Peluang Dongkrak PAD Terbuka, Jika Sampah DKI Dikelola Investor

HL6-2

 

NERACA

 

Jakarta - Persoalan sampah DKI Jakarta mendapat sorotan dari Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut B Pandjaitan, karena jumlahnya begitu banyak mencapai 8.000 ton per hari. Luhut menilai perlu ada penambahan fasilitas pengolahan sampah dalam kota agar persoalan tersebut teratasi. Keberadaan sampah dalam jumlah besar memang menjadi momok karena mencemari lingkungan. Tapi di sisi lain, sampah bisa bernilai ekonomis bila dikelola dengan baik.

Karena saat ini sampah bisa diolah menjadi energi listrik,”Jadi bener sekali bahwa sampah sebenarnya emas ketika tau bagaimana mengolahnya, tau tentang pasarnya. Teknologi saat ini men-support, sehingga sampah bisa diubah menjadi energi listrik dan pupuk misalnya," ujar dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ahmad Ma'ruf di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, pemerintah tak harus bekerja sendiri dalam menangani sampah Ibu Kota. Pemerintah dapat melibatkan investor, sehingga beban APBD yang selama ini dialokasikan untuk mengolah sampah dapat berkurang. Di sisi lain, hasil dari pengolahan sampah yang dikelola investor, juga dapat menjadi sumber pendapatan asli daerah.”Jadi kalau ada investor yang mau mengolah sampah Ibu Kota, ya kenapa tidak. Terpenting teknologi yang ditawarkan ramah lingkungan," terangnya.

Keuntungan lain dari melibatkan investor untuk mengolah sampah DKI Jakarta adalah penyerapan tenaga kerja. Namun dia menggarisbawahi, investor harus memperkerjakan masyarakat yang selama ini menggantungkan hidup dari sampah.”Masyarakat yang selama ini mencari nafkah dari sampah, seperti di Bantargebang, itu harus dipekerjakan. Karena walau menggunakan teknologi dalam pengolahan sampah, tetap butuh pekerja kasar misal untuk memilah sampah," jelasnya.

Menurutnya, keutungan lainnya tentu ada dana CSR yang dapat digunakan untuk masyarakat sekitar kawasan pengolahan sampah. “Jadi agar masyarakat di sana enggak cuma mendapat lalat dan bau, tapi dapat hal yang positif juga," tambahnya.

Selain mendorong pemerintah daerah melibatkan investor dalam mengelola sampah, dia juga mengimbau pemerintah bekerjasama dengan investor untuk mengedukasi masyarakat dalam memilah sampah. Menurutnya persoalan lain dari sampah, yakni masih bercampurnya sampah basah dan kering, organik dan non-organik. Kondisi ini juga yang membuat investor enggan berinvestasi. “Karena kalau dicampur cost untuk memilah itu mahal sekali, butuh waktu juga, effortnya, dampak sosial juga, tidak useful. Sampah itu ketika dicampur pemanfaatnya lebih rendah. Jadi kalau ingin mengola sampah, perbaiki lah sistemnya dari hulu hingga hilir,”ungkapnya.

Sebelumnya, Pemda DKI mengaku sudah menerima sejumlah proposal dari investor yang ingin mengelola sampah ibu kota di Bantargebang. Namun masih akan dikaji lebih dulu.”Lihat dari paparan semua baik, menampilkan yang terbaik. Tapi belum kami kaji. Kami akan mengikuti keputusan Pemprov DKI," kata Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Rohim usai menerima paparan dari perwakilan PT Multi Energi Terbarukan (PT MET) yang mengajukan ide pengelolaan sampah di TPST Bantargebang dengan investasi teknologi menggunakan teknik quasi pyrolysis. Dengan teknologi pemanggangan ini, PT MET mengklaim mampu menghasilkan energi listrik hingga 166 MW dari sampah Bantargebang. Hasil pengolahan lainnya berupa air minum, air aki dan air infus.

 

BERITA TERKAIT

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

RKP 2025 Dinilai Sangat Strategis untuk Transisi Kepemimpinan

RKP 2025 Dinilai Sangat Strategis untuk Transisi Kepemimpinan NERACA Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (PPN/Bappenas) Suharso…

BUMN Diminta Gerak Cepat Antisipasi Dampak Geopolitik

BUMN Diminta Gerak Cepat Antisipasi Dampak Geopolitik  NERACA Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta perusahaan-perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

RKP 2025 Dinilai Sangat Strategis untuk Transisi Kepemimpinan

RKP 2025 Dinilai Sangat Strategis untuk Transisi Kepemimpinan NERACA Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (PPN/Bappenas) Suharso…

BUMN Diminta Gerak Cepat Antisipasi Dampak Geopolitik

BUMN Diminta Gerak Cepat Antisipasi Dampak Geopolitik  NERACA Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta perusahaan-perusahaan…