Dipicu Faktor Cuaca - BWPT Catatkan Pendapatan Turun 25%

NERACA

Jakarta – Melorotnya performance kinerja keuangan PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), dimana perseroan membukukan penurunan pendapatan hingga 25% di kuartal I-2018 dikarenakan beberapa faktor. Penyebab utamanya adalah penurunan produksi sawit dan harga minyaknya.

Corporate Secretary BWPT, Satrija Budi Wibawa dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan, selama periode Januari-Maret 2018, harga produk minyak kelapa sawit dan inti kernel mengalami penurunan. “Penurunan volume produksi tandan buah segar (TBS) akibat cuaca, kondisi di luar kontrol, kurang mendukung operasional. Selain itu, harga jual minyak kelapa sawit dan inti kernel mengalami penurunan,"ujarnya. 

Di sisi lain, beban pokok penjualan tercatat hanya turun 7% lantaran tak ada perubahan komponen biaya tetap seperti biaya pemeliharaan dan perawatan tanaman. Sementara itu, beban usaha naik naik kondisi cuaca kurang baik.”Curah hujan yang tinggi mengakibatkan infrastruktur menjadi kurang baik. Sehingga, terjadi kenaikan terhadap biaya transportasi CPO, Kernel dan TBS," paparnya.

Dengan begitu, ke depan BWPT melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan pendapatan. Caranya, dengan menerapkan Best Practice Agronomi dan mengelola operasional dengan efektif dan efisien. "Hasil produksi diharapkan semakin meningkat, seiring bertambahnya Luasan Tanaman Menghasilkan, yang memasuki usia prima," jelasnya.

Perusahaan itu juga berharap, cuaca ke depan bisa terus membaik dan mendukung operasional. Serta diikuti pulihnya harga minyak kelapa sawit, sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan minyak nabati dunia. BWPT juga akan berupaya mengelola keuangan secara efektif dan efisien, sekaligus meningkatkan produktivitas dan kualitas TBS dengan berbagai inovasi, sertaa mengaplikasikan teknologi. Dengan begitu, harapannya laba bersih bisa meningkat.

Tahun ini, perseroan menambah dua Pabrik Kelapa Sawit (PKS) baru sampai 2020 guna meningkatkan kapasitas produksi. “Saat ini perusaaan sedang menyelesaikan pembangunan 1 PKS di Kab. Keerom, Papua. Pabrik berkapasitas produksi 45 ton per jam ini direncanakan beroperasi pada September 2018,”kata Direktur Utama Eagle High Plantations, Nicolaas B. Tirtadinata.

Dengan beroperasinya pabrik baru tersebut, maka kapasitas produksi bisa sampai 90 ton per jam. BWPT sebelumnya sudah memiliki 8 PKS yang tersebar di wilayah Kalimantan dengan kapasitas produksi 2,5 juta ton per tahun. Adanya PKS di Papua menambah kapasitas total menjadi 2,85 juta ton per tahun. Pada kuartal IV/2018, sambung Nicolaas, perseroan juga akan menambah 1 PKS di Kalimantan Timur (Kaltim) dengan kapasitas produksi 60 ton per jam.

BWPT juga membangun bulking station dengan daya tampung 4.000 ton. Menurutnya, rencana pembangunan PKS di Kaltim sebagai langkah antisipasi perusahaan untuk mengolah Tandan Buah Segar (TBS) dari kebun inti dan plasma yang akan memasuki usia prima,”Usia prima perkebunan di sana 2 tahun lagi, ini bertepatan dengan operasi komersial PKS baru pada 2020," tuturnya.

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…