Potensi Ekonomi di Bali Besar - OJK Genjot Pertumbuhan Investor Lokal

NERACA

Denpasar - Otoritas Jasa Keuangan menggenjot edukasi dan sosialisasi pasar modal di Bali karena potensi ekonomi daerah setempat yang besar sehingga diharapkan dapat mendongkrak investor saham.”Kami adakan edukasi secara terpadu bersama Bursa Efek Indonesia dan instansi terkait," kata Kepala OJK Regional Bali dan Nusa Tenggara, Hizbullah di Denpasar, kemarin.

OJK bersama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menyasar pelaku bisnis, akademisi, pelajar dan mahasiswa hingga pegawai OJK dalam edukasi pasar modal terpadu. Edukasi juga diberikan melalui peningkatan peran kepada perwakilan bank pembangunan daerah, Jamkrida, BPR dan perusahaan efek di Bali. Tujuannya, kata dia, untuk meningkatkan pemahaman terkait informasi aktual perkembangan pasar modal dan investasi yang aman dan cerdas.

Berdasarkan survei indeks literasi keuangan tahun 2016, indeks pasar modal nasional mencapai 4,4% atau meningkat dibandingkan tahun 2013 mencapai 3,79%. Sementara itu, indeks inklusi keuangan nasional tahun 2016 juga melonjak dari 0,11% tahun 2013 menjadi 1,25%. Di Bali, kata dia, jumlah investor berdasarkan nomor tunggal identitas investor pasar modal atau SID juga meningkat mencapai 12.582 investor atau meningkat dibandingkan Juni 2017 yang mencapai 10.729 orang.

Meski demikian, dari sekitar 4,15 juta penduduk Bali tahun 2015, jumlah penduduk yang berinvestasi di sektor saham sekitar 0,30% dari total jumlah penduduk itu. Hingga saat ini, jumlah emiten melantai di bursa saham dari Bali belum bertambah yakni masih berjumlah tiga emiten yakni PT Bali Towerindo Sentra Tbk, PT Bukit Uluwatu Villa Tbk dan PT Island Concepts Indonesia Tbk.

Di Bali, lanjut Hizbullah, terdapat 15 perusahaan efek dan satu manajer investasi berkantor di Bali yakni Trimegah Asset Management. Sebelumnya, BEI perwakilan Denpasar, Bali menyatakan optimistis pertumbuhan investor saham di Bali setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 5,25%,”Masyarakat sekarang makin sadar dengan investasi seperti pasar modal yang cukup menjanjikan," kata Kepala BEI Denpasar, Agus Andiyasa.

Disampaikannya, sejak akhir Juni bank sentral telah menaikkan suku bunga acuan "BI seven days reverse repo rate" sebesar 50 basis poin menjadi 5,25%, sehingga berdampak pada jumlah investor pasar modal di Bali yang terus tumbuh. Dirinya menjelaskan, hingga Juni 2018, jumlah investor berdasarkan rekening efek yang digunakan untuk menyimpan portofolio efek atas nama nasabah (SRE) mencapai 14.910 orang atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 12.463 investor. (ant/bani)

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…