Kemenperin Beri Bantuan Mesin Produksi 50 IKM Logam di Bogor

NERACA

Jakarta – Kementerian Perindustrian terus mendorong peningkatan kualitas produk industri kecil dan menengah (IKM) nasional agar semakin berdaya saing global di tengah persaingan yang semakin kompetitif saat ini. Program strategis yang telah dilakukan, antara lain memberikan bantuan fasilitas mesin dan peralatan guna memanfaatkan teknologi modern agar lebih produktif sekaligus usahanya bisa ekspansif.

“Kami berkomitmen untuk aktif melakukan penguatan dan pengembangan sektor industri khususnya IKM di setiap daerah di Indonesia,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Kamis (5/7). Menurutnya, aktivitas industri konsisten dan terbukti mampu membawa efek berantai untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini terwujud melalui peningkatan pada nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, dan penerimaan devisa dari ekspor.

Lebih lanjut, penumbuhan IKM juga berperan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, mendukung ketahanan ekonomi, dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. “Apalagi IKM sebagai sektor mayoritas dari populasi industri di Indonesia,” imbuh Gati.

Untuk itu, Direktorat Jenderal IKM beberapa waktu lalu memberikan mesin dan peralatan produksi bagi 50 pelaku IKM logam di Desa Tarikolot, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Sebelumnya, mereka telah mendapatkan pelatihan workshop e-Smart IKM tentang teknik peningkatan kemampuan SDM IKM logam dan agar bisa memasarkan produknya di e-commerce.

“Mesin dan peralatan yang kami berikan di sentra IKM logam Citeureup tersebut, antara lain adalah mesin potong kawat, mesin potong plat, mesin power press, mesin bor duduk dan alat cetak logam,” sebutnya. Mereka di antaranya memproduksi pealatan dapur berbahan aluminium, seperti panci, teko, dandang, dan loyang atau cetakan kue.

Gati menjelaskan, seiring dengan perkembangan zaman dan tren gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini, sektor IKM logam juga dituntut lebih kreatif menciptakan proposisi nilai produk yang unik untuk segmentasi pasar tertentu. “Keberadaan IKM alat rumah tangga pun tak ketinggalan di dalamnya, harus sesuai dengan permintaan pasar sekarang, dengan menghasilkan peralatan memasak yang model dan motifnya kekinian, namun tidak melupakan fungsi utamanya,” tuturnya.

Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut Endang Suwartini menyampaikan, strategi pemasaran produk IKM perlu dimaksimalkan dengan memanfaatkan keberadaan modern market dan juga e-commerce. “Oleh karenanya, kami terus mengajak pelaku IKM nasional untuk ikut serta dalam program e-Smart IKM. Apalagi, hingga Juni 2018, komoditas logam menjadi produk IKM paling laris yang banyak dibeli konsumen di e-Smart IKM,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Endang, pemerintah terus mendorong strategi kerja sama antara pelaku IKM dengan sentra di wilayahnya sebagai salah satu upaya efektif untuk membangun IKM yang mandiri. “Hal ini sangat baik, karena melalui kerja sama ini dapat memperoleh kepastian pasar dan kepastian pasokan bahan baku,” ucapnya.

Bahkan, dari upaya kolaborasi itu, IKM dapat pula melakukan perbaikan kualitas dan kuantitas produk yang sesuai dengan permintaan konsumen, mengelola sistem manajemen yang baik, meningkatkan kompetensi SDM, serta mendapat kemudahan akses informasi, teknologi, dan perizinan.

“Pelaksanaan program dan strategi tersebut menjadi langkah nyata Kemenperin dalam memperkuat struktur industri nasional khususnya sektor IKM, yang kami harapkan dapat berperan di dalam rantai pasok di dalam dan luar negeri,” tegasnya.

Sebelumnya, Gati menyampaikan, pihaknya akan berupaya menggandeng Go-Jek dan Google untuk meningkatkan akses pasar dan kemampuan para pelaku IKM di dalam negeri. Upaya ini merupakan respons pemerintah mengantisipasi perkembangan e-commerce dan teknologi untuk sektor industri.

“IKM kita harus update dengan teknologi digital. Hal ini seiring dengan implementasi industri 4.0. Selain itu, pentingnya manajemen keuangan yang baik dan menghasilkan produk yang memenuhi standar agar lebih bersaing dengan kompetitor,” paparnya seusai workshop e-Smart IKM di Surabaya, Selasa (3/7).

Gati menambahkan, pelaku IKM perlu mengambil peluang dari potensi pasar e-commerce di Indonesia yang akan mencapai USD46 miliar atau 52 persen dari potensi pasar e-commerce di Asia Tenggara sebesar USD88 miliar pada tahun 2025. “Untuk itu, kami telah membuat platform digital e-Smart IKM yang telah diluncurkan sejak Januari 2017,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…