Banten Alami Inflasi 0,52 Persen

Banten Alami Inflasi 0,52 Persen

NERACA

Serang - Provinsi Banten pada Juli 2018 mengalami inflasi 0,52 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yang tercermin dari meningkatnya angka Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 140,74 menjadi 141,47.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, dikutip dari Antara, kemarin, mengatakan, ada enam kelompok pengeluaran yang IHK nya naik yaitu kelompok bahan makanan naik 1 persen; kesehatan 1 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,90 persen. Kemudian sandang 0,88 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,40 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,30 persen.

Dia menambahkan sedangkan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks sebesar 0,13 persen. Ia mengatakan dari 415 jenis barang dan jasa yang disurvei di Kota Serang, Tangerang dan Cilegon, sebanyak 272 komoditas mengalami perubahan harga, 202 komoditas diantaranya mengalami kenaikan harga dan sisanya 70 komoditas mengalami penurunan harga.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi Banten berturut-turut, kelompok bahan makanan sebesar 0,2171 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0, 0917 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,0741 persen. Kemudian makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,0620 persen; kesehatan 0,0589 persen; sandang 0,0394 persen serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,0218 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi antara lain telur ayam ras, buncis, terong panjang, pembalut wanita, sawi hijau dan alat kontrasepsi. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga paling banyak antara lain adalah angkutan antar kota, kacang tanah, bawang merah, kelapa, telepon seluler dan komputer tablet.

Ia mengatakan dari 109 komoditas yang ada pada kelompok bahan makanan, 107 komoditas diantaranya mengalami koreksi harga. Koreksi harga positif atau peningkatan harga terjadi pada 64 jenis komoditas. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yang cukup besar antara lain telur ayam ras sebesar 0,1518 persen, daging ayam ras 0,1114 persen, daging sapi 0,0153 persen, cumi-cumi 0,0102 persen, pepaya 0,0102 persen dan tauge/kecambah 0,0101 persen.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau adalah pada komoditas ayam bakar sebesar 0,0086 persen, kue basah 0,0074 persen, rokok kretek filter 0,0070 persen dan air kemasan 0,0066 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar adalah coklat batang dengan andil -0,0001 persen.

Secara keseluruhan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan andil inflasi sebesar 0,0917 persen. Komoditas terbesar yang menyumbang andil inflasi pada kelompok ini adalah komoditas kompor dengan andil 0,0163 persen dan tempat tidur 0,0093 persen. Sementara komoditas yang memberi andil deflasi diantaranya adalah semen sebesar -0,0006 persen, pembersih lantai sebesar -0,0003 persen dan daun pintu sebesar -0,0003 persen.

Komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok sandang adalah pembalut wanita 0,0224 persen, emas perhiasan 0,0055 persen dan seragam sekolah anak 0,0026 persen. Sementara itu komoditas yang memberikan andil deflasi diantaranya kerudung/jilbab sebesar -0,0008 persen.

Dari 38 komoditas yang ada pada kelompok kesehatan, 27 komoditas diantaranya mengalami koreksi harga. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya adalah obat dengan resep naik sebesar 0,0406 persen, tarip rumah sakit 0,0076 persen, dokter umum 0,0039 persen dan alat kontrasepsi 0,0035 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi yaitu sabun mandi -0,0018 persen, sikat gigi -0,0002 persen dan parfum dengan andil deflasi -0,0001 persen.

Komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah bensin dengan andil sebesar 0,0717 persen, disusul kemudian oleh komoditas tarip pulsa ponsel 0,0208 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi, adalah tarif angkutan antar kota dengan andil deflasi sebesar -0,0929 persen.

Soebeno juga menyebutkan inflasi pada Juli di Kota Serang sebesar 0,56 persen, Kota Tangerang 0,56 persen dan Kota Cilegon 0,24 persen. Ant

BERITA TERKAIT

bjb Ajak Ratusan Mahasiswa UNS Menjadi Enterpreneur Handal

NERACA Solo - Bicara UMKM berarti berbicara ekosistem usaha yang tercipta secara baik. Usaha tanpa pola yang baik akan membuat…

Terulang Kembali, Anggaran BPSK Se Jawa Barat Terlambat Disalurkan

NERACA Sukabumi – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Indag) Jawa Barat, tampaknya sulit belajar dari pengalaman soal penyaluran anggaran untuk Badan…

Sepekan Memasuki Ramadhan 1445 Hijriah, Harga Cabai-Cabaian di Kota Sukabumi Turun

NERACA Sukabumi - Sepekan lebih memasuki bulan Ramadhan 1445 Hijriah, komoditas cabai-cabaian alami penurunan harga. Di Pasar Pelita dan Tipar…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Terulang Kembali, Anggaran BPSK Se Jawa Barat Terlambat Disalurkan

NERACA Sukabumi – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Indag) Jawa Barat, tampaknya sulit belajar dari pengalaman soal penyaluran anggaran untuk Badan…

Sepekan Memasuki Ramadhan 1445 Hijriah, Harga Cabai-Cabaian di Kota Sukabumi Turun

NERACA Sukabumi - Sepekan lebih memasuki bulan Ramadhan 1445 Hijriah, komoditas cabai-cabaian alami penurunan harga. Di Pasar Pelita dan Tipar…

Tata Kelola Infrastruktur PUPR Kota Depok Makin Baik - Pacu Percepatan Laju Perekonomian:

NERACA Depok - Berbagai kegiatan program pembangunan tata kelola infrastruktur Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, yang dikelola Dinas Pekerjaan Umum dan…