Akusisi Manajer Investasi - BTN Optimis Bisa Dongkrak Fee Base Income

NERACA

Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) optimis dengan mengambil alih anak usaha perusahaan manajemen investasi bakal mendongrak pendapatan fee base income lebih besar lagi dari pencapaian d semester pertama tahun ini sebesar 25%. “Yang pasti dampak dari mengambil alih perusahaan manajer investasi bisa mendorong bisnis BTN lebih besar lagi, khususnya dalam meningkatkan nasabah prioritas dan menciptakan produk-produk bancassurance,”kata Direktur Utama BTN, Maryono di Jakarta, kemarin.

Dirinya pun belum mau memastikan kapan aksi korporasi tersebut bisa terealisasi. Pasalnya, hal tersebut masih tahap due dilligence untuk melakukan kerja sama pembiayaan dalam mengambil alih anak usaha perusahaan manajemen investasi salah satu BUMN. Kemudian untuk dana yang disiapkan, lanjut Maryono, tidak mencapai Rp 500 miliar.

Disampaikannya, rencana kerja sama itu tidak akan berpengaruh besar terhadap keuangan perusahaan karena memang telah dianggarkan dan masuk dalam rencana bisnis bank (RBB). Menurutnya, dengan adanya program seperti obligasi dan lain yang terkait dengan rencana tersebut, ada potensi bisnis perusahaan bisa terdorong.

Sebagai informasi, rencana perseroan mengambil alih perusahaan manajer investasi dimaksudkan untuk menggarap potensi pendanaan jangka panjang usai beroperasinya Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) nantinya. Disebutkan, dalam payung hukum terkait Tapera, entitas bank diberikan dua opsi pilihan untuk mengelola dana tersebut yakni sebagai bank kustodian atau memiliki manajemen investasi. Dari hasil kajian bisnis perseroan, lanjut Maryono, perseroan memutuskan untuk mengambil opsi kedua.

Nantinya, entitas manajemen investasi yang akan tersebut direncanakan bakal digunakan untuk mengelola dana Tapera secara profesional dan komersial. Kabarnya perseroan akan membeli anak usaha dalam bentuk manajemen investasi pada September ini. “Ini sebagai salah satu langkah kami mengamankan sumber pembiayaan jangka menengah panjang termasuk yang bersumber dari Tapera,”kata Maryono.

Tercatat di semester pertama tahun ini, perseroan berhasil mencatatkan peningkatan penyaluran kredit sebesar 19,14% secara tahunan (year on year/ yoy) di tengah sentimen kenaikan suku bunga kredit. Kredit Bank BTN mencapai Rp211,35 triliun  naik dibandingkan semester pertama tahun lalu yang hanya Rp177,40 triliun. Angka pertumbuhan kredit yang ditoreh Bank BTN di atas rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan yang tercatat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencapai 10,26% yoy (Data per Mei 2018). Pendongkrak utama kredit Bank BTN tak lain adalah kredit perumahan yang tumbuh 19,76% yoy atau menjadi sebesar Rp191,30 triliun. “KPR subsidi dan non subsidi yang memiliki porsi lebih dari 73,5% dari total kredit keseluruhan masih menjadi penggerak utama laju pertumbuhan kredit Bank BTN, KPR  subsidi yang tumbuh paling tinggi atau sebesar 30,26% (yoy)  menjadi Rp 83,36 triliun,sementara KPR non subsidi tumbuh 13,4% (yoy)”ungkap Maryono.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…