DPR : Perekonomian Jangan Dikuasai Asing

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Anggota Komisi XI DPR Ecky Awal Kurniawan menginginkan situasi perekonomian dalam negeri jangan sampai bergantung kepada kemampuan pemodal asing karena dampaknya tidak baik terhadap kestabilan ekonomi nasional. "Ekonomi kita tersandera oleh asing," kata Ecky Awal Kurniawan dalam rilis di Jakarta, kemarin.

Menurut politisi PKS itu, dengan adanya satu kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga acuan mengakibatkan kondisi perekonomian nasional seperti "sampan terombang-ambing dalam ombak besar". Ia juga mengingatkan bahwa pada saat ini, struktur utang dan kondisi pasar modal juga masih didominasi asing. “Jadi mereka gampang saja lari jika terjadi goncangan kecil saja atau ada investasi yang lebih menarik, baik dalam imbal hasil maupun likuiditas,” katanya.

Selain itu, ujar dia, permasalahan energi juga masih ada yang diimpor sehingga sebenarnya persoalan nilai tukar berakar masalah-masalah struktural di sektor riil, yang tidak akan begitu efektif jika hanya direspons oleh kebijakan moneter.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan menyatakan pemerintah perlu memperkuat fundamental perekonomian nasional dalam menghadapi kondisi pelemahan nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. "Fundamental ekonomi kita harus diperkuat agar mampu menahan kuatnya dolar AS," katanya. Menurut Taufik, dengan kebijakan yang mengarahkan kepada penguatan fundamental ekonomi, maka rupiah juga diharapkan bisa kembali menguat.

Politisi PAN itu mengemukakan, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) harus siaga menghadapi pelemahan rupiah ini serta tidak bisa menilai bahwa pelemahan itu adalah sesuatu yang berlangsung sebagai normal atau hanya berlangsung secara musiman. "Pelemahan ini jangan terus-terusan dianggap hal yang normal," ucapnya.

Ia juga mengatakan, manfaat dari penguatan fundamental ekonomi juga akan memunculkan serta meningkatkan kepercayaan dari berbagai pihak pemangku kepentingan dan kalangan investor. Dengan kepercayaan dari investor, lanjutnya, aliran dana keluar juga dapat diredam. Taufik juga mengingatkan bahwa dampak dari melemahnya rupiah antara lain juga terkait dengan beban pembayaran utang sehingga perlu benar-benar diwaspadai.

Memang, saat ini porsi kepemilikan asing di instrumen Surat Berharga Negara (SBN) telah mencapai 40%. Besarnya kepemilikan asing, berpotensi terjadinya pembalikan modal (capital reversal) ketika terjadinya gejolak ekonomi dunia. Dalam mengantisipasi potensi capital reversal di tengah pengetatan kebijakan moneter Amerika Serikat, ada beberapa hal yang bisa dilakukan Bank Indonesia (BI) maupun pemerintah agar dampaknya tidak dirasakan terlalu dalam bagi perekonomian.

BI, dianggap memiliki first line of defense dalam hal pengelolaan modal dengan memperkuat cadangan devisa. Posisi cadangan devisa saat ini, dianggap masih bisa mengkompensasi apabila terjadi pembalikan arus modal secara besar-besaran. “Pasar keuangan Indonesia masih memiliki buffer yang dapat menahan capital flight dari pasar keuangan Indonesia," kata Ekonom Bank Permata Josua Pardede.

Sementara bagi pemerintah, keberadaan Bond Stabilization Framework bisa dipergunakan untuk mengantisipasi terjadinya pembalikan arus modal secara mendadak (sudden reversal) di pasar obligasi negara. Namun, kondisi fundamental ekonomi Indonesia dianggap masih cukup mampu mengkompensasi terjadinya pembalikan modal. Apalagi, kenaikan yield US Treasury disebut akan mendorong kenaikan yield Surat Utang Negara pada level yang dianggap menarik.

Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro pun tak memungkiri, tekanan adanya pembalikan arus modal cukup besar jelang kenaikan suku bunga The Fed. Kuncinya, adalah menjaga stabilitas indikator makro terutama volatilitas rupiah dan inflasi. “Dua indikator ini akan sangat penting untuk menjaga investasi portofolio asing di bonds market,” katanya.

 

 

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…