Kemenkop UKM Rancang Model Restrukturisasi Koperasi Susu

Kemenkop UKM Rancang Model Restrukturisasi Koperasi Susu

NERACA

Kuningan - Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Abdul Kadir Damanik mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menggulirkan program restrukturisasi bagi koperasi peternak susu. Tujuannya, agar kinerja usaha dan kapasitas produksi koperasi susu bisa terus meningkat."Di Kabupaten Kuningan direkomendasikan yang akan direstruktur adalah KSU Karya Nugraha Jaya (KNJ), koperasi yang memiliki anggota sebanyak 875 peternak sapi di Cigugur", kata Damanik dalam acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Model Restrukturisasi Koperasi Peternak Susu”, di Sangkanhurip, Kabupaten Kuningan, Rabu (11/7).

Damanik menambahkan bahwa KSU KNJ yang mampu memproduksi 35 ribu liter susu perhari, akan dijadikan sebagai pilot project atau model restrukturisasi bagi pengembangan koperasi susu di Indonesia. "Beberapa bidang yang akan mendapat sentuhan restrukturisasi diantaranya kelembagaan, manajemen, keuangan, dan bidang usaha."Kita ingin membangkitkan kembali ekonomi para peternak sapi perah. Terlebih produktifitas susu dari koperasi tengah menurun", kata Damanik.

Untuk itu, Damanik mengakui, pihaknya sudah melakukan pendekatan kepada Bupati Kuningan untuk mencari solusi tepat bagi pengembangan koperasi susu di wilayahnya."Responnya positif dan kita akan melakukan kerjasama kongkrit. Bupati siap menyediakan lahan dikelola koperasi untuk pengelolaan pembuangan limbah kotoran sapi agar ramah lingkungan", ujar Damanik.

Selain itu, lanjut Damanik, akan dijajaki juga pendekatan ke pihak Taman Nasional Gunung Ciremai untuk bisa ditanami rumput bagi makanan sapi. Masalah lain yang harus dicarikan solusinya adalah peremajaan bibit sapi unggul."Perusahaan besar sudah masuk ke pengolahan susu peternak sapi. Koperasi dan UKM harus bisa antisipasi hal itu agar tidak tergilas", tandas Damanik.

Damanik mengajak seluruh stakeholder untuk mencermati kondisi tersebut."Kita harus terus membangun sinergi dan kerjasama dengan pihak lain, sehingga koperasi peternak susu bisa lebih menjadi besar lagi kapasitas usahanya. Pasalnya, prospek bisnis susu ke depan masih sangat menjanjikan", kata Damanik.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kuningan Bunbun Budhiyasa mengapresiasi program restrukturisasi koperasi peternak susu di wilayahnya."Letak geografis Kuningan yang di bawah kaki Gunung Ciremai amat cocok untuk usaha sapi perah dan budidaya sapi perah. Apalagi, kita sudah mencanangkan Kuningan sebagai sentra susu sapi di Jawa Barat", kata Bunbun.

Bunbun pun menjanjikan bahwa lahan di Taman nasional Gunung Ciremai bisa dimanfaatkan untuk ditanami rumput bagu pakan ternak sapi."Selain itu, kita juga akan bangun kerjasama dengan pihak swasta yang memiliki lahan banyak namun belum diefektifkan. Itu bisa dimanfaatkan oleh koperasi", tegas Bunbun.

Beberapa Masalah

Sedangkan Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Dedi Setiadi mengungkapkan beberapa permasalahan yang masih membelit koperasi susu dan peternak sapi di Indonesia. Pertama, masalah lahan."Hampir 70% peternak sapi tidak punya lahan, 20% punya lahan tapi tidak cukup, dan hanya 10% yang memiliki lahan dengan cukup. Bandingkan dengan di Belanda, dimana satu sapi memiliki lahan hingga satu hektar", papar Dedi.

Dengan kondisi seperti itu, lanjut Dedi, skala peternak sapi menjadi kecil, dengan produktifitas yang rendah."Makanan rumput bagi sapi tidak tercukupi, sehingga sapi rentan terhadap penyakit dan memiliki daya tahan rendah", tandas Dedi.

Solusinya, kata Dedi, harus disiapkan payung hukum untuk koperasi susu dan peternak sapi agar bisa memanfaatkan lahan yang tersedia. Misalnya, kerjasama dengan Perhutani atau pihak swasta."Dalam kerjasama itu bentuknya sharing, saling menguntungkan. Pokoknya, kita boleh memakai lahan Perhutani untuk menanam rumput bagi makanan sapi", imbuh Dedi.

Masalah lain yang masih membelit koperasi susu dan peternak sapi adalah terkait bibit sapi. Dimana peternak akan kesulitan menyiapkan bibit sapi unggul dengan waktu dua tahun."Butuh biaya besar dan waktunya lama. Seharusnya, urusan bibit sapi itu domainnya pemerintah. Dalam hal ini pemerintah bis kerjasama dengan koperasi susu", pungkas Dedi. Mohar/Rin

 

 

 

BERITA TERKAIT

Modal Pinjam PNM Mekaar, Dewi Lambungkan Bisnis Minuman Kesehatan

NERACA Jakarta – Tidak sedikit masyarakat kita yang masih kebingungan mendapatkan modal usaha. Mereka pernah mendengar ada pinjol, KUR, berbagai…

Studi Populix: Ritel Offline dan Online Akomodasi Preferensi Belanja Konsumen Indonesia yang Beragam

NERACA Jakarta - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan…

BAZNAS Bersama TNI AU Berhasil Terjunkan Bantuan untuk Palestina dari Udara

NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Modal Pinjam PNM Mekaar, Dewi Lambungkan Bisnis Minuman Kesehatan

NERACA Jakarta – Tidak sedikit masyarakat kita yang masih kebingungan mendapatkan modal usaha. Mereka pernah mendengar ada pinjol, KUR, berbagai…

Studi Populix: Ritel Offline dan Online Akomodasi Preferensi Belanja Konsumen Indonesia yang Beragam

NERACA Jakarta - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan…

BAZNAS Bersama TNI AU Berhasil Terjunkan Bantuan untuk Palestina dari Udara

NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…