Akademisi: 'Permainan' Pedagang Atas Lonjakan Harga Telur

NERACA

Jakarta - Penyebab melonjaknya harga bahan pangan, seperti telur ayam yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dapat terjadi karena dua hal, yakni kelangkaan atau 'permainan' pedagang.

"Kenaikan harga kalau terjadi karena mekanisme pasar tidak jadi masalah, mungkin karena barang itu sedang langka. Jadi, nanti akan menyesuaikan sendiri. Lain halnya dengan kelangkaan yang disebabkan `permainan'. Itu baru jadi persoalan," ujar dosen jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat Fery Adrianus, dikutip dari Antara, Kamis (19/7).

Fery mengatakan bahwa permainan pedagang yang memonopoli telur di daerah tertentu tentu saja hal ini tidak berdampak baik bagi perekonomian."Arti permainan itu maksudnya sebenarnya telur banyak, tapi sudah dimonopoli oleh pedagang besar. Misalkan beras, kalau stoknya banyak, harga bisa menyesuaikan. Tapi kalau pedagang besar memegang `permainan stok, maka pedagang kecil akan merasa kesulitan," tambah dia.

Lebih lanjut, dia menjelaskan isu bahan pangan atau sembako naik disebabkan distribusi tidak lancar, contohnya cabai. Cabai biasanya didistribusi dari daerah Jawa ke Sumatera, namun misalkan distribusi tidak lancar karena cuaca buruk, seperti hujan, maka kenaikan harga cabai bisa saja terjadi.

"Jika transportasi ke Sumatera susah karena hujan misalnya, maka penyeberangan akan bermasalah. Apalagi mengingat konsumen Sumatera menaruh angka sangat tinggi untuk cabai, otomatis harga cabai akan naik nanti," tukas pria yang telah menyelesaikan studi doktornya tahun lalu itu. 

Kemudian dia mengatakan pemerintah perlu menangani secara serius kenaikan harga telur ayam karena telah merugikan masyarakat seperti di Jakarta dan berbagai kota lainnya di Tanah Air."Pemerintah perlu menyelidiki penyebab naiknya harga telur di pasar," ujar Fery. 

Fery menambahkan perlu diteliti apakah penyebabnya memang murni karena stok telur di daerah itu kurang ataukah karena hal lainnya."Tapi, kalau seandainya telur dimonopoli oleh satu atau dua pelaku,maka akan berbahaya bagi masyarakat secara keseluruhan," imbuh dia.

Ia menjelaskan kalau pemerintah melihat kenaikan harga itu terjadi karena stok berkurang, maka berarti itu sudah menjadi suatu persoalan. Namun, bila ada permainan oleh pedagang nakal, maka pemerintah harus mencari siapa pelakunya. Cara menyelidikinya bisa melalui intel pemerintah di lapangan, ataupun operasi pasar."Jadi, kebutuhan pokok merupakan intervensi pemerintah. Paling susah adalah permainan seperti ini, susah untuk ditanggulangi," kata dia.

Harga telur melonjak drastis di beberapa daerah di Indonesia, seperti di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lonjakan tersebut membuat masyarakat, khususnya pedagang dan ibu-ibu yang memerlukan bahan pangan itu baik untuk bisnis kuliner maupun kebutuhan sehari-hari merasa resah.

Ketua Satgas Pangan Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan pihaknya sedang menelusuri penyebab kenaikan harga telur ayam yang saat ini melambung di pasaran."Ini sedang diteliti kalau ada yang main-main (mempermainkan harga)," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (18/7).

Terkait kenaikan harga ini, pihaknya mengatakan telah mengadakan rapat di Kementerian Perdagangan yang dihadiri oleh pihak Kemendag, Satgas Pangan, asosiasi peternak, pedagang dan integrator. Dari hasil rapat tersebut diketahui bahwa stok telur di peternak mencukupi. Selain itu harga jual telur di kandang ayam juga normal.

Mengenai harga pakan ayam, menurut dia, tidak ada kenaikan harga. Namun terjadi kenaikan harga pada day old chick (anakan ayam yang berumur satu hari) sebagai imbas dari kebijakan. Soal kebutuhan telur ayam di pasar, menurut dia, terpantau normal karena tidak ada perayaan hari besar.

Setyo yang juga menjabat Kadivhumas Polri ini menambahkan harga telur ayam terpantau merangkak naik setelah Hari Raya Idul Fitri 2018."Sejak setelah Lebaran, (harga) naik dan tidak turun-turun," ujar dia.

Untuk itu pihaknya akan menelusuri rantai distribusi telur."Itu yang akan kami selidiki, apakah pengepul, pangkalan atau broker yang ambil untung banyak," kata dia. mohar

 

BERITA TERKAIT

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…