Sentimen Negatif Nilai Tukar Rupiah - WIKA Surplus US$ 3 Juta di Proyek Luar Negeri

NERACA

Jakarta  -  Di tengah fluktuatifnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, memberikan dampak terhadap kinerja keuangan beberapa perusahaan yang sebagian besar memenuhi kebutuhannya mengandalkan impor. Sementara bagi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) tidak terlalu terpengaruh oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan bahkan WIKA malah meraup surplus sebesar US$3 juta dari proyek-proyek yang mereka garap di luar negeri.

Maka atas dasar tersebut, Direktur Utama WIKA, Tumiyana mengklaim, neraca keuangan perseroan saat ini sehat di tengah sejumlah ekspansi serta penetrasi proyek ke pangsa pasar Asean dan Afrika.”Perseroan saat ini memiliki gross gearing ratio dan net gearing ratio masing-masing 0,95 kali dan 0,28 kali. Angka tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan yang dimiliki perseroan jauh di atas utang yang dimiliki,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Disampaikan Tumiyana, gearing ratio masih di bawah 1 kali dan semakin ke depan semakin turun. Jadi, utang perseroan di bawah kapasitas ekuitas. Sebagai informasi, saat ini perseroan dipercaya untuk membangun sejumlah sejumlah proyek di Asean dan Afrika. Adapun, pekerjaan tersebut antara lain Clarin Bridge di Bohol, Filipina, Limbang Bridge di Serawak Malaysia, 1.400 unit rumah di Aljazair, hingga Kompleks Istana Kepresidenan Republik Niger.”Sekarang kami meningkatkan portofolio di Filipina karena bisa cetak net margin 12% sampai dengan 15%. Sementara, di kita [Indonesia] 10% gross,” imbuhnya.

Tercatat di semester pertama 2018, perseroan mencatatkan pendapatan Rp12,97 triliun. Pencapaian itu tercatat naik 36,83% dari periode yang sama tahun lalu Rp9,48 triliun. Sementara itu, beban pokok pendapatan juga mengalami kenaikan 40,89% secara tahunan pada semester I/2018. Jumlah yang dikeluarkan naik dari Rp8,47 triliun pada semester I/2017 menjadi Rp11,94 triliun.

Dari situ, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 18,66% secara tahunan pada semester I/2018. Laba bersih yang dikantongi emiten berkode saham WIKA itu Rp517,25 miliar per 30 Juni 2018. Adapun, sampai dengan semester I/2018, WIKA mengantongi kontrak dari luar negeri Rp1,3 triliun. Jumlah itu setara dengan 34,12% dari target Rp3,8 triliun yang dipasang tahun ini. Dari dalam negeri, WIKA membukukan nilai kontrak baru Rp20,56 triliun atau 35,91% dari target realisasi yang dipasang pada 2018.

Perseroan dipercaya untuk membangun sejumlah proyek di ASEAN dan Afrika seperti Clarin Bridge di Filipina, Limbang Bridge di Malaysia, 1.400 unit rumah di Aljazair, dan Kompleks Istana Kepresidenan di Nigeria. Saat ini WIKA tengah meningkatkan portofolio di Filipina karena bisa mencetak net margin sebesar 12% sampai dengan 15%."Kalau proyek di dalam negeri kami hanya mendapat net margin sebesar 3%," katanya.

Tumiyana menjelaskan strategi perseroan menggarap proyek-proyek di luar negeri untuk melakukan hedging (lindung nilai) secara natural. Dengan menggarap proyek di luar negeri, WIKA mampu meraih pendapatan dalam bentuk dolar AS. Sebelumnya, beberapa perusahaan konstruksi dikhawatirkan menderita dampak negatif dari pelemahan nilai tukar rupiah. Hal itu karena banyak perusahaan konstruksi melakukan impor bahan baku.

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…