DPR Apresiasi Budidaya Udang di Kabupaten Kendal

NERACA

Semarang – Komisi IV DPR RI meninjau langsung kawasan budidaya udang di Kecamatan Karangsari Kabupaten Kendal, Senin (30/7). Kegiatan tersebut merupakan bagian rangkaian kunjungan kerja reses komisi di Provinsi Jawa Tengah. Sebelumnya rombongan komisi IV juga mengunjungi beberapa kegiatan sektor terkait yakni BKSDA, kawasan pertanian Cabe, dan depo Bulog di Kabupaten Kendal.

Adapun tim Komisi IV dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Komisi, Viva Yoga Mauladi dan didampingi oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya dan Wakil Bupati Kendal. Tim kemudian langsung melakukan panen udang di lahan tambak milik koperasi kelompok tirta minasari. Koperasi kelompok tersebut sebelumnya telah mendapat dukungan fasilitas sarana prasarana budidaya dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan mendapat bimbingan langsung dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara.

"Udang yang kami panen mampu mencapai ukuran size 30 (30 gr per ekor) dengan produktivitas rata-rata 12 ton per hektar. Produksi ini dapat mencapai 15 ton per hektar jika dipanen secara parsial," ungkap Agus, Ketua koperasi kelompok Tirta Minasari saat memberikan keterangan testimoni di depan rombongan.

Agus menambahkan secara hitungan bisnis, dengan produktivitas 12 ton per hektar tambak dan harga rata rata  size 30 sebesar Rp. 97.000,- per kilogram, kelompoknya mampu meraup pendapatan kotor mencapai Rp. 1,16 milyar  atau keuntungan bersih sebesar Rp. 540 juta per siklus (4 bulan).

"Kalau kita rata rata cost produksi udang mencapai Rp. 40.000,- per kg. Memang beberapa waktu lalu harga udang di pasar sempat jatuh mencapai Rp. 80.000,- per kg untuk size 30, namun saat ini mulai merangkak naik pada kisaran harga Rp. 97. 000,- per kg. Dengan kondisi ini, keuntungan bersih minimal yang dapat diraup mampu mencapai Rp. 45.000,- per kg", imbuhnya.

Wakil ketua komisi IV, Viva Yoga Mauladi menyatakan puas dengan keberhasilan program kegiatan budidaya khususnya usaha budidaya udang yang dilakukan masyarakat. Ia menyampaikan bahwa program yang telah diketok palu antara Pemerintah dengan DPR memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat utamanya para pembudidaya ikan.

"Ini sangat memuaskan, jika melihat hitungan ekonomi sangat menjanjikan. Tadi kita dengar langsung keuntungan bersih bisa mencapai minimal Rp. 40.000,- per kg. Bisa dibayangkan pengelolaannya juga sudah modern dengan pasar ekspor ke Jepang dan Amerika. Ini tentunya jadi memacu kami untuk terus mendorong Pemerintah, sehingga program betul-betul berdampak bagi kesejahteraan pembudidaya, nelayan dan petambak garam," ungkap Politisi PAN ini.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan bahwa KKP memastikan program Pemerintah dapat langsung dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Menurutnya keberhasilan usaha budidaya yang dilakukan koperasi kelompok merupakan buah komitmen dari seluruh pihak.

Slamet juga memastikan bahwa keberhasilan budidaya udang sangat ditentukan oleh pengelolaan yang dilakukan secara efektif dan bertanggungjawab. "Saya selalu sampaikan bahwa KKP saat ini terus mendorong prinsip pengelolaan kawasan budidaya berkelanjutan. Ini mutlak, dan saat ini kita bisa lihat sendiri hasilnya. Koperasi kelompok Tirta Minasari merupakan contoh yang telah menerapkan prinsip ini," jelas Slamet, sebagaimana disalin dari siaran resmi.

Untuk menjamin kawasan budidaya berkelanjutan, KKP telah mengeluarkan kebijakan pengembangan kawasan berbasis klaster. Konsep ini akan menjamin pengelolaan sistem produksi budidaya secara integratif dan manajemen kelompok/ kolektif, sehingga budidaya akan terjamin keberlanjutannya baik dari aspek lingkungan maupun bisnis.

"Saya juga apresiasi bahwa pengembangan kawasan budidaya udang di Kendal cukup pesat. Tadi bisa kita dengar dari salah satu kelompok yang hadir, bahwa dengan dukungan program KKP, dari awal lahan budidaya yang dikelola seluas 4 hektar, saat ini telah diperluas menjadi 14 hektar. Saya optimis ini terus akan berkembang," kata Slamet.

BERITA TERKAIT

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…

BERITA LAINNYA DI Industri

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…