, saham konsumer seperti Garuda Food layak dilirik. "Sektor konsumer bisa mencatatkan penguatan dibantu fundamental perusahaan. Apalagi, daya beli berpotensi membaik dan pertumbuhan ekonomi di atas ekspektasi," papar Franky.

Menurut dia, meski calon emiten berskala besar, namun pergerakan saham konsumer stagnan. “Saham IPO akan naik di awal perdagangan, tapi, jangka panjang tidak terlalu menarik," prediksi dia.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…