Minat IPO Industri Kesehatan Tinggi - Panin Tangani Order Dua Calon Emiten Baru

NERACA

Jakarta – Dilatar belakangi besarnya biaya pengembangan infrastruktur di industri kesehatan yang terus maju tiap tahunnya, mendorong beberapa pelaku industri kesehatan mencari pendanaan lewat pasar modal. Alhasil, saat ini tren pelaku industri tersebut untuk menjajaki penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) juga terus tumbuh. Apalagi, beberapa pelaku industri kesehatan sebelumnya telah sukses menggelar IPO.

Kata Direktur PT Panin Sekuritas Tbk (PANS), Prama Nugraha, dua calon emiten dari industri kesehatan tengah menjajaki IPO. Rencana itu membuat daftar calon emiten dari industri kesehatan kian banyak. Dengan kondisi demografi Indonesia saat ini, maka kebutuhan akan kesehatan semakin meningkat. Sehingga industri membutuhkan dana untuk pengembangan dan melayani kebutuhan dasar manusia itu,”Disamping itu, tingkat kesejahteraan juga mendorong industri kesehatan sehingga alternatif pendanaan dari pasar modal meningkat,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Fenomena itu, lanjut dia, terlihat dari beberapa perusahaan yang datang dari industri kesehatan berminat menggalang dana dari pasar modal melalui penawaran saham perdana atau IPO. “Saat ini saja, ada dua calon emiten dari industri kesehatan bersama kami selaku penjamin emisi efek mempersiapkan IPO,” kata dia.

Dia merinci, dua calon emiten itu bergerak dibidang alat kesehatan dan produsen obat-obatan. Kedua calon emiten berencana melaksanakan aksi korporasi pada semester I 2019. Asal tahu saja, beberapa calon emiten dari industri kesehatan juga tengah mempersiapkan pelaksanaan pencatatan saham perdana, yaitu PT Cottonindo Ariesta. Sedangkan RS Awal Bros juga tengah mempelajari IPO.

Tahun ini, PT Panin Sekuritas Tbk menargetkan kenaikan pendapatan sebesar 30%. Dimana perseroan akan memfokuskan pada peningkatan jumlah nasabah. Di paruh pertama tahun ini, perseroan telah berhasil berhasil menangani dua perusahaan yang IPO, seperti PT Mahkota Group (perusahaan sektor kelapa sawit) & BP Trans (perusahaan sektor transportasi).

Disampaikan perseroan, rencana untuk memaksimalkan pendapatan sebesar 30% adalah dengan melakukan sosialisasi dengan menggandeng perguruan tinggi, serta memperluas jaringan perseroan di Indonesia timur. Sedangkan mengenai permasalahan turunnya laba perseroan pada tahun lalu, pratama beralasan bahwa hal tersebut disebabkan oleh pertukaran portofolio nasabah dari reksa dana saham ke reksa dana pendapatan tetap.”Secara umum kinerja kami masih baik, tapi tidak setinggi 2016. Memang salah satu penyebabnya keuntungan manajer investasi yang berkurang,” ujar Pratama.

Apabila dilihat dari laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, maka laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada periode 2017 sebesar Rp177,21 miliar, atau turun 30,34% apabila dibandingkan dengan tahun 2016 yang mencapai Rp265,42 miliar.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…