SEBUAH TINJAUAN TEORITIS - Membangun Kinerja Unggul Birokrasi Pemerintah

 

Oleh: Dr. Winata, M.Si., Alumnus Unpad Bandung

Grand design reformasi birokrasi di Indonesia yang tertuang dalam Peraturan Presiden nomor 81 tahun 2010 mencantumkan bagaimana cara membangun kinerja unggul (prima) birokrasi instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah.

Tulisan ini membahas tentang bagaimana membangun kinerja unggul birokrasi pemerintah dalam tinjauan teoritis. Membangun kinerja unggul birokrasi didasarkan pada tujuh kategori terdiri dari; kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pelanggan/masyarakat, analisis dan manajemen pengetahuan, pemberdayaan sumber daya manusia, manajemen proses dan hasil-hasil organisasi yang dicapai yang terdiri dari hasil produk dan proses (product and process outcomes, hasil fokus pelanggan/masyarakat (customer-focused outcomes), hasil fokus sumber daya manusia (workforce-focus outcomes), hasil kepemimpinan dan tata kelola (leadership and governance outcomes), hasil keuangan dan pasar (financial and market outcomes)

Menurut Purba (2009: 7) kinerja merupakan suatu istilah dalam manajemen yang didefinisikan melalui perspektif atau sudut pandang yang berbeda dan tergantung dari implementasi di institusi apa pengertian tersebut ditempatkan. Istilah “kinerja” merupakan terjemahan dari performance yang sering diartikan sebagai “penampilan”, “unjuk kerja”, atau “prestasi” (Keban, 2008: 209). Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu (Simanjuntak, 2010:1). Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang melalui perencanaan strategis suatu organisasi (Moheriono, 2009:60).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, konsep kinerja merupakan suatu istilah dalam manajemen dengan pengertian yang berbeda-beda tergantung dari sudut pandang dan implementasi kinerja tersebut pada institusi apa konsep kinerja itu diterapkan. Pengertian kinerja yang berarti prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja, penampilan, unjuk kerja dan prestasi merupakan pengertian berdasarkan terjemahan dari kata performance. Dari beberapa pendapat diatas diperoleh pengertian bahwa kinerja adalah prestasi atau gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi.

Selanjutnya Bernadin & Russel dalam Keban (2008: 210) mengartikan kinerja sebagai “….the record of outcomes produced on a specified job function or activity during a specified time period…” yang artinya adalah catatan tentang hasil akhir yang diperoleh setelah suatu pekerjaan atau aktivitas dijalankan selama kurun waktu tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja hanya mengacu pada serangkaian hasil yang diperoleh seorang pegawai atau organisasi selama periode tertentu. Callahan dalam Muhammad (2008: 14) mendefinisikan kinerja organisasi adalah sampai seberapa jauh suatu organisasi mencapai hasil setelah dibandingkan dengan kinerja terdahulu dengan organisasi lain, dan sampai seberapa jauh meraih tujuan dan target yang telah ditetapkan.

Menurut Gibson, et al., dalam Purba (2009 :7), dikatakan bahwa kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.  Batasan tersebut mengandung makna bahwa kinerja dinyatakan baik dan sukses, jika tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik. Pencapaian hasil ini sebenarnya dapat dinilai menurut pelaku, yaitu hasil yang diraih oleh individu (kinerja individu), kelompok (kinerja kelompok), institusi (kinerja organisasi), dan suatu program atau kebijakan (kinerja program/kebijakan). Kinerja individu menggambarkan sampai seberapa jauh seseorang telah melaksanakan tugas pokoknya sehingga dapat memberikan hasil yang ditetapkan oleh kelompok atau institusi. Kinerja kelompok menggambarkan sampai seberapa jauh suatu kelompok telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pokoknya sehingga mencapai hasil sebagaimana ditetapkan oleh organisasi. Kinerja organisasi berkenaan dengan sampai seberapa jauh suatu organisasi telah melaksanakan semua kegiatan pokok sehingga mencapai visi dan misi organisasi tersebut.

Berbagai pendapat ahli diatas tentang konsep kinerja dapat memperluas pemahaman tentang pengertian kinerja. Menurut para ahli diatas, konsep kinerja sudah dikaitkan dengan periode waktu tertentu, dikaitkan dengan pencapaian tujuan organisasi bahkan merupakan perbandingan pencapaian dengan organisasi lainnya. Pengertian kinerja dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian kegiatan/program/tugas dan fungsi dalam rangka mencapai visi, misi, sasaran dan tujuan organisasi dalam kurun waktu tertentu dan dapat dibandingkan dengan kinerja organisasi lain dalam pencapaiannya dapat dinilai menurut pelakuyakni individu (kinerja individu), kelompok (kinerja kelompok), organisasi (kinerja organisasi) dan program menjadi kinerja program. Dalam pembahasan ini yang dimaksudkan kinerja adalah kinerja organisasi. Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, penulis berpendapat bahwa kinerja organisasi publik adalah tingkat keberhasilan yang dapat dicapai organisasi publik di dalam mewujudkan visi, misi, sasaran, tujuan dan program organisasi. Adapun kinerja organisasi didasarkan pada kategori-kategori kinerja berdasarkan pendapat para ahli yang disepakati bersama.

Kategori Kepemimpinan 

Menurut Wirawan (2013:7) Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses pemimpin menciptakan visi dan melakukan interaksi saling mempengaruhidengan para pengikutnya untuk merealisasi visi. Pandangan tersebut mendefinisikan kepemimpinan dengan cakupan proses, pemimpin, visi, mempengaruhi, pengikut dan merealisasikan visi.

Kepemimpinan merupakan suatu proses seperti proses produksi dalam manajemen produksi yang terdiri dari masukan, proses dan keluaran kepemimpinan yang memerlukan waktu dan bukan sesuatu yang terjadi seketika. Pemimpin merupakan inti dari kepemimpinan dalam suatu organisasi. Untuk menjadi pemimpin seseorang harus mempunyai visi mengenai organisasi yang dipimpinnya. Mempengaruhi adalah proses mengubah sikap, perilaku, pola pikir, pendapat dan sebagainya agar mau dan mampu bergerak ke arah pencapaian visi dan misi organisasi. Kepemimpinan adalah interaksi saling mempengaruhi antara pemimpin dengan para pengikutnya. Sedangkan tujuan utama kepemimpinan adalah merealisasi visi daripimpinan dan pengikutnya.

Kepemimpinan menggambarkan bagaimana tindakan pribadi para pemimpin senior organisasi/birokrasi memandu dan mempertahankan keberlanjutan organisasi/birokrasi. Selain itu juga, bagaimana para pemimpin senior berkomunikasi dengan para sumber daya manusia, mengembangkan masa depan para pemimpin dan menciptakan suatu lingkungan yang mendorong perilaku etis, mematuhi hukum, tanggung jawab sosial dan mendukung komunitas.

Perencanaan Strategis 

Perencanaan strategis adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk satu maksud yaitu menolong organisasi melakukan tugasnya dengan lebih baik. Perencanaan strategis dapat membantu organisasi memfokuskan visi prioritasnya sebagai jawaban terhadap lingkungan yang berubah dan untuk memastikan agar anggota-anggota organisasi bekerja ke arah tujuan yang sama.

Sementara menurut Gofur (2012:18), perencanaan strategis dikonstruksikan sebagai cara organisasi untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran serta nilai-nilai organisasi melalui proses pengamatan lingkungan secara komprehensif, sistematis, prosedural, dan terukur melalui serangkaian aktivitas dari yang paling strategis hingga operasional guna mencapai keunggulan bersaing di masa depan.

Tahapan proses penyusunan perencanaan strategisdari mulai pengamatan lingkungan, penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran hingga penyusunan program kerja divisional serta anggaran yang dibutuhkan

Organisasi/birokrasi yang unggul adalah yang memiliki tujuan jelas berdasarkan visi dan misi yang disepakati oleh para pendirinya. Untuk mencapai tujuan dibutuhkan cara untuk mencapainya yang disebut strategis. Pengertian strategis disini lebih menekankan apa upaya mencapai tujuan secara efektif dan efisien dengan menyadari terbatasnya sumber daya yang dimiliki. Selanjutnya disusun rencana (plan), seperangkat kebijakan (policies), tahap-tahap pencapaian, organisasi/birokrasi dan personalia yang mengisinya, anggaran, dan program aksi. Kategori perencanaan strategis menggambarkan bagaimana organisasi/birokrasi mengembangkan sasaran strategis dan rencana kerja yang kemudian disebarluaskan keseluruh bagian organisasi/birokrasi dan diubah jika situasi mengharuskan serta bagaimana kemajuannya diukur.

 

BERITA TERKAIT

Tidak Ada Pihak yang Menolak Hasil Putusan Sidang MK

  Oleh : Dhita Karuniawati, Penelitti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan…

Investor Dukung Putusan MK dan Penetapan Hasil Pemilu 2024

  Oleh: Nial Fitriani, Analis Ekonomi Politik   Investor atau penanam modal mendukung penuh bagaimana penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tinggi di 2024

  Oleh : Attar Yafiq, Pemerhati Ekonomi   Saat ini perekonomian global tengah diguncang oleh berbagai sektor seperti cuaca ekstrim,…

BERITA LAINNYA DI Opini

Tidak Ada Pihak yang Menolak Hasil Putusan Sidang MK

  Oleh : Dhita Karuniawati, Penelitti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan…

Investor Dukung Putusan MK dan Penetapan Hasil Pemilu 2024

  Oleh: Nial Fitriani, Analis Ekonomi Politik   Investor atau penanam modal mendukung penuh bagaimana penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tinggi di 2024

  Oleh : Attar Yafiq, Pemerhati Ekonomi   Saat ini perekonomian global tengah diguncang oleh berbagai sektor seperti cuaca ekstrim,…