PP Properti Bukukan Penjualan Rp 2,7 Triliun

NERACA

Jakarta – PT PP Properti Tbk (PPRO) mencatatkan penjualan atau marketing sales sepanjang semester pertama 2018 sebesar Rp 2,7 triliun atau tumbuh 80% dibandingkan dengan priode yang sama tahun sebelumnya. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan mengungkapkan, marketing sales disokong dari residential sekitar 90% dan commercial (hospitality dan shopping mall) sekitar 10%. Proyek-proyek residential diantaranya Grand Kamala Lagoon, Grand Sungkono Lagoon, Grand Shamaya, Grand Dharmahusada Lagoon, Ayoma, Amarta View, Begawan, dll. Sedangkan commercial diantaranya Park Hotel Jakarta, Park Hotel Bandung, Swissbel Hotel Balikpapan, Kaza City dan Mall Lave GKL.

Sebagai informasi, tiga tower apartemen milik PT PP Properti Tbk diborong investor asal Dubai dengan nilai transaksi Rp2,1 triliun. Adapun, tiga unit yang diborong yakni Grand Shamaya, Grand Dharmahusada Lagoon, dan Grand Sungkono Lagoon. Berkah kepercayaan investor asal Dubai membeli proyek tersebut, rupanya juga mengerek perolehan laba bersih perseroan di semester pertama sebesar Rp 188 miliar atau tumbuh 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 163 Miliar.

Selain itu untuk peningkatan dari kacamata arus kas masih tetap kuat, sehingga mendorong tercapainya posisi neraca keuangan yang sehat. Rasio utang berbunga terhadap ekuitas (DER) pada posisi Juni 2018 adalah 0.75 kali dengan current ratio 2.69 kali dan peningkatan sebesar 32% di total asset dari Rp 10.71 triliun di semester I-2017 menjadi Rp 14.19 triliun, posisi ini menunjukkan tingkat leverage Perseroan yang sangat terkendali. 

Kata Direktur Utama PPRO, Taufik, di semester kedua tahun ini diharapkan pihaknya akan menerima pembayaran atas transaksi Bulk Sell yang muncul di semester pertama tahun ini dengan perkiraan nilai Rp 756 miliar.  Ditambah dengan sisa dana dari hasil penerbitan obligasi kemarin, dirinya meyakini dapat memenuhi komitmen kami kepada konsumen dan pemegang saham dalam menghasilkan progress produksi yang luar biasa dari landbank maupun proyek yang ada.

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, tahun ini perseroan hanya menyiapkan belanja modal Rp 1.8 triliun, dimana sekitar 75% diantaranya akan digunakan untuk pembayaran cicilan lahan perseroan dan sisanya untuk pengembangan hotel dan mall juga setoran modal anak usaha. Sampai dengan Juni 2018 sudah terserap sekitar 40% dari total belanja modal tahun ini. “Sebagian besar belanja modal kami prioritaskan membayar cicilan landbank, kalaupun ada hutang sifatnya hanya untuk refinancing.  Dengan begitu rasio keuangan akan terkendali dimana hutang berbunga akan diminimalisir,”ujar Taufik.

Tahun ini, lanjutnya, perseroan menargetkan top line marketing sales mencapai Rp 3.8 triliun, sedangkan untuk bottom line ditargetkan berkisar Rp 510-530 miliar. “Kami sangat optimis dengan target itu, rencana di semester II-2018 kami akan melaunching beberapa produk baru, diantaranya apartemen di kawasan Kertajati, Entrance Suramadu, launching tower baru Grand Kamala Lagoon dan Grand Sungkono Lagoon,”ungkap Taufik.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…