NERACA

Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat sektor jasa keuangan dan perbankan mendominasi utang BUMN yang pada 2017 mencapai Rp4.830 triliun. "Dari Rp4.800-an triliun, Rp3 ribuan triliun itu sektor keuangan dan perbankan," kata Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K Ro, seperti dikutip Antara, kemarin.

Berdasarkan data yang dipresentasikan di depan Komisi VI DPR, dari total utang BUMN sebesar Rp4.830 triliun pada 2017, sebesar Rp3.147 triliun merupakan utang sektor jasa keuangan dan perbankan. Sementara sebesar Rp1.683 triliun merupakan utang BUMN sektor nonkeuangan.

Namun demikian, Aloysius menyebut aset BUMN juga cukup besar yakni sektor jasa keuangan dan perbankan mencapai Rp3.688 triliun dan nonkeuangan sebesar Rp3.521 triliun. "Asetnya besar, rasionya juga terukur. 'Debt to equity' mereka juga rata-rata satu sampe dua kali. Jadi aman-aman saja sebenarnya," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi VI DPR Azam Azman Natawijaya mempertanyakan besaran utang tersebut. Ia menilai penjelasan Kementerian BUMN terkait utang masih belum rinci dan jelas. "Kami akan melakukan bahasan komprehensif soal utang BUMN dan bagaimana solusinya dalan Rapat Dengar Pendapat pada kesempatan pertama Masa Persidangan I Tahun Sidang 2018-2019," katanya.