Posisi Strategis Indonesia Butuh Kepemimpinan Nasional yang Kuat

Indonesia secara geopolitik dan geostrategis merupakan negara yang sangat penting karena letaknya yang strategis berada di antara dua benua dan dua samudera sehingga menjadi Sea Line of Communication (SLOC) dan Sea Lanes of Trade (SLOT). Hal tersebut disampaikan Guru Besar Ilmu Pertahanan Universitas Pertahanan Laksamana TNI (Purn) Prof Dr. Marsetio.

Menurutnya, di dalam posisi ini Indonesia tidak hanya harus menjaga keamanan nasional, namun juga bertindak sebagai penjaga kedamaian regional. Marsetio menjelaskan, Indonesia secara fisik maupun pengaruh politik merupakan negara besar di kawasan regional Asia Pasifik. Maka gangguan terhadap keamanan maritim kawasan Asia Tenggara akan berdampak untuk mengimplementasikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. "Oleh karena itu penting untuk memahami dinamika geomaritim di kawasan Asia Pasifik dengan potensi konflik bersenjata yang dapat memicu terjadinya perang terbuka,"ujar Marsetio di Jakarta, kemarin. 

Presiden Jokowi sejak awal kepemimpinannya telah menyadari hal ini. Pada tanggal 15 Desember 2014, Presiden membentuk Badan Koordinasi Keamanan Laut (BAKORKAMLA) berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Pertahanan dan Keamanan/ Panglima Angkatan Bersenjata, Menteri Perhubungan, Menteri keuangan, Menteri Kehakiman, dan Jaksa Agung. BAKORKAMLA memiliki tugas pokok melakukan patroli keamanan dan keselamatan di wilayah perairan dan yurisdiksi Indonesia.

Ke depannya, inisiatif-inisiatif seperti ini harus terus dijaga dan diperkuat dari level kepemimpinan yang teratas, yaitu presiden dan wakil presiden. Salah satu pemikir TNI paling berpengaruh paska reformasi, Moeldoko, telah meng-highlight pentingnya pengelolaan kawasan perbatasan yang baik. Rekomendasi yang diberikannya pada disertasi doktoralnya di dalam bidang Administrasi pada FISIP UI adalah perbaikan, penyempurnaan, dan harmonisasi kebijakan pengelolaan kawasan perbatasan.

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menambahkan,  pertama Jokowi seorang sipil, butuh sokongan atau dukungan sosok eks militer.  Pak Jokowi ingin memastikan militer dalam genggamannya. Maka diambillah sosok Moeldoko ini, karena bagaimanapun Moeldoko pernah menjadi Panglima TNI, dan beliau sebagai tokoh senior juga di tentara.

BERITA TERKAIT

Laba Bersih Rukun Raharja Melonjak 150%

Di tahun 2023, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) membukukan laba bersih yang melonjak 150% year on year (yoy) menjadi senilai US$ 27,1…

Transformasi, WTON Luncurkan Logo Baru

Masuki hari jadinya ke-27, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton resmi meluncurkan logo baru yang menjadi simbol…

Pakuwon Jati Cetak Laba Bersih Rp2,1 Triliun

Emiten properti, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) membukukan laba bersih sebesar Rp2,105 triliun pada tahun 2023 atau naik 36,8% dibanding…

BERITA LAINNYA DI

Laba Bersih Rukun Raharja Melonjak 150%

Di tahun 2023, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) membukukan laba bersih yang melonjak 150% year on year (yoy) menjadi senilai US$ 27,1…

Transformasi, WTON Luncurkan Logo Baru

Masuki hari jadinya ke-27, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton resmi meluncurkan logo baru yang menjadi simbol…

Pakuwon Jati Cetak Laba Bersih Rp2,1 Triliun

Emiten properti, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) membukukan laba bersih sebesar Rp2,105 triliun pada tahun 2023 atau naik 36,8% dibanding…