Dukung Penguatan Pendidikan Karakter - Trakindo Siap Wujudkan Sinergi Tripusat Pendidikan

Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi mendorong hadirnya era baru yaitu revolusi industri 4.0. Berbagai langkah pun dihadirkan pemerintah guna menghadapi era ini, salah satunya dengan memperkuat lini pendidikan melalui program penguatan pendidikan karakter. Sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah dalam mensukseskan program tersebut, Trakindo mengajak seluruh masyarakat untuk turut berpartisipasi dan mewujudkan sinergi tripusat pendidikan melalui kegiatan bincang perspektif bertema “Sinergi Tripusat Pendidikan Memperkuat Karakter Bangsa di era Revolusi Industri 4.0”.

Setio A. Dewo, Director & Chief Financial Officer Trakindo menjelaskan, revolusi industri 4.0 merupakan sistem yang mengintegrasikan dunia online dengan produksi industri, maupun bidang lainnya yang mulai menggunakan teknologi digital dan otomatisasi. “Perkembangan revolusi industri harus menjadi perhatian serius dari semua pihak, terutama untuk pengembangan karakter anak sebagai generasi penerus bangsa. Kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajar anak berpikir positif, menyaring informasi yang baik serta melatih pola pikir anak,”ujarnya.

Era revolusi industri 4.0 tentunya juga memberikan dampak terhadap dunia pendidikan, dimana arus informasi mengalir deras dan dapat diakses dengan mudah oleh semua orang tanpa mengetahui asal usul informasi tersebut. Tentunya hal tersebut perlu diantisipasi, bukan hanya sekadar melalui cara mengajar, tetapi melalui hal yang jauh lebih esensial yakni perubahan cara pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri.

Dewo menambahkan, sebagai anggota masyarakat, Trakindo mendukung terwujudnya sinergi tripusat pendidikan dalam upaya memperkuat karakter bangsa dengan program pendidikan 40 SDN di seluruh Indonesia. “Sejalan dengan hal tersebut, Trakindo juga meluncurkan buku “Bangun Karakter Bangsa” untuk memperkuat komitmen dalam mendukung program pemerintah yaitu gerakan penguatan pendidikan karakter,”kata Dewo. 

Sementara itu mengenai peran sekolah dalam menghadapi revolusi industri 4.0, Eminarti, selaku perwakilan sekolah binaan Trakindo menjelaskan, peran sekolah dan guru sebagai salah satu piranti pendidikan adalah dengan selalu mengikuti perkembangan teknologi dan informasi terbaru dalam kehidupan, sehingga dapat mengarahkan siswa untuk menyikapi setiap informasi yang mereka terima. “Selain sekolah, keluarga dan masyarakat juga memiliki peran yang cukup penting dalam memilah peran teknologi sebagai alat bantu belajar di luar lingkungan sekolah,” jelas Eminarti.

Sinergi tripusat pendidikan diharapkan dapat menjadi sarana yang tepat dalam pembentukan karakter anak menghadapi era industri 4.0. Tripusat pendidikan merupakan tiga pihak yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga dan masyarakat sebagai lingkungan terdekat bagi anak diharapkan dapat berperan aktif menumbuhkan nilai-nilai karakter positif pada diri seorang anak, antara lain mendorong budaya literasi dan semangat belajar anak.

Menurut Direktur Pembinaan Sekolah Dasar, Ditjen Dikdasmen, Kemendikbud, Khamim, dunia pendidikan sebagai lini terdepan dalam peningkatan karakter peserta didik atau generasi penerus harus mampu beradaptasi dengan cepat dan menyesuaikan dengan keterampilan yang wajib dimiliki di abad 21. “Dalam hal ini pemerintah memiliki peran yang sangat strategis untuk pembentukan karakter bangsa, yaitu dengan menghadirkan berbagai program serta regulasi yang mendukung Perpres No.87/2017 terkait pelaksanaan penguatan pendidikan karakter,” jelas Khamim.

Disampaikannya, penguatan pendidikan karakter merupakan upaya yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud untuk pendidikan moral dan pendidikan akhlak yang bertujuan membentuk pribadi anak yang lebih baik dan selalu siap dalam setiap perubahan. Salah satu langkah pemerintah dalam mendorong pendidikan karakter adalah melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga yang sesuai dengan Pancasila. Lima nilai utama karakter pada siswa sekolah dasar dalam Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas.

Ketua Harian Komisi Nasional untuk UNESCO, Arief Rachman menambahkan, pembentukan karakter merupakan proses yang berlangsung lama, oleh karena itu anak-anak harus mendapatkan pendidikan karakter sejak dini dengan didukung oleh lingkungan yang berkarakter. “Perwujudan sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang berjalan dengan baik dapat menjadikan perkembangan karakter yang optimal bagi anak. Melalui sinergi ini diharapkan dapat menumbuhkan pemahaman bahwa ilmu yang didapat di sekolah akan diaktualisasikan di masyarakat,” jelas Arief.

BERITA TERKAIT

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…

BERITA LAINNYA DI CSR

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…