Tren Suku Bunga Tinggi - Daya Tarik Obligasi Korporasi Masih Menjanjikan

NERACA

Jakarta – Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan acuan suku bunga hingga empat kali sebagai respon terhadap gejolak nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, menjadi ancaman bagi potensi pasar obligasi di dalam negeri. Namun demikian, pelaku pasar melihat pasar obligasi masih menjadi pilihan ditengah suku bunga yang tinggi.

Tengok saja, dalam sepekan kemarin, pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mencatat  sembilan obligasi korporasi. Dengan kesembilan pencatatan ini, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 358 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp403,01 triliun dan US$ 47,5 juta yang diterbitkan oleh 114 emiten. Sebanyak 89 seri Surat Berharga Negara (SBN) telah tercatat di BEI dengan nilai nominal Rp2.196,92 triliun dan US$ 200 juta, serta 10 emisi Efek Beragun Aset senilai Rp9,19 triliun.

Teranyar, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah menyelesaikan penerbitan obligasi berkelanjutan III Tower Bersama Infrastructure tahap I tahun 2018 (Obligasi TBIG III Tahap I). CFO PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Helmy Yusman Santoso dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan bahwa total penerbitan Obligasi TBIG III Tahap I sebesar Rp608 miliar pada tingkat kupon tetap 8,50% untuk tenor 3 tahun dan kupon yang dibayarkan setiap kuartal. Obligasi TBIG III Tahap I adalah setara kewajiban senior tanpa jaminan khusus dari TBIG. “Penggunaan dana dari penawaran ini setelah dikurangi biaya penerbitan akan digunakan untuk pembayaran sebagian kewajiban finansial dari entitas anak perseroan, khususnya Fasilitas B dari Credit Facilities yang ada,"ujarnya.

Obligasi TBIG III tahap I telah memperoleh peringkat AA- dari Fitch Indonesia. Obligasi TBIG III Tahap I akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 6 Juli 2018. Per 31 Maret 2018, total pinjaman kotor (gross debt) Perseroan jika bagian pinjaman dalam mata uang US$ yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp18.084 miliar dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp12.138 miliar. 

Dengan saldo kas yang mencapai Rp926 miliar, total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp17.158 miliar dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) perseroan menjadi Rp11.212 miliar. Menggunakan EBITDA kuartal pertama 2018 yang disetahunkan, rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 3,1x dan pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,8x.

Sebelumnya, Executive Vice President PT Schroders Investment Management Indonesia, M. Renny Raharja mengatakan, tingkat suku bunga acuan yang sudah tinggi saat ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi penerbit obligasi korporasi. "Mau tak mau, yield yang ditawarkan harus lebih tinggi lagi dari obligasi pemerintah yang sekarang sudah di kisaran 7,4%-7,6%,"paparnya.

Renny juga menilai, kondisi pasar obligasi yang tak begitu likuid juga membuat kondisi yield saat ini belum sepenuhnya merefleksikan tren kenaikan suku bunga acuan. Lain halnya dengan obligasi pemerintah yang yield-nya secara otomatis menyesuaikan kondisi pasar maupun kebijakan pemerintah.

Saran Renny, investor dapat mempertimbangkan obligasi korposrasi yang diterbitkan oleh perusahaan BUMN. Obligasi korporasi dari sektor konsumer dan perbankan BUKU IV juga masih dipandang bagus. "Schroders sendiri prefer sektor-sektor tersebut untuk masuk ke obligasi korporasi," kata dia.

Adapun, dengan asumsi yield SUN 10 tahun sebesar 7,4%-7,6% saat ini, Renny menilai spread yang menarik untuk obligasi korporasi berkisar antara 100-150 basis poin. Itupun dengan catatan, obligasi memiliki rating minimal idAA alias double A untuk menjamin kemampuan bayar utangnya.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…