Pacu Nilai Tambah di Sektor Hilir - MGRO Bangun Pabrik Senilai Rp 330 Miliar

NERACA

Jakarta – Mengantungi dana segar dari IPO, PT Mahkota Group Tbk (MGRO) akan berinvetasi sebesar Rp 330 miliar membangun sebuah pabrik produksi minyak goreng di Riau. "Ekspansi ke hilir ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan karena marginnya cukup bagus juga selama ini kita banyak mengirim bahan baku ke luar negeri. Tapi kalau punya sendiri kan memberikan nilai tambah,”kata Direktur Utama Mahkota Group, Usli di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, pabrik yang bakal dibangun akan memiliki kapasitas produksi sebesar 1.500 ton per hari dengan luas 5-10 hektar. Pembangunan ini akan dimulai pada September mendatatang dengan target rampung pada Juli 2029. Saat ini sebagian besar produksi berupa minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) atau mencapai 70% masih diekspor, yakni ke India, Pakistan, China dan negara di Eropa. Sementara sisanya menjadi konsumsi dalam negeri.

Perusahaan yang berbasis di Sumatera Utara ini menargetkan pertumbuhan laba bersih hampir dua kali lipat dibanding dengan tahun lalu menjadi Rp 50 miliar, dari Rp 17 miliar yang berhasil dikantongi perusahaan tahun lalu. Laba bersih ini berasal dari pendapatan yang ditargetkan sebesar Rp 2 triliun sepanjang tahun ini. Perusahaan optimis target ini bisa tercapai mengingat tahun lalu banyak kendala yang terjadi seperti adanya kebakaran hutan yang menurunkan jumlah produksi.

Sementara di tahun ini, meski pada paruh pertama masih terdampak di tahun lalu namun di paruh akhir tahun ini membaik didukung dengan kondisi cuaca,”Biasanya pabrik kita hanya produksi 500 ton per hari sekarang (semester kedua) sudah meningkat menjadi 1.500 ton per hari,”ujarnya.

Asal tahu saja, dalam penawaran saham perdana, MGRO mencatat sebanyak 703.688.000 saham baru dengan harga penawaran Rp225 per saham. Dengan demikian, diperkirakan MGRO meraih dana segar dari hasil Initial Public Offering (IPO) ini sekitar Rp158,33 miliar.  Direktur Panin Sekuritas, Prama Nugraha, sebagai penjamin emisi pelaksana efek mengatakan bahwa selama masa penawaran, saham Perseroan diminati banyak investor, baik lokal maupun luar negeri.

Alhasil, pemesanan saham Perseroan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 2 kali dari total saham yang ditawarkan di mana masa penjatahan telah dilakukan pada 10 Juli 2018.”Alami oversubscribed sebanyak dua kali kemarin pas masa penawaran. Kebanyakan yang menyerap itu investor ritel, baik lokal maupun asing, mungkin sekitar 70% dari total saham yang ditawarkan. Apalagi, MGRO atau Perusahaan, sudah terkenal dengan baik khususnya di Sumatera, jadi banyak investor ritel dari sana," ujarnya.

Terkait dengan penetapan harga MGRO di level Rp225 per saham, dirinya menjelaskan bahwa keputusan tersebut sudah melalui proses evaluasi. Perusahaan juga melihat emiten sejenis atau industrinya sama dengan MGRO yakni pengolahan sawit.”Sementara PER dari MGRO itu sekitar 7 kali atau cukup atraktif dibanding rata-rata PER industri yaitu sekitar 12 kali," jelasnya.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…