Kemenko Maritim Mendesak Industri Taati Perpres 15 Tahun 2018 - Save Citarum

NERACA

Bandung –  World Bank menobatkan Sungai Citarum yang memiliki panjang 300 km sebagai sungai terkotor di dunia. Dimana sekitar 34.000 ton limbah industri masuk ke Sungai Citarum. Hal ini berdampak pada  30 juta orang masyarakat disekitar bantaran Sungai Citarum.  Guna menyelamatkan Sungai Citarum atau save citarum, maka dikeluarkanlah  PERPRES Nomor 15 Tahun 2018, tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.

Kementerian Koordinator Bidang Maritim (Kemenko Maritim), yang ditunjuk oleh Presiden sebagai komando penyelamatan Citarum dengan sigap melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kodam III/Siliwangi untuk merealisasikan Percepatan revitalisasi Sungai Citarum. Oleh karenanya, guna menyelamatkan Sungai Citarum Kemenko Maritim mendesak agar industri mentaati Perpres  No. 15 tahun 2018 sebagai wujud mengendalikan dan melestarikan lingkungan Sungai Citarum.

Safri Burhanuddin, Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim, dalam paparannya menyebutkan, setidaknyaada 3.000 pabrik yang beroperasi di sepanjang Citarum. Namun hanya 10 persen yang memiliki IPAL. Walau sudah punya IPAL, sebagian dari mereka diduga tak konsisten mengolah limbahnya. “Dengan adanya Perpres  No. 15 tahun 2018, kami menghimbau agar industri taat aturan akan pengelolaan limbah. Karena kalau tidak ada sanksi tegas, bahkan kalau memang masih tidak ada aturan bias ditutup pabriknya,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat, Prima Mayaningtias, mengatakan, roodmap penyelamatan Sungai Citarum sudah disusun secara matang sejak lama. Hanya saja, karena tadinya belum ada aturan yang mengikat maka jalan ditempat. “Perpres  No. 15 tahun 2018, memang yang kami tunggu-tunggu, karena dengan adanya aturan itu maka penindakan bisa lebih tegas,” katanya saat memberikan paparan terkait dengan Sungai CItarum di Bandung, (1/8).

Untuk Sungai Citarum sendiri wewenangnya ada di Pusat, meski secara demografi di Jawa Barat, panjangnya birokrasi membuat kami sulit segera merealisasikan pembersihan Citarum. “Untuk masalah CItarum memang butuh satu Komando khusus, dan sekarang itulah yang terjadi sehingga eksekusi Citarum sudah mulai membuahkan hasil. Harapannya, dengan adanya Perpres  No. 15 tahun 2018 inilah Citarum bisa bersih,”tambahnya.

Kami sendiri, lanjut dia lagi, sangat berterimakasih kepada TNI dan semua yang membantu penyelamatan Citarum. “Upaya kerjasama menyelamtkan Citarum dengan melibatkan banyak pihak bukan yang kali pertama, sekarang baru membuahkan hasil. Makanya kami sangat berterimakasih kepada TNI yang mau turun ke lapangan membersihkan Citarum,” ujarnya.

Sedangkan, Komandan Sektor 6, Kolonel Inf Yudi Zanibar, menurutkan, melihat kondisi lapangan Citarum memang menghawatirkan itulah yang menggerakan kami saya dan para prajurit untuk dengan segera membersihkan Citarum. “Kalau kita hanya menunggu masalah Citarum tidak akan pernah selesai, makanya begitu komando datang kami langsung action. Dan Alhamdulillah hanya dalam hitungan bulan progress Citarum mulai nampak. Citarum mulai bersih tidak lagi kotor, berharap ke depan sesuai dengan cita-cita kita semua Citarum Harum bisa terwujud,”  tuturnya.

Tindak Tegas

Pada kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar penyelesaian masalah di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum jangan dicampuradukkan dengan masalah politik. "Ada rupanya yang mau minta perlindungan sana sini, saya bilang untuk Citarum tidak ada perlindungan, pokoknya kalau salah disikat," kata Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut menegaskan pemerintah pusat dan daerah akan menindak tegas kepada pihak-pihak yang masih membuang limbah di daerah aliran sungai (DAS) Citarum. "Saya kira tadi dengan Pak (Pj) Gubernur Jabar, Pangdam III Siliwangi, Kapolda dan Kajati Jawa Barat sudah kompak sekali, sehingga Pak (Pj) Gubernur Jabar sebagai (koordinator) satgas kita mendorong lagi para pengusaha tidak membuang limbah ke Sungai Citarum. Kalau masih bandel kita tutup," tegas dia lagi.

Pada kesempatan tersebut, Luhut juga menegaskan bahwa pembenahan masalah di DAS Citarum diperlukan kerja sama semua pihak terkait mulai dari pemerintah, pengusaha atau pelaku industri hingga masyarakat. "Dalam rangka pembenahan atau mengatasi masalah Citarum, itu sebenarnya tinggal kita yang menentukan. Sekarang ini gubernur ada, pangdam ada, kajati juga ada, kapolda ada, pengusaha juga ada. Jadi tinggal kita mau diapakan ini Citarum," tandasnya.

Hal senada juga pernah disampaikan oleh Menteri Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, dia berkomitmen menindak tegas pelaku industri yang masih mencemari Sungai Citarum. Ia tak segan-segan menghentikan operasional industri yang nakal.

Dia mengatakan Kemenko Polhukam menjadi bagian penting dari penataan sungai Citarum yang tengah dikerjakan pemerintah. Sebab, Wiranto melanjutkan, banyak pelanggaran hukum yang berdampak terhadap pencemaran Citarum.

"Banyak masalah hukum yang masuk dalam penanganan Citarum itu, ada perusahaan-perusahaan yang melanggar hukum dan peraturan, di situ ada pungli, broker-broker yang membuat Citarum lebih kotor lagi. Intinya semua harus taat, jika tidak akan kami tindak tegas," kata Wiranto.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…