OJK : Stabilitas Sektor Keuangan Masih Terjaga

 

 

NERACA

 

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan dan kondisi likuiditas di pasar keuangan Indonesia masih terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan yang dipicu sentimen negatif eskalasi perang dagang AS dan China. OJK terus memantau risiko yang akan muncul dari dinamika perekonomian global dan dampaknya terhadap likuiditas pasar keuangan dan kinerja sektor jasa keuangan nasional, sebut siaran pers OJK tentang hasil rapat dewan komisioner (RDK) bulanan otoritas di Jakarta, Rabu (25/7).

Disebutkan, selain ketidakpastian pasar keuangan dan pelemahan pasar keuangan global, perekonomian global juga menghadapi tantangan berkurangnya likuiditas seiring dengan berlanjutnya normalisasi kebijakan The Fed dan inflasi "personal consumption expenditure" AS pada Juni 2018 yang telah mencapai target dua persen. Perkembangan ini menyebabkan tekanan di pasar keuangan global, khususnya di pasar yang sedang tumbuh.

Dijelaskan, sejalan dengan perkembangan kondisi global tersebut, pasar keuangan domestik juga mengalami tekanan. IHSG pada Juni 2018 melemah 3,08 persen dan ditutup di level 5.799,2, dengan investor nonresiden mencatatkan penjualan bersih Rp9,1 triliun. Namun, memasuki Juli 2018 tekanan sedikit mereda, IHSG pada 24 Juli ditutup di level 5.931,8 atau tumbuh 2,29 persen sejak awal Juli, dan mencatatkan "net buy investor" nonresiden sebesar Rp795 miliar, meski jika dihitung sejak awal 2018 masih mencatatkan penjualan bersih Rp50,2 triliun.

Di pasar SBN, per Juni 2018, "yield" SBN tenor jangka pendek, menengah dan panjang masing-masing naik sebesar 44,0 "basis points" (bps), 79,3 bps, dan 55,1 bps. Pada Mei 2018, rata-rata "yield" meningkat 27,7 bps. Investor nonresiden mencatatkan penjualan bersih di pasar SBN sebesar Rp3,6 triliun. Dikatakan, di tengah tekanan ke pasar keuangan domestik tersebut, kinerja intermediasi sektor jasa keuangan pada Juni 2018 secara umum masih terjaga walaupun turut mengalami moderasi.

Piutang pembiayaan sampai Juni tahun ini tumbuh 5,18 persen dibanding tahun sebelumnya. sedangkan bulan sebelumnya tumbuh 6,37 persen (yoy). Premi asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi masing-masing tumbuh 29,4 persen (yoy) dan 15,9 persen (yoy). Sementara itu, pertumbuhan kredit perbankan Juni 2018 mengalami peningkatan 10,75 persen (yoy), sedangkan bulan sebelumnya tumbuh 10,26 persen (yoy). Adapun penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh 6,99 persen (yoy), sedangkan Mei 2018 tumbuh 6,47 persen.

Di pasar modal, penghimpunan dana hingga Juni 2018 mencapai Rp108 triliun. Emiten baru tercatat 31 perusahaan atau lebih banyak dibanding posisi Januari - Mei 2018 yang 18 perusahaan. Total dana kelolaan investasi hingga Juni 2018 mencapai Rp706,2 triliun. Di tengah sentimen yang mewarnai pasar keuangan domestik, risiko lembaga jasa keuangan (LJK) seperti risiko kredit, pasar, dan likuiditas, masih terjaga pada level yang "manageable" atau terkelola..

Hal ini ditunjukkan dari rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan pada Juni 2018 sebesar 2,67 persen, sedangan pada bulan sebelumnya 2,79 persen. Adapun rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan pada Juni 2018 tercatat 3,15 persen, sedangkan pada bulan sebelumnya 3,12 persen. Sementara itu, permodalan LJK juga terjaga dengan rasio permodalan perbankan atau CAR sebesar 21,91 persen serta RBC asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing 333 persen dan 455 persen.

BERITA TERKAIT

BSI : Komposisi Pembiayaan EV Capai Rp180 Miliar

    NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat komposisi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik…

LPPI : Perempuan dalam Manajemen Berpengaruh Positif ke Kinerja Bank

  NERACA Jakarta – Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menemukan bahwa peran perempuan dalam jajaran manajemen puncak berpengaruh positif…

OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan pada Perempuan

    NERACA Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

BSI : Komposisi Pembiayaan EV Capai Rp180 Miliar

    NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat komposisi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik…

LPPI : Perempuan dalam Manajemen Berpengaruh Positif ke Kinerja Bank

  NERACA Jakarta – Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menemukan bahwa peran perempuan dalam jajaran manajemen puncak berpengaruh positif…

OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan pada Perempuan

    NERACA Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan…