NERACA

Jakarta – Sentimen politik terkait pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang bakal bertanding di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 menjadi daya tarik sendiri bagi investor pasar modal. Namun lantaran para calon yang bertanding tidak sesuai dengan prediksi para pelaku pasar dan juga mengantisi pasar kondisi politik dalam negeri, memicu investor melakukan aksi jual pada perdagangan Kamis (9/8) sore.

Kata analis Panin Sekuritas, William Hartanto, pelaku pasar saham melanjutkan aksi lepas saham seraya mencermati situasi politik di dalam negeri.”IHSG melanjutkan pelemahan di tengah antisipasi investor terhadap pengumuman pasangan calon presiden dan wakilnya,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, pengumuman itu penting bagi investor sebagai acuan kebijakan investasinya ke depannya. Salah satu yang paling dinanti investor yakni program kerja ke depannya.Harapannya, program infrastruktur masih terus berlanjut siapapun pemimpinnya karena dapat menopang ekonomi.

Dirinya memprediksi pergerakan IHSG pada akhir pekan (Jumat, 9/8), akan bergerak di kisaran 6.050-6.120 poin dengan peluang menguat. Sementara menurut engamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy, dinamika politik sekarang pasti punya pengaruh terhadap pasar saham. Pelaku pasar, kata Budi, lebih senang jika incumbent menjabat lagi.”Incumbent disukai pasar. Pengaruhnya jika Pak Jokowi dipasangkan dengan yang disukai pasar, mestinya ada dan positif tetapi short-term dan tidak besar seperti Maret tahun 2014 waktu namanya diumumkan sebagai capres dari PDIP,"ujarnya.

Hal senada juga disampaikan analis Senior Kresna Sekuritas, Franky Rivan. Dirinya menilai pasar lebih suka incumbent yang berkuasa. Cawapres akan sangat menentukan arah pergerakan pasar.”Tapi yang jelas biasanya market prefer status quo setiap kali election," kata Franky.

Pada perdagangan Kamis kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, ditutup melemah sebesar 29,57 poin atau 0,49% menjadi 6.065,25.  Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 4,81 poin atau 0,50% menjadi 960,14.  Sementara itu tercatat, frekuensi perdagangan saham pada hari ini (9/8) sebanyak 424.185 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,425 miliar lembar saham senilai Rp9,659 triliun. Sebanyak 152 saham naik, 227 saham menurun, dan 121 saham tidak bergerak nilainya.
Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei ditutup turun 45,92 poin (0,20%) ke 22.598,39, indeks Hang Seng menguat 248,16 poin (0,88%) ke 28.607,30, dan Shanghai menguat 50,31 poin (1,83%) ke posisi 2.794,38. Pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka melemah 10,07 poin atau 0,17% menjadi 6.084,75. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 2,49 poin atau 0,26% menjadi 962,46.

Kepala Riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah mengemukakan bahwa sentimen positif yang cenderung terbatas memberatkan IHSG bergerak naik.”Disamping itu ketidakpastian atas perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok juga masih membebani gerakan indeks," ujarnya.