LAKUKAN SEKURITISASI ASET UNTUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA - Kerugian Usaha Garuda Menyusut 58,55%

Jakarta-Di tengah situasi ekonomi global tak menentu saat ini, kinerja PT Garuda Indonesia Tbk masih menderita kerugian US$116,85 juta hingga semester I-2018,  atau menyusut 58,55% dari total kerugian usaha maskapai penerbangan nasional itu pada periode yang sama 2017 US$281,92 juta. Sementara itu, Garuda Indonesia untuk pertama kalinya melakukan sekuritisasi pendapatan dari rute Jeddah dan Madinah senilai Rp2 triliun melalui skema instrumen investasi kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA).

NERACA

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury mengatakan penurunan kerugian itu disebabkan terjadi kenaikan pendapatan operasional sebesar 5,9% dari US$1,8 miliar menjadi US$1,9 miliar. "Ini ditunjang oleh peningkatan jumlah penumpang, peningkatan angkutan kargo, peningkatan utilisasi pesawat, efektifitas program efisiensi, dan peningkatan kinerja anak perusahaan," ujarnya di Jakarta, pekan ini.

Menurut dia, jumlah penumpang Garuda Indonesia sepanjang semester I-2018 naik 8,3% menjadi 18,7 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selain itu, Pahala mengklaim jumlah kargo yang diangkut naik 2,7% menjadi 225 ribu ton.

Khusus untuk penjualan tiket, Pahala menyebut tujuan favorit atau terbanyak memberikan kontribusi terhadap penjualan tiket, yakni rute Jakarta-Denpasar dan Asia Tenggara. "Secara penjualan 65% masih di dalam negeri (rutenya)," ujarnya. Untuk itu, dia berharap bisa menaikkan penjualan tiket rute internasional agar kontribusi penjualan antara internasional dan domestik bisa berimbang.

Pada akhir tahun ini, Pahala sempat menargetkan perusahaan membukukan laba bersih sebesar US$8-US$10 juta. Namun, kenaikan harga avtur di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini, Pahala mengaku akan mengkaji kembali target tersebut. "Angka belum, kami masih perlu lihat lagi pengaruhnya. Apa ada sumber pendapatan lain yang bisa dioptimalkan," ujarnya.

Selain itu, Pahala mengungkapkan kenaikan biaya avtur secara tahunan meningkat 12% menjadi US$639 juta dari sebelumnya yang hanya US$571 juta.

Kemudian, Garuda Indonesia baru saja melakukan sekuritisasi pendapatan dari rute Jeddah dan Madinah senilai Rp2 triliun melalui skema instrumen investasi kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA). "Kami sekuritisasi rute itu selama lima tahun," ujarnya.

KIK EBA GIAA01 merupakan instrumen sekuritisasi aset keuangan pertama di Indonesia yang menjadikan hak pendapatan atas penjualan tiket pesawat sebagai agunan. Pendapatan dari penjualan tiket yang diagunkan yaitu rute penerbangan Jeddah dan Madinah.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini M. Soemarno mendukung aksi korporasi yang diambil Garuda Indonesia. Sekuritisasi aset yang dilakukan Garuda merupakan upaya menjaminkan aset termasuk salah satunya atas pendapatan di masa depan yang akan dialihkan hak pendapatannya. Dari aspek risiko, produk sekuritisasi lebih terkendali karena aset yang di gunakan sebagai agunan sudah terseleksi dengan baik.

Rini menyatakan, penerbitan KIK EBA GIAA01 menjadi solusi alternatif pendanaan bagi PT Garuda Indonesia untuk memenuhi kebutuhan finansial perusahaan sehingga perseroan mempunyai modal yang lebih besar untuk terus berekspansi.

“Saya ucapkan selamat kepada seluruh jajaran manajemen Garuda Indonesia atas kerja kerasnya dalam penerbitan produk sekuritisasi GIAA01. Ini adalah salah satu solusi alternatif pendanaan yang dilakukan Garuda Indonesia untuk memenuhi kebutuhan finansial perusahaan. Semoga inisiatif ini akan mendorong perbaikan kinerja Garuda Indonesia dan juga mendukung program Pemerintah dalam peningkatan konektivitas udara,” ujarnya, kemarin (31/7).

Pada kesempatan tersebut, Rini juga mendorong agar lebih banyak BUMN dan swasta untuk melakukan sekuritisasi aset mengikuti jejak Garuda Indonesia dan sebelumnya oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PT Indonesia Power dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk yang melakukan sekuritisasi aset Kredit Perumahan Rakyat (KPR).

“Beberapa BUMN telah sukses menerbitkan sekuritisasi dan mendapat respons positif dari investor. Jadi pemerintah akan terus mendorong semakin banyak BUMN yang terlibat dan ke depannya, dengan modal dan pendanaan yang cukup, akan mendorong BUMN untuk melebarkan sayap ekspansi dan akan membuat BUMN semakin kuat dan tumbuh,” tegas Rini.

Penawaran KIK EBA ini mendapatkan respon yang positif dari investor karena struktur produk dan imbal hasil yang cukup menarik. Produk investasi ini memiliki total nilai sebesar Rp 2 Triliun yang terbagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas A dan kelas B.

KIK EBA GIAA01 kelas A dilakukan melalui penawaran umum kepada investor strategis dan dilakukan melalui pencatatan di BEI dan mendapat rating AA+ dari Pefindo dengan tingkat imbal hasil sebesar 9,75% pa, tenor 5 tahun (tanggal jatuh tempo 27 Juli 2023) dengan nilai mencapai Rp 1,8 Triliun.

Tunda Pembelian Pesawat

Manajemen Garuda Indonesia juga akan menunda pemesanan pesawat baru. Keputusan ini diambil sebagai upaya menekan biaya operasional yang dikeluarkan oleh perseroan. Penundaan ini sebagai dampak melemahnya nilai tukar Rupiah dan tingginya harga bahan bakar pesawat atau avtur.

"Kita semua sudah sepakat akan lakukan penundaan pesawat, jadi memang kalau dilihat dari rencana kita, mungkin hingga akhir tahun ini jumlah moda pesawat kita tetap sama yakni sekitar 202 pesawat," ujar Pahala.

Menurut dia, pihaknya secara seksama memperhatikan fluktuasi perkembangan harga avtur ke depannya. Oleh karena itu, Pahala akan lakukan fuel saving dan fuel hedging dengan rasio lindung nilai (hedging) sampai 50%. "Jika fuel ini naik sampai 12% dan porsinya 35%, tambahan biaya kita nanti bisa terpengaruh hingga 4%-an. Jadi nanti kita cek apakah fuel ini ke depannya bakal naik terus atau tidak," tegas dia.

Melihat kondisi saa tini, Pahala akan akan terus mengevaluasi target pertumbuhan laba perusahaan. "Jadi memang kita lagi dalam proses review, target awal kita tahun ini adalah untung USD 8 - USD 10 juta," ujarnya.

Tidak hanya itu. Manajemen Garuda Indonesia juga akan mengkaji penutupan 11 rute yang dianggap belum menguntungkan bagi perusahaan sebagai langkah efisiensi perusahaan memperbaiki kinerja keuangannya yang masih merugi.

Menurut Pahala, sejauh ini penutupan rute yang belum menguntungkan bagi perusahaan justru berdampak positif terhadap kinerja keuangan secara keseluruhan. "Pengaruh kami melakukan penutupan itu mungkin bisa membuat operasional kami membaik," ujarnya.

Saat ini, Garuda Indonesia memiliki penawaran sebanyak 22 rute. Pahala belum bisa menyebutkan rute mana saja yang akan dipangkas oleh BUMN penerbangan itu.

Kendati berniat mengurangi jumlah rute, Pahala menegaskan perusahaan tak akan benar-benar menghilangkan 11 rute tersebut, melainkan menggantinya dengan rute lain yang dianggap lebih menguntungkan. "Kami restrukturisasi, kami tambah daerah. Kami kembangkan lagi rute tambahan. Itu beberapa hal yang bisa kami lakukan," ujar  Pahala.

Di tengah rencana perusahaan memangkas jumlah rute, Garuda Indonesia juga memutuskan untuk menambah beberapa rute baru pada semester-I 2018. Sejumlah rute itu antara lain Denpasar-Xi'an, Denpasar-Zhengzhou, Makassar-Palembang, Jakarta-Sorong dan Mumbai-Denpasar.

Dalam hal efisiensi lainnya, manajemen Garuda Indonesia juga akan menunda rencana penerbitan surat utang atau obligasi (global bond) senilai USD 750 juta atau Rp 10,8 triliun (1 USD = Rp 14.400). Sebelumnya, perusahaan pelat merah ini menargetkan global bond tersebut dapat diterbitkan pada awal kuartal II-2018.

Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk keperluan pembiayaan kembali utang (refinancing). Tak hanya itu, perseroan juga akan menggunakan dana hasil obligasi tersebut untuk kegiatan usaha. "Kami masih wait and see, lihat kondisi, diundur. Kemarin kita ada utang jatuh tempo sudah dilunasi dengan kas kami," ujar Direktur Keuangan Garuda Indonesia Helmi Imam Satriyon seperti dikutip CNNIndonesia, Senin (30/7).

Oleh karena itu, Helmi mengatakan akan mencari sumber pendanaan baru untuk memenuhi total kebutuhan dana sebesar US$ 500 juta. "Untuk sumber revenue selain global bond itu ya ada sekuritisasi, sindikasi pinjaman dan pinjaman bank bilateral. Kalau yang sekuritisasi kan sudah kemarin," kata dia.

Untuk total kebutuhan dana sekitar US$ 500 juta itu, Helmi menjelaskan, porsinya antara lain terdiri dari sindikasi pinjaman US$ 300 juta dan pinjaman bank bilateral di kisaran US$100 juta – US$200 juta. bari/mohar/fba

BERITA TERKAIT

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…