Cetak Wirausaha Baru, PB HMI Gelar Workshop

 

 

 

NERACA

 

Jakarta – Sektor dunia usaha Indonesia masih cenderung sedikit jumlahnya. Padahal untuk membuat ekonomi tetap berjalan, maka dunia usaha perlu ditambah jumlahnya. Maka dari itu, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menggelar workshop untuk mencetak wirausaha baru di Ketapang Sampit, Kotaraingin Timur, Kalimantan Tengah, Senin (9/7).

Program worshop dihadiri sekitar 400 orang Peserta berasal dari Perguruan Tinggi yaitu STIE sampit, Darul Amin dan HMI Cabang se Kalimantan Tengah. Kamrussamad selaku founder Kahmipreneur hadir memberikan materi perdana pada workshop. Kamrussamad mengatakan potensi ekonomi Kalimantan Tengah tumbuh diatas rata rata pertumbuhan nasional khususnya Kotawaringin Barat. “Maka dari itu, perlu didorong terbentuknya ekosistem digital entrepreneur di kota Sampit. Dan mendorong pemerintah daerah membangun infrastruktur IT dengan mencanangkan program smart city,” tukasnya.

Sebagai Ketua PB HMI bidang Wirausaha, Aris Soim menegaskan follow up dari workshop ini adalah business plan competion. Hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Kotawaringin Timur Haji Muhamad Taufik Mukri, GM Grand Hotel Sampit Sofyan dan Muh Talha Asisten Deputi Kementerian UKM Koperasi.

Sekedar informasi, KahmiPreneur merupakan program inspiratif untuk melatih, mentoring, membuka akses permodalan, akses pemasaran, akses teknologi digital dan akses manajemen modern. Tujuannya, agar bisnis alumni HMI bisa tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan kemandirian ekonomi umat.

Kamrussamad yang juga Pengurus Kadin Indoensia menegaskan, membangun kemandirian ekonomi umat menjadi salah satu tantangan terbesar bagi KAHMI. "Tantangan hari ini dan ke depan bagi generasi muda adalah mengambil peranan pembangunan wirausaha sebagai wujud perubahan mindset alumni HMI," jelasnya.

Apalagi dalam era milenal seperti sekarang ini, produk yang dihasilkan sangat mudah dipromosikan dengan media digital. Bahkan, untuk memenangkan persaingan adalah dengan terus-menerus memunculkan atau menciptakan perbedaan (diferensiasi). Perbedaan itu, lanjut Kamrussamad, yang mesti berjalan baik dari sisi barang maupun pemasaran. "Makanya harus dijaga supaya tetap ada diferensiasi. Kalau diferensiasi hilang tidak relevan itu biasanya terjadi kejenuhan," ujarnya.

Selain itu, dengan adanya digitalisasi terutama dalam pemasaran maka modal yang perlukan tidaklah besar. Namun, produk yang dihasilkan tidak monotan dan mengikuti atau menjadi follower yang lain. "Tentunya kalau memang ingin menjadi sorotan dalam persaingan ini harus lebih kreatif baik dalam menghasilkan produk maupun memasarkan," kata Kamrussamad.

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…