Produksi Batu Bara BYAN 8,4 Juta MT

NERACA

Jakarta - PT Bayan Resources Tbk (BYAN) catatkan produksi batubara 8,4 juta MT di kuartal dua atau naik 30,6% dari kuartal I 2018 dan naik 92,1% dari periode yang sama tahun lalu. Bahkan, secara keseluruhan produksi overburden perseroan mencapai 31,6 juta BCM atau meningkat 84,3% dari periode yang sama tahun lalu. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Dijelaskan, pertumbuhan produksi disumbang dari konsesi anak usaha PT Bara Tabang dan PT Fajar Sakti Prima. Disamping itu, tambahan peralatan oleh kontraktor, kondisi cuaca yang mendukung dan pembukaan area pertambangan lapis bawah di PT Bara Tabang. Sementara itu, pada kuartal II perseroan mencatatkan penjualan 7,6 juta MT atau naik 62,9 % dari periode yang sama tahun lalu. Dengan hasil tersebut, perseroan memperkirakan marjin EBITDA melampaui hasil kuartal I 2018 atau mencapai US$ 400 Juta. Hanya saja, laporan keuangan perseroan tengah diaudit oleh kantor akuntan publik terafiliasi dengan PwC.

Untuk produksi batubara, BYAN tahun 2018 ini menargetkan bisa menggarap sampai 25 juta ton-28 juta ton. "Kami sangat optmistis dapat menaikkan kinerja sampai dua tahun ke depan, karena didukung infrastruktur perseroan dan pasar batubara yg sedang bagus," kata Direktur PT Bayan Resources Tbk, Jenny Quantero.

Saat ini, komposisi penjualan BYAN terdiri dari 53% harga mengambang (spot) dan 47% harga tetap (kontrak). Jenny bilang, pihaknya juga tidak akan mengubah harga batubara hanya karena biaya tunainya tidak sesuai. “Harga jual batubara yang fixed kontrak tidak bisa diubah, kalaupun spot yang mengubah bukan kita, memang dari sananya," ungkapnya.

Meski biaya tunai tidak sesuai, pada Kuartal I-2018 BYAN mencatat pertumbuhan pendapatan signifikan atau naik 110% menjadi US$ 408 juta, dari periode yang sama tahun 2017 yang hanya US$ 187,5 juta. ‘Harga jual rata-rata sebesar US$ 61 per metrik ton. Angka ini lebih tinggi dari periode serupa tahun lalu, yakni US$ 50,7 per metrik ton," terang Jenny.

Sebagai informasi, naiknya pembayaran royalti, pengangkutan batubara menggunakan tongkang dan tingginya striping ratio pada kuartal I-2018 membuat biaya tunai yang dikeluarkan oleh PT Bayan Resources Tbk tidak sesuai dengan benchmark yang ditargetkan yakni senilai US$ 28 per metrik ton-US$ 32 per metrik ton. Meskipun begitu, BYAN tidak akan menaikan harga jual batubara.

BERITA TERKAIT

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…