NERACA

Jakarta – Kuartal kedua di tahun 2018, PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) berhasil mencatatkan peningkatan penjualan bersih sebesar Rp 1.2 triliun atau naik tajam 2.575 % dari tahun sebelumnya (y.o.y) yang berjumlah Rp 47,7 miliar. Selain nilai penjualan bersih, total asset perseroan juga menunjukkan peningkatan yakni sebesar Rp 263,9 miliar atau naik 5,69% dari Rp 249,6 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama Kioson, Jasin Halim dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, penjualan terbesar berasal dari produk digital sejumlah Rp 1.27 triliun, disusul oleh produk e-commerce sebesar Rp 5,38 miliar.  Meskipun demikian, beban pokok penjualan kuartal kedua juga naik sebesar Rp 1.25 triliun dibanding tahun lalu sejumlah Rp 45,75 miliar. “Kenaikan beban pokok penjualan ini merefleksikan besarnya transaksi KIOS ke berbagai partner seperti seluruh provider pulsa, listrik (PLN), PDAM, BPJS, PT Tokopedia, PT Samsung Electronic Indonesia, dan lainnya. Hal ini merupakan kondisi yang wajar karena KIOS tengah berupaya untuk melengkapi layanan dan produk kami,” tutur Jasin.

Seiring dengan pertumbuhan kinerja keuangan yang kian positif, KIOS juga terus berupaya untuk mengembangkan jaringannya untuk memperkuat penetrasi pasar dengan menambah jumlah kemitraan. Tercatat sampai dengan Juni 2018, jumlah kios yang bergabung dengan Kioson telah mencapai 36.250 kios. Kioson juga telah merambah setidaknya 384 kota di Indonesia.

Menurut Jasin, perkembangan bisnis KIOS akan semakin diarahkan pada pengayaan fitur-fitur teknologi agar bisa memberikan layanan terbaik bagi konsumen. “Kedepan, kami ingin KIOS tidak hanya dipandang sebagai perusahaan penjual pulsa di warung-warung tetapi juga menjadi one-stop digital financial solution bagi masyarakat.”Karenanya, fitur yang kami kembangkan juga mengarah pada layanan dan produk yang paling relevan dengan kebutuhan kios dan pelanggannya. Seperti fitur terbaru yang berhasil kami kembangkan yaitu OTA (Online Travel Agent),” ujar Jasin.

Perseroan optimis bisa mengantongi laba sebesar Rp9 miliar. Angka tersebut meroket 206,80% dibandingkan capaian laba bersih tahun 2017 yang sebesar Rp2,94 miliar. Selain laba bersih, penjualan perseroan juga akan melejit 122,12% dari Rp1,13 triliun menjadi Rp2,51 triliun tahun ini,”Laba dari Rp3 miliar jadi Rp9 miliar ini sesuatu yang bisa kita achive dengan pertambahan outlet yang besar kita optimis bisa capai,"kata Jasin.

Jasin pernah bilang, strategi perseroan di tahun ini salah satunya dengan meningkatkan jumlah outlet menjadi sebanyak 50.000 outlet, meningkat 20.000 outlet dari tahun lalu yang sebanyak 30.000,”Dengan strategi melebarkan jumlah jaringan kios untuk mencapai angka 50 ribu, kita tingkatkan jumlah layanan, kita tambah produk yang relevan di masyarakat, tambah layanan online dan offline, mudah-mdahan kita bisa melebihi dari yang kita fokuskan,"jelasnya. (bani)