Kemenhub Prioritaskan Bangun Transportasi di 3T

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Kementerian Perhubungan memprioritaskan pembangunan transportasi di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di wilayah Tanah Air sesuai pembangunan negara Indonesia yang berdaulat, mandiri, merdeka, dan berkepribadian. “Salah satu sila dalam Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karenanya kita harus membangun di daerah pinggiran," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (1/8).

Langkah itu, menutu dia, sesuai dengan visi pembangunan Indonesia yang didukung dengan Nawacita sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas yang memiliki daya saing. Pembangunan transportasi di pelosok Indonesia merupakan paradigma pembangunan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla yang berorientasi pada Indonesia sentris.

Hal ini menandakan pembangunan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat kota saja tetapi juga dirasakan oleh masyarakat di seluruh pelosok Indonesia. "Ada suatu desa di Utara Maluku yang hanya dikunjungi satu kapal seminggu sekali, kemudian kami membangun pelabuhan di sana. Ini merupakan upaya kami untuk mewujudkan Indonesia sentris," katanya. Selain itu, lanjut Budi, pihaknya juga membangun lapangan terbang di Miangas.

Miangas adalah satu pulau 400 km dari Manado, hanya 40-50 kilometer dari Filipina dengan jumlah penduduk 600 kepala keluarga (KK). "Selama ini mereka harus ke Manado yang memakan waktu enam sampai 10 jam, dengan keadaan sekarang mereka lebih mudah mengakses. Jadi konektivitas bukan hanya dari Sabang sampai Merauke tetapi juga dari Rote sampai Miangas," katanya.

Kemenhub juga melakukan peningkatan pelayanan angkutan laut pelayaran rakyat dengan membangun 24 unit kapal rakyat pada tahun 2017-2018 yang tersebar di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Maluku. "Pembangunan kapal rakyat ini untuk mendorong ekonomi kerakyatan berbasis kearifan lokal. Tidak hanya itu, kami juga memberikan pendidikan kepada 400 ribu orang untuk belajar mengemudikan kapal, pengetahuan tentang keselamatan dan pelabuhan," katanya.

Selain pembangunan transportasi di pelosok, untuk menyelesaikan masalah kemacetan di kota besar dilakukan pembangunan angkutan massal seperti Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail Transit (LRT) dan Bus Rapid Transit (BRT). "Kami ingin masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi beralih menggunakan angkutan massal sehingga dapat mengurangi kemacetan. Sebagai contoh pada saat lebaran pemudik yang menggunakan motor turun sekitar 20 persen karena mereka mudik dengan menggunakan angkutan massal seperti bus, kereta, kapal dan pesawat," katanya.

Dia juga mengatakan pembangunan transportasi massal seperti LRT juga akan dilakukan di lima kota besar yaitu Medan, Bandung, Makassar dan Bali.

 

 

BERITA TERKAIT

Sadari Potensi Dunia Digital, Raih Cuan Jutaan dari Jualan Online

  NERACA Magetan – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) menyelenggarakan kegiatan Chip In #MakinCakapDigital2024 bertema “Etika Bebas Berpendapat di…

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Sadari Potensi Dunia Digital, Raih Cuan Jutaan dari Jualan Online

  NERACA Magetan – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) menyelenggarakan kegiatan Chip In #MakinCakapDigital2024 bertema “Etika Bebas Berpendapat di…

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…