PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) mencatat kinerja negatif di semester pertama 2018. Dimana perseroan masih mencatatkan rugi, meski pendapatan usaha naik. Rugi yang dicatatkan BUVA pada periode enam bulan yang berakhir 30 Juni lalu mencapai Rp 35,97 miliar. Kerugian ini membengkak dari posisi akhir semester I 2017 yang sebesar Rp 11,3 miliar.

Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin disebutkan, perseroan juga berhasil mencatat penjualan dan pendapatan sebesar Rp 197,7 miliar, naik 74,52% dari penjualan pada semester I-2017 Rp 113,2 miliar. Sementara beban pokok penjualan naik 98,23% menjadi Rp 80,3 miliar. Selain itu, total beban usaha juga meningkat 177% Rp 35,43 miliar sehingga menghasilkan rugi Rp 35,97 miliar. Angka ini naik 218,32% dari kerugian periode yang sama tahun lalu Rp 11,30 miliar.

Kata Sekretaris Perusahaan BUVA, Benita Sofia, dengan adanya beban pokok penjualan meningkat, tidak akan menjadi kendala bisnis. Perseroan optimis kinerja akan membaik seiring bisnis semakin matang, peningkatan volume penjualan akan mengkover biaya tersebut dan memberikan profit yang signifikan. Bicara soal ekspansi, Buva akan membuka Alila SCBD akhir kuartal ke tiga tahun ini. Kemudian akan disusul oleh The Cliff awal tahun depan.

Untuk ekspansi inorganik, BUVA akan menyelesaikan akuisisi di pertengahan kuartal III tahun ini. Dengan berbagai ekspansi tersebut, BUVA menargetkan pendapatan sebesar Rp 267,6 miliar. Jumlah ini merupakan target pendapatan kamar termasuk performa dari pipeline dan target akuisisi. Ditambah target okupansi hotel 63%.