Kejar Produksi Batu Bara 500 Ribu Ton - BOSS Tambah Tiga Alat Berat Rp 114 Miliar

NERACA

Jakarta – Penuhi target produksi batu bara tahun ini sebesar 500 ribu ton, emiten tambang batu bara PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk. (BOSS) akan menambah tiga alat berat pada Agustus 2018 senilai Rp114 miliar.

Direktur Keuangan Borneo Olah Sarana Sukses, Widodo Nurly Sumady dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menyampaikan, perusahaan optimistis untuk mempertahankan kinerja positif pada 2018. Oleh karena itu, BOSS tengah mengembangkan infrastruktur dan fasilitas penambangannya “Salah satu pengembangan fasilitas ialah menambah tiga armada alat berat senilai Rp114 miliar pada Agustus 2018,”ujarnya.

Keberadaan alat baru akan menambah fasilitas yang sudah beroperasi sebelumnya di salah satu anak usaha BOSS, yakni PT Borneo Olahsarana Sukses (BOS). Widodo menyampaikan, keputusan pembelian alat baru bertujuan mendukung produksi batu bara sejumlah 500.000 ton pada 2018. Volume itu meningkat signifikan dari realisasi 2017 sekitar 200.000—300.000 ton.

Pada kuartal I/2018, BOS telah menandatangani kontrak penjualan dengan Glencore International sebesar 250.000 ton (plus 20% opsi penambahan) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) sebesar 150.000 ton dengan opsi penambahan 50.000 ton.”Kami sudah mengamankan kontrak penjualan batu bara sebesar 400.000 ton. Penambahan alat baru akan mendukung pencapaian target produksi dan penjualan,” paparnya.

BOS memiliki kualitas batu hitam premium dengan kalori 6.517-7.128 Kcal/kg. Kendati memiliki kalori tinggi, kandungan sulfur dan abu masing-masing di bawah 0,6% serta 6%. Per Maret 2018, penjualan perusahaan melonjak 257,51% year-on-year (yoy) menjadi Rp61,14 miliar. Laba bersih mencapai Rp1,32 miliar, berbalik dari rugi bersih pada kuartal I/2017 sebesar Rp4,55 miliar.

Sebelumnya BOSS menargetkan pendapatan perusahaan pada 2018 naik 3 kali lipat menjadi US$60 juta atau sekitar Rp810 miliar (estimasi 1US$=Rp13.500). Nilai target itu dapat tercapai dari estimasi penjualan batu bara pada 2018 sebesar 800.000 ton. Adapun, margin laba bersih ditargetkan sekitar 25% dari total pendapatan. Sehingga jika dihitung, perusahaan tambang batubara ini menargetkan laba bersih bisa mencapai US$ 15 juta pada tahun ini.

Perusahaan yang baru saja melantai di BEI ini yakin mencapai target tersebut, lantaran harga batubara diprediksi terus meningkat pada tahun ini. Belum lagi, hasil produksi batubara perusahaan yang berkualitas tinggi memungkinkan BOSS untuk menjual batubara dengan harga yang lebih tinggi dibanding harga patokan global. Selain itu, BOSS menargetkan peningkatan produksi di tahun ini. "Produksi kami diperkirakan bakal meningkat menjadi 800.000 ton tahun ini dengan pembukaan konsesi tambang baru," kata Direktur Utama BOSS, Freddy Tedjasasmita

Tahun lalu, jumlah produksi batubara BOSS mencapai 200.000 ton. Sekitar 50% dari hasil produksi tersebut diekspor ke Jepang, sementara sisanya dijual di dalam negeri.

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Aplikasi Travoy - Perjalanan Mudik Makin Terencana, Tenang dan Nyaman

Baru di pacu kecepatan 80 km dalam ruas tol Jagorawi, Toyota Avanza milik Abay (42) akselerasinya tidak lagi agresif. Padahal…

Peduli Bencana Alam di Jawa Timur - Uni Charm Donasikan Produk Higienis Bagi Korban

Bantu meringankan korban bencana gempa bumi di Jawa Timur, PT Uni Charm Indonesia Tbk memberikan donasi kepada salah satu wilayah…

Dampak Konflik Timur Tengah - Laju IHSG Bakal Bergerak Berfluktuasi

NERACA Jakarta – Konflik timur tengah kembali memanas pasca serangan Iran ke Israel. Dimana kondisi ini tentu saja memberikan dampak…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Aplikasi Travoy - Perjalanan Mudik Makin Terencana, Tenang dan Nyaman

Baru di pacu kecepatan 80 km dalam ruas tol Jagorawi, Toyota Avanza milik Abay (42) akselerasinya tidak lagi agresif. Padahal…

Peduli Bencana Alam di Jawa Timur - Uni Charm Donasikan Produk Higienis Bagi Korban

Bantu meringankan korban bencana gempa bumi di Jawa Timur, PT Uni Charm Indonesia Tbk memberikan donasi kepada salah satu wilayah…

Dampak Konflik Timur Tengah - Laju IHSG Bakal Bergerak Berfluktuasi

NERACA Jakarta – Konflik timur tengah kembali memanas pasca serangan Iran ke Israel. Dimana kondisi ini tentu saja memberikan dampak…