Women's Health Center RSCM Kencana - Satu-satunya Pusat Kesehatan Perempuan

Pentingnya tiga pilar pelayanan yaitu kehamilan dan persalinan aman, pencegahan

disfungsi dasar panggul dan penapisan kelainan kandungan, untuk kesehatan perempuan Indonesia.

 

Neraca. Women’s Health Center RSCM Kencana adalah satu-satunya pusat kesehatan perempuan di Indonesia yang melandasi pelayanannya pada tiga pilar pelayanan yaitu kehamilan dan persalinan aman, pencegahan disfungsi dasar panggul serta penapisan kelainan kandungan. Tiga pilar ini dimaksudkan untuk memberikan layanan menyeluruh untuk meningkatkan derajat kesehatan perempuan Indonesia.

Dr. dr.Imam Susanto, SpBP, Direktur Women’s Health Center RSCM Kencana mengatakan hal itu pada acara peluncuran lembaga itu pekan lalu.

Dalam sambutannya, Dr. dr.Imam Susanto, SpBP mengatakan RSCM Kencana yang mulai

beroperasi pada 7 Mei 2010, kini menghadirkan Cluster WHC dengan misi memberikan layanan

kesehatan perempuan secara inovatif, terdepan dan profesional secara terpadu dalam rangka

mengantisipasi perkembangan layanan obstetrik dan ginekologi. Melalui slogan WHC yaitu

“Karena Perempuan Ingin Dimengerti, kami percaya bahwa kesehatan perempuan berawal dari kesadaran sejak dini untuk hidup yang berkualitas.”

Kehamilan dan persalinan aman sebagai salah satu pilar pelayanan WHC RSCM Kencana yang mencakup layanan antenatal, intervensi dalam kehamilan, kardiotokografi, persalinan, perawatan pasca persalinan, informasi/konseling tentang kesehatan reproduksi serta layanan berbagai metode kontrasepsi.

Dr. Aria Wibawa, SpOG mengemukakan, tujuan utama jangka panjang sistem reproduksi adalah menciptakan generasi “platinum” di masa yang akan datang, yaitu generasi yang cerdas, tangguh, tanggap, mampu bersaing dan mampu menghasilkan produk unggulan. Begitu juga, kehamilan merupakan proses alamiah yang normal yang tanpa intervensi pun proses reproduksi akan berjalan dengan sendirinya.

Namun ibaratnya membangun sebuah rumah atau gedung yang komplek, maka tentunya akan berbeda rumah yang dibangun dengan perencanaan yang baik dibandingkan dengan rumah yang dibangun tanpa perencanaan. Perempuan sangat mendominasi dan berperan dalam proses mulai dari rencana pembentukan (prakonsepsi), pembentukan (konsepsi), kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi (early life) serta pengaturan kehamilan selanjutnya.”

 “Dengan perencanaan atau manajemen reproduksi yang baik pasutri dapat merencanakan dan

mempersiapkan agar proses tersebut berjalan lancar dan mengembangkan hasil yang optimal," katanya.

Teknik terkini memungkinkan bidang kedokteran mendeteksi dan memprediksi hasil luaran janin untukmelakukan optimalisasi kondisi ibu, pertumbuhan janin, koreksi dini dan terapi/ intervensi jika diperlukan, baik selama dalam proses kehamilan (intra uteri) maupun setelah lahir.

 

“Untuk itu, selain membekali dengan dokter-dokter yang kompeten, manajemen reproduksi WHC juga dilengkapi fasilitas pendukung seperti laboratorium, USG, monitor janin, kamar bersalin dan operasi baik untuk pemeriksaan dasar (basic) maupun lanjutan (advance), juga berkolaborasi dengan bidang-bidang yang berhubungan seperti ahli gizi klinik, ahli perinatologi, ahli bedah anak, ahli jantung anak dan lainnya,” tambahnya.

 

Pada kesempatan yang sama dr.Budi Iman Santoso, SpOG (K) menjelaskan bahwa kehamilan dan persalinanyang tidak aman dapat menempatkan ibu pada kondisi disfungsi dasar panggul, salah satunya dapat menimbulkan prolaps organ panggul.

 

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kerusakan otot levator ani berkaitan dengan riwayat persalinan melalui vagina (lahir secara normal), kerusakan tersebut menimbulkan berbagai gejala yang dapat mengganggu kualitas hidup seperti inkontinensia urin, inkontinensia alvi, prolaps organ panggul dan disfungsi seksual.

 

Salah satu faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya kerusakan otot dasar panggul terdiri atas faktor risiko demografik, yang meliputi usia ibu, ras, paritas, dan indeks massa tubuh sedangkan faktor risiko obstetrik meliputi usia ibu saat persalinan pertama, cara persalinan, lamanya kala dua, taksiran berat janin, episiotomi, dan robekan perineum.

 

Namun demikian, dr. Budi Iman Santoso, SpOG (K) menjelaskan, sebenarnya permasalahan ini memerlukan peningkatan kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang baik, mempertinggi akses layanan dan fasilitas kesehatan.

Menurut penelitian diperkirakan 2,5% dari seluruh persalinan Caesar dilakukan atas permintaan ibu tanpa adanya indikasi medik, karena rasa khawatir akan terjadinya disfungsi dasar panggul setelah menjalani persalinan normal.

 

“Padahal, persalinan Caesar tanpa indikasi hanya mampu melindungi 1 dari 7 ibu yang akan mengalami kerusakan otot levator ani akibat persalinan normal. Sedangkan, risiko mortalitas dan morbiditas persalinan Caesar meningkat lima kali dibanding persalinan normal. Belum lagi, risiko pasca melahirkan dan masa rawat inap yang lebih lama,” lanjutnya.

 Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kerusakan otot dasar panggul, yaitu melakukan suatu sistem skoring terkini yang dapat dipakai untuk memprediksi terjadinya kerusakan otot dasar panggul.

Saat ini, metode skoring baru dikembangkan di WHC RSCM Kencana. Bila skoring menunjukkan risiko kerusakan otot dasar panggul adalah rendah, maka pasien dapat diyakinkan untuk memilih persalinan normal tanpa ada rasa khawatir mengalami disfungsi dasar panggul.

 “Inovasi dan skrining terpadu dalam mendeteksi kelainan kandungan merupakan salah satu pilar penting dalam meningkatkan derajat kesehatan perempuan, salah satunya untuk pencegahan kanker serviks (mulut rahim). Kanker mulut rahim merupakan kanker pada wanita yang paling tinggi insidens maupun angka kematiannya.”

 Di Indonesia didapatkan 40-45 kasus baru dengan 20-25 kematian akibat kanker mulut rahim setiap harinya atau 1 kematian setiap jamnya“ dikatakan Dr.dr.Junita Indarti, SpOG hari ini. Penyebab mulut rahim adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV), karena pada 99,7% specimen kanker mulut rahim didapatkan DNA HPV tipe onkogenik atau risiko tinggi.

 

Sedikitnya 80% perempuan yang telah melakukan hubungan seksual berpotensi terinfeksi virus ini. Akan tetapi infeksi HPV dapat sembuh dengan sendirinya (regresi) dalam 1-2 tahun, karena sifatnya yang transien dan antara lain juga karena adanya peran sistem kekebalan tubuh.  “Namun infeksi HPV risiko tinggi yang menetap (persisten) dapat mengarah pada kanker mulut rahim apabila tidak diobati secara baik dan benar,” tambahnya.

 HPV risiko tinggi dapat menyebabkan kelainan yang disebut prakanker yang dapat berkembang dari tahap prakanker pada usia sekitar 30  tahun dan akhirnya menjadi kanker pada usia sekitar 40-50 tahun.

Untuk menjawab permasalahan kesehatan perempuan tersebut, ada metode terkini yang dapat

dilakukan untuk deteksi dini kanker mulut rahim, yaitu gabungan antara sitologi berbasis cairan dengan pemeriksaan HPV DNA genotyping test yang akurasinya sangat baik.

“Prakanker serviks hampir tidak memiliki gejala dan cara pencegahan sekunder yang dapat dilakukan adalah melalui skrining/ penapisan, antara lain dengan pemeriksaan Pap smear atau dengan Sitologi berbasis cairan. Apabila didapatkan hasil skrining positif/abnormal maka dilanjutkan dengan pemeriksaan kolposkopi.

Kolposkopi digunakan untuk melihat jaringan mulut rahim dengan cara pembesaran dan pencahayaan sehingga dapat melihat kelainan/ prakanker yang ada di mulut rahim. Pemeriksaan ini berlangsung selama kurang lebih 15 menit, tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak memerlukan anestesi. Bila ditemukan kelainan yang diduga prakanker maka tindakan akan dilanjutkan dengan biopsi, di mana jaringan yang dibiopsi akan diperiksa secara histopatologi untuk menentukan terapi selanjutnya.

Pada umumnya tindakan terapi pada lesi prakanker mulut rahim adalah eksisi yaitu mengambil jaringan yang sakit tersebut dengan alat diathermy loop, yang dapat dilakukan di fasilitas rawat jalan dan dengan angka kesembuhan hampir mendekati 100%,“ tutup Dr. Junita.

 

(sahlan)

BERITA TERKAIT

Saat Perjalanan Mudik - Pembesaran Prostat Tak Dianjurkan Konsumsi Minum Manis

Mudik sehat, aman dan nyaman tidak hanya disiapkan dari infrastruktur jalan tetapi juga perlu diperhatikan kesiapan dan kesehatan para pemudik.…

Mengenal dan Deteksi Awal Penyakit Papiledema

Terbatasnya penglihatan dan bahkan nyaris buta yang diderita mantan kiper Timnas Kurnia Mega diketahui karena mengidap penyakit papiledema sejak 2017…

Jaga Kesehatan Saat Mudik, Simak Tipsnya

  Mudik menjadi budaya yang dilakukan orang Indonesia seusai sebulan berpuasa selama Ramadan. Namun, perjalanan jauh sering kali memengaruhi kesehatan…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Saat Perjalanan Mudik - Pembesaran Prostat Tak Dianjurkan Konsumsi Minum Manis

Mudik sehat, aman dan nyaman tidak hanya disiapkan dari infrastruktur jalan tetapi juga perlu diperhatikan kesiapan dan kesehatan para pemudik.…

Mengenal dan Deteksi Awal Penyakit Papiledema

Terbatasnya penglihatan dan bahkan nyaris buta yang diderita mantan kiper Timnas Kurnia Mega diketahui karena mengidap penyakit papiledema sejak 2017…

Jaga Kesehatan Saat Mudik, Simak Tipsnya

  Mudik menjadi budaya yang dilakukan orang Indonesia seusai sebulan berpuasa selama Ramadan. Namun, perjalanan jauh sering kali memengaruhi kesehatan…