Ponpes Gelar Cianjur : Budayakan Tradisi Kritis Bebas Hoax

Ponpes Gelar Cianjur : Budayakan Tradisi Kritis Bebas Hoax

NERACA

Cianjur – Pondok Pesantren (Ponpes) Gelar, Cianjur, Jawa Barat, adakan silaturahmi dengan berbagai elemen, Kamis (19/7). Acara silaturahmi ini bertemakan Membudayakan Tradisi Kritis, Generasi Bebas Hoax.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh, seperti sesepuh Ponpes Gelar Cianjur, KH. Mohammad Faisal bin Hazzas, pakar hukum tata negara Universitas Surya Kencana Cianjur, Dr. H. Dedi Mulyadi, SH., MH. Ada pula Kasi Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi pafa Diskominfo Kabupaten Cianjur, Engkus Kusmayadi, ST, dan sejumlah pengurus Ponpes Gelar Cianjur, Ustadz Abdullah Syakir serta Ustadz Na'am Safari. Sementara peserta, mencapai 80 orang, terdiri dari santri dan masyarakat umum.

Ustadz Na'am Safari pada kegiatan itu menyampaikan agar informasi yang diterima dikaji.“Sebab tidak setiap informasi yang kita kaji dan baca dijadikan ilmu karena kita harus memilah mana yang baik dan yang buruk. Kita jangan terbawa oleh informasi yang salah.  Dan insya Allah dengan adanya kegiatan ini, kita semakin memahami mana informasi benar dan hoax. Kami berharap, yang hadir dapat mensosialisasikan tata cara menerima infomasi yang benar di masyarakat,” paparnya.

Sementara Dr.  H. Dedi Mulyadi, SH., MH., memaparkan banyak negara besar menjadi jatuh akibat merajalelanya hoax. Informasi sesat atau hoax, sebut dia, adalah problem negara.”Maka ulama dan umaro harus bergerak bersama agar hoax ini tidak menjadi mengakibatkan kehancuran negara. Hoax tujuan politis taruhannya tercabiknya NKRI," ungkapnya.

Diterangkan, sebanyak 70 persen informasi di media sosial adalah berita bohong. Di ajaran agama, imbuh dia,  jelas dilarang menyebarkan berita bohong. Tidak sedikit pendukung yang satu berhadap-hadapan dengan pendukung lainnya, karena hoax.“Produksi hoax akan meningkat menjelang Pileg dan Pilpres. Peran Ponpes Gelar telah tepat melakukan langkah untuk membantu meredam hoax melalui acara ini,” ujar Dedi.

Ia menambahkan, negara sudah mengambil langkah tegas dalam menyikapi hoax, dengan diterbitkannya undang-undang ITE Nomor 11 Tahun 2006.“Pada pasal 45 ayat 2,  menyatakan bahwa  ancaman penjara bagi penyebar hoax. Tapi, tantangannya, tidak semua masyarakat paham hoax. Jadi, bagi masyarakat yang mendapatkan informasi yang belum pasti, sebaiknya tabayyun.  Dalam ajaran agama, fitnah lebih kejam dari pembunuhan,” urainya.

Memasuki era ekonomi digital atau digital distruption, kedepan pekerjaan konvensional akan tergerus sebesar 60 persen oleh pekerjaan berbasis digital.

Hal ini, sebut dia, akan  menjadi permasalahan kedepan. Apapalagi, ungkapnya, hoax saat ini telah menjadi alat dari political distruption.“Hoax ini diproduksi dan ada  yang memiliki kepentingan politik. Hal ini perlu diantisipasi, agar tidak terjadi benturan atau konflik pada masyarakat,” tegasnya. 

Sementara Kepala Seksi Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi Diskominfo Kabupaten Cianjur, Engkus Kusmayadi, ST menerangkan 92 persen hoax menyebar di media sosial. Kemudian 68 persen diaplikasi chat.

Diskominfo, kata dia, mengimbau masyarakat agar menggunakan internet dengan 'cakap' yang berarti cerdas, kreatif dan produktif.“Hal itu dalam rangka mengantisipasi peredaran berita hoax,” terang Engkus.

Tips mengantisipasi hoax, sebut dia, dengan cara memeriksa ulang judul berita. Biasanya, judul berita hoax itu provokatif. Kedua, memeriksa sumber alamat berita."Kalau sumber berita tidak kita kenal besar kemungkinan hoax", tegas Engkus.

Ketiga, tambah dia, membedakan fakta dan opini. Keempat, membaca dan melihat berita dan foto apakah nyambung atau tidak."Kelima, kita bisa ikut serta dalam komunitas turn back hoax untuk memastikan berita hoax", Engkus menambahkan.

Ia mengajak seluruh elemen masyarakat menggunakan internet secara kreatif."Daripada kita melakukan dan memproduksi berita hoax lebih baik kita menggunakan  internet untuk kepentingan yang positif, dan bisa menambah penghasilan,” pungkasnya.

Pada kesempatan itu, sesepuh Ponpes Gelar Cianjur, KH. Muhammad Faisal bin Hazzas meminta elemen masyarakat umumnya, agar mempertahankan akidah ahli sunnah wal jamaah dan tali silaturahmi. 

Adapun bermacam-macam aliran, sebut dia, masih wajar."Karena baginda rosul sudah memberikan arahan jauh-jauh hari. Baginda rosul sudah menyampaikan bahwa umatku akan terpecah-belah menjadi 73 golongan. Dan semua golongan itu akan masuk neraka, kecuali umat yang setia mengikuti ajaran baginda rosul," ungkapnya.

Selanjutnya, ia mengatakan yang bisa menjaga NKRI ini adalah masyarakat itu sendiri."Dalam kitabullah disebutkan Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga kaum itu mengubah dirinya sendiri. Kita perlu silaturahmi dan komunikasi dengan pihak-pihak terkait. Aparatur pemerintah bertugas berperan untuk menjaga keamanan di masyarakat, sementara para kyai berperan menjaga keimanan. Sehingga terjadi keseimbangan di masyarakat dengan terlibatnya peran ulama dan umaro," ujar Kyai Faisal.

Ia menerangkan Ponpes Gelar telah mempertahankan 3 warisan sesepuh yaitu mempertahankan ahli sunnah wal jamaah. Mempererat ukhuwah islamiah, dan meningkatkan akhlakul karimah. Ron

 

 

 

BERITA TERKAIT

BAZNAS Bersama TNI AU Berhasil Terjunkan Bantuan untuk Palestina dari Udara

NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…

Iqbal Irsyad dan Berman Nainggolan Mengartikulasikan Visi dan Misi Mereka

NERACA Jakarta – Di acara halalbihalal pada hari Senin (16/4) yang lalu, Muhammad Iqbal Irsyad, calon Ketua PWI DKI Jakarta,…

Pemkot Serang Prioritaskan Pembangunan Fisik di RKPD Tahun 2025

NERACA Serang - Pemerintah Kota (Pemkot) Serang memprioritaskan pembangunan fisik pada rencana kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun Anggaran 2025. Pejabat…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

BAZNAS Bersama TNI AU Berhasil Terjunkan Bantuan untuk Palestina dari Udara

NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…

Iqbal Irsyad dan Berman Nainggolan Mengartikulasikan Visi dan Misi Mereka

NERACA Jakarta – Di acara halalbihalal pada hari Senin (16/4) yang lalu, Muhammad Iqbal Irsyad, calon Ketua PWI DKI Jakarta,…

Pemkot Serang Prioritaskan Pembangunan Fisik di RKPD Tahun 2025

NERACA Serang - Pemerintah Kota (Pemkot) Serang memprioritaskan pembangunan fisik pada rencana kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun Anggaran 2025. Pejabat…