The Fed Dinilai Tak Akan Agresif Naikkan Bunga

 

 

NERACA

 

Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah memprediksi Bank Sentral AS The Fed tidak akan agresif menaikkan suku bunganya, sebagaimana laporan terbaru Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyebutkan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara besar sudah mencapai puncaknya.

"Beberapa analisis terakhir IMF dan World Bank, mengatakan sekarang ini terjadi perbaikan kondisi global ekonomi terutama di AS. Namun ini yang menarik World Economic Report terbaru oleh IMF mengatakan, kelihatannya titik puncak pertumbuhan ekonomi di beberapa negara besar sudah dilewati," ujar Halim saat jumpa pers di Jakarta, Rabu.

Dengan kata lain, lanjut Halim, kemungkinan ekonomi negara-negara besar tersebut untuk tumbuh lebih cepat kelihatannya akan semakin berat. Negara lain seperti Jepang, China, dan Eropa juga sudah sampai di titik puncaknya. Di AS sendiri, pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam tersebut untuk tahun ini diprediksi oleh IMF akan mencapai 2,8-2,9 persen dan tahun depan 2,8 persen.

"Kalau lihat perkembangan seperti ini, apakah ini menunjukkan kalau The Fed tidak akan terlalu agresif lagi? Seperti itu kelihatannya," ujar Halim. Menurut Halim, suku bunga AS diperkirakan tidak akan naik secepat yang dikhawatirkan kecuali jika inflasi naik akibat didorong oleh kenaikan gaji karena tingkat pengangguran AS menjadi yang terendah dalam satu dekade terakhir.

"Cuma di AS sendiri, kita tidak lihat kenaikan gaji ini akan mendorong inflasi. Indikator yang perlu kita amati adalah inflasi di AS. Ini akan menjadi petunjuk ketika kita membaca pernyataan dari bank sentral AS," kata Halim. Sebelumnya, Powell mengatakan di depan Komite Perbankan Senat AS pada Selasa (17/7) bahwa untuk saat ini, jalan terbaik ke depan untuk bank sentral adalah terus meningkatkan suku bunga acuan federal fund secara bertahap.

"Kami menyadari bahwa, di satu sisi, menaikkan suku bunga terlalu lambat dapat menyebabkan inflasi yang tinggi atau ekses pasar keuangan. Di sisi lain, jika kami menaikkan suku bunga terlalu cepat, ekonomi dapat melemah dan inflasi dapat terus berlangsung di bawah target kami," ujar Powell.

"Seperti biasa, tindakan-tindakan kami akan bergantung pada prospek ekonomi, yang mungkin berubah ketika kami menerima data baru," katanya, seraya menambahkan bahwa ekonomi AS telah tumbuh "pada kecepatan yang mantap" sepanjang tahun ini, dengan pasar kerja yang kuat dan inflasi dekat dengan target bank sentral.

Powell mengatakan kekhawatiran tentang kebijakan perdagangan pemerintahan Trump "mungkin juga" berdampak pada upah AS dan pengeluaran modal, meskipun belum muncul dalam angka-angka. Namun, Powell percaya bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan bagaimana kebijakan perdagangan akan mempengaruhi kebijakan moneter The Fed, karena pihaknya "sulit untuk memprediksi" hasil akhir dari diskusi saat ini mengenai kebijakan perdagangan serta ukuran dan waktu efek ekonomi dari stimulus fiskal.

Dalam laporan kebijakan moneter semi-tahunan yang disampaikan kepada Kongres pekan lalu, The Fed telah menegaskan kembali bahwa akan tetap pada kenaikan suku bunga bertahap dengan harapan ekspansi ekonomi berkelanjutan. Bulan lalu, bank sentral menaikkan kisaran target untuk suku bunga acuan federal fund untuk kedua kalinya tahun ini, dan memperkirakan lebih dari dua kenaikan suku bunga untuk tahun ini.

 

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…