Daya Saing dan Manajemen Risiko

Oleh: Achmad Deni Daruri, President Director Center for Banking Crisis

Daya saing ditentukan oleh tingkatan mikroekonomi dan juga makroekonomi secara bersamaan. Sargent yang juga peraih hadiah Nobel Ekonomi mengingatkan bahwa lingkungan mikroekonomi dapat menyebabkan depresiasi terhadap modal manusia seperti yang terjadi di Eropa pada tahun 1980-an. Sementara itu manajemen resiko mikroekonomi berpotensi mempengaruhi stabilitas makroekonomi (Andreas 2009). Artinya daya saing makroekonomi seseungguhnya dipengaruhi oleh daya saing mikroekonomi. Secara mikroekonomi, risiko dapat diukur dari strategi usaha, sumber daya manusia, infrastruktur dan perangkat lunak. Beberapa pertanyaan yang terkait dengan hal tersebut, misalnya apa strategi bisnis perusahaan dan objectives yang ingin dicapai? Bagaimana komitmen dari tim implementasi? Seberapa besar budget untuk infrastruktur? Apakah perangkat lunak tersebut cukup fleksibel dan mudah disesuaikan dengan kondisi perusahaan?

Pertanyaan-pertanyaan ini mengacu antara kondisi pasar spot dengan pasar future yang dapat berbeda. Andreas juga mengingatkan bahwa bias terjadi trade off antara pasar spot dengan futures yang dapat mempengaruhi stabilitas makroekonomi (baca daya saing).  Bilamana aset yang akan diserahkan memiliki banyak suplai atau dapat dengan bebas diciptakan maka harga dari kontrak berjangka didasarkan melalui argumen arbitrasi. Harga kontrak berjangka menunjukkan ekspektasi harga dimasa mendatang dari aset acuan setelah dipotong dengan suku bunga pinjaman tanpa risiko. Hubungan antara kontrak berjangka dan harga spot dalam suatu pasar yang sempurna tergantung pada variabel di atas; dalam praktiknya banyak sekali ketidak sempurnaan pasar (biaya transaksi, perbedaan suku bunga pinjaman dan kurs bunga pinjaman, pembatasan short selling ) yang menghalangi arbitrasi lengkap.

Jadi dengan demikian, harga kontrak berjangka pada kenyataannya bermacam-macam tergantung lingkaran arbitrasi yang melingkupi harga teoretis. Dalam konteks bisnis, "penelitian dan pengembangan" biasanya merujuk pada aktivitas yang berorientasi ke masa yang akan datang, dan untuk jangka panjang baik dalam bidang ilmu maupun dalam bidang teknologi.  Untuk itu secara fundamental manajemen risiko harus harus mendukung daya saing mikroekonomi dengan memenuhi tiga kriteria, yaitu (1) menyediakan akses potensial kepada berbagai pasar yang luas, (2) memberikan kontribusi signifikan terhadap manfaat produk akhir yang diterima pelanggan, serta (3) sulit ditiru oleh pesaing. 

Dalam konteks perbankan, trade off antara daya saing dan manajemen resiko memiliki ciri yang khas, dimana bank dapat memiliki modal dan juga meminjam dari investor luar. Bank dapat menginvestasikan dana tersebut dalam aset aman atau aset berisiko. Aset aman membayar pengembalian moderat apabila sukses tetapi probabilitas keberhasilannya tinggi. Ada dua jenis aset berisiko, diamati oleh bank tetapi tidak oleh pemerintah yaitu aset berisiko inferior yang membayar pengembalian yang tinggi apabila sukses tetapi memiliki probabilitas keberhasilan yang rendah. Aset berisiko superior juga membayar pengembalian yang tinggi apabila sukses, tetapi memiliki probabilitas keberhasilan yang sama tinggi dengan aset yang aman.

Asumsi manajemen risiko adalah perencana ingin bank untuk berinvestasi di aset berisiko jika aset berisiko adalah superior atau di aset yang aman jika aset berisiko adalah inferior. Namun, bank memiliki insentif untuk selalu berinvestasi di aset berisiko, terlepas dari jenis mereka. Pengambil risiko berlebihan ini muncul karena investor luar akhirnya menghadapi sebagian besar risiko menurun. Kemudian, karena perencana tidak dapat mengidentifikasi antara aset berisiko, ia lebih suka investasi hanya dalam aset aman daripada investasi hanya dalam aset berisiko.

Ada dua cara untuk mencegah pengambilan risiko yang berlebihan. Salah satunya adalah peraturan pemerintah dalam bentuk persyaratan untuk menginvestasikan modal bank dalam aset yang aman. Yang lainnya adalah disiplin diri ditopang oleh kekhawatiran reputasi. Jika pemerintah tidak dapat mengidentifikasi jenis aset berisiko, maka persyaratan modal berguna dalam mencegah bank dari berinvestasi di aset berisiko inferior, tapi mahal dalam mencegah bank dari berinvestasi di aset berisiko superior. Kekhawatiran reputasi menyediakan perangkat pendisiplinan yang lebih efisien, mencegah bank dari berinvestasi di aset berisiko inferior tanpa mencegah mereka dari berinvestasi di aset berisiko superior.

Dalam pengaturan ini, jika semua bank khawatir terhadap reputasinya, maka bank lebih menyukai untuk mengandalkan self regulation dibandingkan peraturan pemerintah. Namun, nilai reputasi tergantung pada kondisi ekonomi masa depan yang diharapkan, sehingga tingkat kekhawatiran reputasi tergantung pada berita tentang masa depan. Ketika masa depan terlihat cerah, dengan peluang bisnis yang baik, membangun dan memelihara reputasi adalah suatu hal yang berharga, yang merangsang bank untuk berinvestasi secara optimal. Namun, ketika prospek masa depan tidak baik, reputasi tidak begitu berharga, meningkatkan insentif bank untuk mengambil risiko yang berlebihan. Trade off antara keuntungan jangka pendek untuk selalu berinvestasi dalam proyek-proyek berisiko dan biaya jangka panjang dalam hal reputasi dapat berubah dari waktu ke waktu, yang berpotensi memberikan disiplin diri yang rapuh.

Pada kondisi inilah manajemen risiko sangat diperlukan. McGuire (2010), McGuire dan von Peter (2009), dan Baba, McCauley, dan Ramaswamy (2009) juga menunjukkan bahwa lembaga keuangan asing, terutama yang berada di Eropa, menghadapi penurunan pendanaan dolar jangka pendek selama tahun 2008 dan 2009, sebagian karena mereka sangat bergantung pada reksadana pasar uang  Amerika Serikat. Lebih luas dari apa yang dikatakan oleh Sargent, lingkungan makroekonomi juga menentukan daya saing sebuah usaha. Dengan demikian manajemen resiko harus secara simultan bersifat mikroekonomi dan sekaligus makroekonomi. Apalagi dengan tren dimana bank sentral Amerika Serikat akan terus menaikkan tingkat suku bunga jangka pendeknya yang pada gilirannnya akan menggoyang keseimbangan nilai tukar mata uang dunia dan juga tentunya daya saing antar negara!

 

 

BERITA TERKAIT

Jaga Persatuan dan Kesatuan, Masyarakat Harus Terima Putusan MK

    Oleh : Ridwan Putra Khalan, Pemerhati Sosial dan Budaya   Seluruh masyarakat harus menerima putusan Mahkamah Konstitusi (MK)…

Cendekiawan Sepakat dan Dukung Putusan MK Pemilu 2024 Sah

    Oleh: David Kiva Prambudi, Sosiolog di PTS   Cendekiawan mendukung penuh putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada sidang sengketa…

Dampak Kebijakan konomi Politik di Saat Perang Iran"Israel

  Pengantar Sebuah diskusi webinar membahas kebijakan ekonomi politik di tengah konflik Irang-Israel, yang merupakan kerjasama Indef dan Universitas Paramadina…

BERITA LAINNYA DI Opini

Jaga Persatuan dan Kesatuan, Masyarakat Harus Terima Putusan MK

    Oleh : Ridwan Putra Khalan, Pemerhati Sosial dan Budaya   Seluruh masyarakat harus menerima putusan Mahkamah Konstitusi (MK)…

Cendekiawan Sepakat dan Dukung Putusan MK Pemilu 2024 Sah

    Oleh: David Kiva Prambudi, Sosiolog di PTS   Cendekiawan mendukung penuh putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada sidang sengketa…

Dampak Kebijakan konomi Politik di Saat Perang Iran"Israel

  Pengantar Sebuah diskusi webinar membahas kebijakan ekonomi politik di tengah konflik Irang-Israel, yang merupakan kerjasama Indef dan Universitas Paramadina…