Dunia Usaha - Perguruan Tinggi Diajak Lebih Berperan di Era Revolusi Industri

NERACA

Jakarta – Kementerian Perindustrian terus mengajak perguruan tinggi di Indonesia agar berperan strategis dalam memasuki era perubahan pada revolusi industri 4.0. Langkah kolaboratif triple helix, antara pemerintah dengan pelaku industri dan akademisi ini dinilai penting untuk mewujudkan ekosistem yang mendukung penerapan ekonomi digital.

“Industri 4.0 merupakan perjalanan di bidang inovasi dan teknologi. Namun, khusus di Indonesia, yang juga kita pacu adalah empowering human talents. Jadi, kunci kuncinya ada tiga, sumber daya manusia, teknologi dan inovasi,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika menjadi pembicara pada Seminar Nasional Entrepreneurship Indonesia 4.0 yang diselenggarakan Institut Pertanian Bogor (IPB) di Jakarta, sebagaimana disalin dari siaran resmi di Jakarta.

Di hadapan 700 perserta termasuk para alumni Sekolah Bisnis IPB, Menperin menjelaskan, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 guna  mengimplementasikan berbagai jurus jitu dalam kesiapan menuju revolusi industri generasi keempat.

"Negara-negara di Asia telah menyiapkan diri di era industri 4.0 ini, seperti India dengan Made in India, dan Thailand dengan Thailand 4.0. Maka itu, Indonesia juga sudah siap," paparnya. Airlangga optimistis, melalui Making Indonesia 4.0, Indonesia akan menjadi negara 10 besar dengan ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030.

Dalam mencapai aspirasi nasional itu, upaya yang perlu ditingkatkan adalah pendidikan. Salah satunya, perguruan tinggi menjadi pusat keunggulan untuk kegiatan penelitian dan pengembangan. Apalagi, ke depan, Indonesia akan memasuki bonus demografi sebagai momentum masa keemasan. Saat ini, di antara negara-negara G20, Indonesia berada di posisi ke-16.

“Beberapa negara telah membuktikan saat berada di dalam golden years, ekonominya bisa lebih tinggi. Tetapi hanya bisa dilakukan apablia mengimplementasikan ekonomi digital,” ungkapnya. Menperin meyakini, penerapan ekonomi digital atau industri 4.0, bakal mampu mendongkrak 1-2 persen untuk pertumbuhan ekonomi, menambah hingga 10 juta lapangan kerja, dan peningkatan kontribusi industri manufaktur sebesar 25 persen pada tahun 2030.

Untuk itu, Kemenperin memberikan apresiasi kepada IPB yang telah melahirkan banyak lulusannya dalam mendukung sektor industri. Terlebih lagi, perguruan tinggi ini juga sudah meluncurkan program IPB 4.0. “Tentunya kami berharap, Making Indonesia 4.0 dapat menginspirasi seluruh bangsa guna menghadapi revolusi industri 4.0 ini,” tutur Airlangga.

Kemenperin akan mendorong alumni IPB bisa link and match dengan kebutuhan sektor industri saat ini, misalnya industri hasil pertanian, perkebunan, dan kehutanan seperti produsen kertas dan farmasi, serta makanan dan minuman. “Kami juga minta IPB bisa menjaga sustainability industri dan lingkungan. Contohnya, pengembangan new material berbasis bio, karena sumber daya alam kita cukup melimpah, dan sekarang Indonesia arahnya ke sana,” terangnya.

Rektor IPB Arif Satria menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan peta jalan pengembangan riset baru  dalam rangka menemukan material baru bagi dunia industri di era revolusi industri 4.0. “Sudah banyak  negara mengembangkan material baru pertanian untuk industri, seperti di China yang menjadikan  rumput laut sebagai bahan baku pengganti katun. Dalam pengembangan riset ini, IPB tidak hanya  terpaku pada anggaran pemerintah saja, tetapi bagaimana berkolaborasi dengan industri,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Menperin menjelaskan, Indonesia punya potensi besar dalam menerapkan revolusi industri generasi keempat. Apalagi, Indonesia telah menjadi basis produksi sektor manufaktur dari perusahaan-perusahaan global untuk memenuhi pasar domestik dan ekspor. 

Airlangga menceritakan, implementasi industri 4.0 pertama kali didorong oleh Jerman pada tahun 2011. Alasannya, mereka ingin mengembalikan sektor manufaktur menjadi kekuatan perekonomiannya.

“Jadi, apabila kita ingin masuk ke negara maju, tidak hanya berbasis jasa. Selama ini sektor manufaktur kita memberikan kontribusi yang besar terhadap PDB. Di Eropa, tidak punya SDM melimpah, sehingga lari ke otomatisasi, robotik, dan seterusnya. Kita lihat juga negara lain di Asia, seperti India dan Thailand yang fokus pada pengembangan sektor manufaktur,” paparnya.

Merujuk data The United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), posisi Indonesia berada di peringkat ke-4 di dunia, setelah Korea, Jerman dan China sebagai negara yang kontribusi sektor manufakturnya di atas 17 persen. “Dengan demikian, sekarang posisi kita sebagai salah satu negara manufaktur yang besar, dan menjadi benchmark bagi negara lain,” ungkap Airlangga.

Selanjutnya, di lihat dari pertumbuhan industri manufaktur nasional, rata-rata masih di atas lima persen. Sektor pengolahan ini menjadi pendorong utama dalam pertumbuhan ekonomi. Efek berantainya bisa meliputi pada peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, dan penerimaan devisa.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…